Media sosial menyediakan platform yang mudah diakses oleh siapapun dengan koneksi internet. Informasi palsu dapat menyebar dengan cepat dan luas karena tidak ada batasan geografis atau fisik untuk berbagi informasi.
2. Efek Viral
Konten di media sosial bisa menjadi viral dengan cepat karena di-share, di-like, atau di-retweet oleh banyak pengguna. Hoaks dapat menyebar ke ribuan atau jutaan orang dalam waktu singkat ketika mendapatkan momentum.
3. Keterbatasan Verifikasi Kebenaran
Banyak pengguna media sosial mungkin tidak memiliki keterampilan atau kesempatan untuk memverifikasi kebenaran informasi yang mereka lihat. Akibatnya, hoaks dan informasi palsu dapat diterima tanpa dipertanyakan secara kritis karena kecenderungan orang untuk mempercayai apa yang mereka lihat di platform tersebut.
4. Peran Algoritma Media Sosial
Algoritma di media sosial sering didesain untuk menampilkan konten yang paling relevan dan menarik bagi setiap pengguna berdasarkan perilaku mereka. Hal ini menyebabkan konten yang kontroversial atau sensasional, termasuk hoaks, lebih sering muncul di umpan berita pengguna.
5. Pengelompokan Pendapat dan Konfirmasi Bias
Media sosial memungkinkan orang untuk terhubung dengan kelompok-kelompok yang memiliki pandangan serupa. Ini menyebabkan munculnya gelembung informasi, di mana informasi yang salah dapat terus beredar di antara kelompok-kelompok tersebut tanpa mendapatkan tantangan dari sudut pandang yang berbeda.
6. Niat Jahat dan Tujuan Politik
Beberapa orang atau kelompok dengan niat jahat dapat dengan sengaja menyebarkan hoaks untuk menciptakan kebingungan, mencemarkan nama baik orang lain, atau mempengaruhi opini publik demi kepentingan politik atau ideologis tertentu.