Mohon tunggu...
Abd Hafid
Abd Hafid Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Ibnu Sina Batam & STAI Ibnu Sina Batam

Doktor Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta, Mahasiswa Manajemen SDM S3-UNJ tahun 2015 dengan status candidat Doktor 2018. Dosen Tetap STAI Ibnu Sina Batam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini Melalui Guru Laki-laki

28 September 2019   14:14 Diperbarui: 28 September 2019   14:27 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

b. Guru laki-laki sebagai figure ayah.

Anak memerlukan sosok laki-laki dan wanita dewasa agar pembentukan gendernya seimbang.[11] Anak laki-laki mengidentifikasi gendernya lewat sosok laki-laki dewasa di dekatnya dan begitu juga pada anak perempuan, anak dapat mengidentifikasi gendernya dengan melihat sosok perempuan dewasa yang ada didekatnya Namun bagaimana jika di dalam keluarganya, anak tersebut di asuh oleh single parent atau orang tua tunggal dan begitu pula sosok laki-laki dewasa lainnya yang ada didekatnya? Guru laki-laki dapat menjadi pengganti sosok tersebut. Guru laki-laki dapat berperan sebagai sosok yang positif dalam membentuk identitas maskulinitas pada anak.[12]

c. Guru laki-laki sebagai sosok "Laki-laki Tradisional"

Tsigra membuat 3 poin, guru laki-laki sebagai sosok laki-laki tradisional yaitu:[13]

1). Guru laki-laki melakukan "Pekerjaan laki-laki" 

Guru laki-laki dapat memperlihatkan perilaku-perilaku atau tugas-tugas yang biasa laki-laki lakukan seperti mengangkat barang-barang yang berat, memaku, memperbaiki furniture (meja, kursi), memperbaiki genteng dan lain sebagainya.

2) Guru laki-laki dapat mengatur dan mendisiplinkan anak

Guru laki-laki dapat memperlihatkan perilaku maskulinitas. Menurut Tsigra (2010) dalam penelitiannya banyak orang tua percaya bahwa guru laki-laki dapat berkontribusi untuk mendisplinkan anak dan menurunkan permasalahan perilaku pada anak.

3). Guru laki-laki sebagai figure yang memiliki otoritas atau kekuatan (A man power)

Orang tua dapat menghargai dan berkomunikasi dengan baik dengan guru laki-laki. Terkadang guru perempuan pun dapat menanyakan dan meminta saran tentang masalah yang dihadapinya kepada guru laki-laki. Kemudian sosok "A man power" yang guru laki-laki miliki menyebabkan anak sedikit lebih segan "sedikit takut" sehingga anak lebih mendengarkan apa yang dikatakan guru laki-laki.
Mengacu pada fungsi dan peran laki-laki sebagaimana disebutkan di atas, maka sosok guru laki-laki sangatlah penting dalam pendidikan anak usia dini. Oleh sebab itu, steriotife tentang profesi guru di TK atau Preschool harus diubah, karena anak memerlukan kedua sosok tersebut agar seimbang. Semoga kedepannya, paradigma profesi guru TK atau preschool sebagai profesi feminis berubah sehingga keterlibatan laki-laki dalam pendidikan anak usia dini semakin berperan lebih banyak.

Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun