Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Rajani

2 Maret 2018   20:05 Diperbarui: 5 Maret 2018   17:49 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rajani terusik ketika tiba-tiba buku di genggamannya direbut. Ia menengadah dan menemukan bukunya ada di genggaman seorang laki-laki asing. Lelaki itu bukan saja tidak pernah dilihatnya berada di perpustakaan sebelumnya, namun juga di seluruh bagian sekolah.

"Kembalikan."

Laki-laki itu seperti tak mendengarnya, "begini, Rajani. Saya memiliki sebuah penawaran. Barangkali kamu tertarik."

"Apa?" 

"Perjalanan ke masa lalu."

Sebelum Rajani sempat menjawab, laki-laki itu melanjutkan ucapannya, "Adakah suatu kisah dari masa lalu yang ingin kamu ubah?"

"Saya ingin bertemu perempuan yang mencampakkan saya ketika saya lahir," ujarnya spontan.

Laki-laki itu mengulurkan tangannya. Tanpa berpikir Panjang, Rajani membalas uluran itu. Seketika ia berada di kursi panjang taman kota. Taman kota tampak begitu berbeda. Di sebelahnya duduk seorang perempuan yang memiliki matanya. Selain perempuan itu, tak ada manusia lain di sana. Rajani langsung tahu siapa dia. Ini pasti dia, perempuan yang mencampakannya. Berkali-kali perempuan itu menguap. Ia menggunakan sedikit riasan wajah, namun ia lupa menyamarkan kantong matanya yang terlalu hitam. Rambutnya lurus dan panjang sepinggang.

"Hai. Sedang apa?"tanya Rajani segera.

Perempuan di sebelahnya tampak sedikit terkejut, "menunggu seseorang, untuk kencan pertama kali. Kamu sendiri?"

"Hanya mencari angin. Seperti apa rupanya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun