Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[KC] Boleh Cicip Nektarmu?

3 Oktober 2015   16:54 Diperbarui: 15 Desember 2015   00:42 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pun berjalan menuju ke tempat di mana mereka duduk- duduk, kemudian ikut duduk juga.

“Hei!” sapa saya berbasa- basi.

“Kimi, kamu sahabat Nila, kan? Apakah kamu tahu benda apa yang cocok diberikan sebagai hadiah untuk mengatakan cinta kepada Nila?” tanya Alfa.

Nila adalah sahabat saya, kami sudah bersahabat sejak kami kecil. Dari dulu saya tahu Nila suka sekali bunga, terutama mawar. Akhir- akhir ini Nila memang sering bercerita bahwa Alfa mendekatinya. Saya ikut senang mendengarnya.

Lalu saya memberi tahu Alfa bahwa Nila suka mawar. Alfa tersenyum lebar sambil berterima kasih. Saya tidak sabar menceritakan ini kepada Nila, ia pasti akan senang bukan main!

***

 

-2-

-Si Biru Rapuh-

Hari ini saya masih memperhatikan mawar cantik itu. Saya berjanji kepada diri saya sendiri untuk menghampirinya hari ini! Harus hari ini! Saya memutuskan untuk menunggu beberapa jam lagi ketika saya sudah benar- benar berani. Mungkin dialog kami akan saya mulai dengan, “boleh cicip nektarmu?”. Ah, ternyata memang sulit sekali memberanikan diri untuk mengatakan cinta.

Namun, tiba- tiba terjadi hal yang mengejutkan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun