Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Melihat Angkasa dengan Mata Terpejam

25 September 2016   19:57 Diperbarui: 12 Februari 2017   21:45 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Angkasa masih tinggal di langit?” tanya saya sambil menengadah, mencoba mencari-cari keberadaannya.

Luana menutup mata, “masih.”

“Mana?”

Luana masih menutup matanya, ia tidak menjawab. Ia menyimpan langit dalam kepalanya, mencipta jalan pintas untuk melihat Angkasa dengan mata terpejam. Pipinya basah. Saya menyerahkan selembar sapu tangan padanya, namun Luana menghilang. Ia sudah kembali ke kamarnya.

-

Merangkak ke Saku Angkasa | Minum Dari Cangkir Angkasa | Angkasa Menghilang | Menginap di Dalam Kotak Pensil Warna Isi Sebelas | Mengunyah Angkasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun