Mohon tunggu...
Atika Juliana
Atika Juliana Mohon Tunggu... -

Sedang belajar dan mau belajar. Suka menulis dan membaca. Baca blog saya :: littlekhay.blogspot.com :: salam kenal semua :D

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kenangan atau Cinta Part 3 #Masa lalu ku

2 Maret 2012   05:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:38 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Bisik-bisik terdengar dari kamarku yang memang menghadap ruang tamu itu. Kak Dan diam dan tak pernah mau menjawab apapun yang kami tanyakan. Mata Kak Dan merah. Aku tak tau apa maksudnya. Tadi Ibu, dan sekarang Kak Dan.

Kak Dan dengan tajam menatap kami seakan-akan kami ini sampah pengganggu. Samar-samar aku bisa melihat bola matanya yang sekarang mulai banjir dengan air mata. Dia mendorong Kak Ing dengan keras sampai kak Ing mengaduh lalu dia berteriak dengan lantang..

"Jangan ambil Papa lagi.."

Aku dan Kak Ing mungkin belum mengerti apa yang terjadi saat itu. Yang aku dan Kak Ing tau, sosok pria yang kami banggakan dan sedang bercengkrama dengan Ibunya di bawah adalah Ayah. Bukan Papa seperti yang Kak Dan teriakkan. Aku dan Kak Ing balik mengejar Kak Dan hingga dia menangis dipelukan Ayah.

"Yah, Kak Dan jahat, Kak Dan mendorongku."

Kak Ing mengadu ke Ayah tapi Ayah tetap diam hingga wanita cantik itu meninggalkan rumah kecil kami.

Tak ada acara memasak lagi sejak hari itu, yang selalu ada hanyalah kedatangan wanita cantik itu dengan Kak Dan.

Ayah dan Ibu pun tak pernah terlihat saling menggenggam tangan erat seperti dulu. Mata ibu selalu digantungi oleh kantung hitam. Ayah mulai merokok tanpa bisa kami cegah lagi. Wanita cantik itu makin lama makin terlihat mesra dengan Ayah dan Kak Dan makin lama makin manja dengan Ayah.

Kami pelan-pelan ditinggalkan oleh kasih sayang Ayah. Ayah mulai jarang pulang. Kalaupun Ayah di rumah, pastilah wanita cantik itu di rumah ini juga bersama dengan Kak Dan. Kau tau ? Bahkan wanita itu tak segan-segan menginap di rumah ini. Dan bisa kau tebak, aku dan kak Ing tak menyukai kehadirannya yang menurut kami jahat. Dia selalu memaki Ibu saat Ayah tak ada. Ia menatap benci pada aku dan Kak Ing ketika kami lewat di depannya. Belum lagi Kak Dan, Kak Dan bahkan pernah menggigit tangan Ibu dan melempar piring makan ke arah Ibu hanya karena dia tak suka ikan goreng.

Hingga lama-lama Ibu mendekati aku dan Kak Ing, menggenggam jemari tangan kami dengan penuh cinta, membuat kami merasa nyaman diantara semuanya. Ibu menangis dan tak menjawab apapun pertanyaan kami. Ibu memeluk erat tubuh kami, membiarkan semua rasa sesaknya keluar dalam bentuk buliran air mata yang selalu menggantung di sudut mata cantiknya. Ya, Ibu bahkan lebih cantik daripada wanita cantik itu. Ibu sangat mencintai Ayah. Kami sangat tau itu. Yang kami tak tau adalah.. bahwa wanita cantik itu adalah istri Ayah. Tidak, Ibu tak bermaksud menjadi istri kedua Ayah. Ibu pun tak kenal dengan wanita itu, Ibu dulu hanya sering melihat foto wanita itu saat Ibu baru mengenal Ayah.

Kau tau, Ayahku dulu terbang menggunakan pesawat bersama-sama dengan wanita cantik itu dan kak Dan. Lalu tiba-tiba pesawat jatuh di sekitaran daerah tempat tinggal Ibu. Ayah terpental jauh dari tempat jatuhnya pesawat dan ditemukan di sekitaran sawah milik Kakek, Ayah Ibu. Warga desa yang menemukan pun menolong Ayah. Mereka merawat Ayah dengan baik sampai akhirnya Ayah siap untuk pulang ke kotanya. Selama masa perawatan itu, tentu saja Ayah mencari-cari informasi tentang wanita cantik itu dan Kak Dan. Sampai akhirnya berita di televisi menyatakan bahwa wanita cantik yang ternyata bernama Arni itu meninggal bersama dengan penumpang lain. Anaknya, Kak Dan yang bernama asli Danuar juga ditemukan terpelanting tak jauh dari Bu Arni. Kami semua mengganggapnya sudah tenang di surga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun