Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[KC] Boleh Cicip Nektarmu?

3 Oktober 2015   16:54 Diperbarui: 15 Desember 2015   00:42 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KRAKK!

Mawar cantik itu dipetik! Astaga! Jahat sekali orang yang memetiknya!

Mawar cantik itu memang masih tetap cantik, namun saya tahu ia sudah mati. Astaga!

 

-Kimi-

Hari ini saya kembali berada di taman kota seperti kemarin. Nila minta ditemani pergi ke taman kota untuk bertemu dengan Alfa. Katanya, Alfa mengajaknya bertemu di sini.

Maka, di sini lah saya saat ini, bersembunyi di balik pohon, “menonton” Alfa yang sedang mengatakan cinta kepada Nila di kursi taman.

Saya melihat Alfa menyerahkan setangkai mawar yang tampak sangat cantik dan segar kepada Nila, sambil mengucapkan kata- kata yang tidak bisa saya dengar dari jarak sejauh ini. Nila tampak tersenyum, kemudian mengangguk. Saya merasa sangat lega. Ah, syukurlah semuanya berjalan dengan lancar. Saya ikut senang karena kini sahabat saya punya seorang kekasih.

 

-Si Biru Rapuh-

Ini sangat tidak adil!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun