"Rambutnya sebahu, lurus dan hitam. Matanya cukup besar dan ia tak gemuk, juga agak tinggi. Seringkali memakai kemeja."
"Sudah berapa lama kamu menunggu?"
"Satu jam. Dia begitu terlambat."
"Apakah dia pasti datang."
"Entah. Saya mengantuk."
"Tidurlah sejenak. Sudah terlalu lama kamu menunggu. Biar saya yang membantumu menunggunya. Jika ia muncul, saya tepuk pundakmu segera agar bangun."
Perempuan itu langsung setuju. Saat itu pula Rajani yakin perempuan itu baru saja melakukan pekerjaan berat semalaman hingga tidak tidur, mungkin ia sibuk mengerjakan tugas kuliah atau pekerjaan. Ia pasti sangat mengantuk, batin Rajani. Bagaimana tidak? Ia langsung setuju pada tawaran orang asing. Apakah ia sudah bekerja?Ia terlihat begitu muda di mata Rajani. Perempuan itu akhirnya tertidur pulas, kepalanya disandarkan ke pinggir kursi panjang, rambutnya kini menutupi seluruh wajahnya hingga ia tak dapat dikenali lagi.
Setengah jam berselang, Rajani melihat laki-laki itu di hadapannya, agak jauh. Rajani bermaksud menepuk pundak perempuan di sebelahnya, namun rupanya air mata Rajani meleleh lebih dulu. Rajani tidak jadi menepuk perempuan itu. Laki-laki itu ia biarkan berlalu.
Rajani lupa sudah berapa lama ia membiarkan air matanya meleleh. Tiba-tiba ia merasa pundaknya ditepuk. Rupanya perempuan tadi sudah bangun.
"Dia tidak datang," ujar Rajani datar.
"Mengapa kamu menangis?"