Ada banyak pihak yang memanfaatkan menyebarnya hoaks Covid-19 di masyarakat sehingga perlu adanya fact checker untuk menjadi solusi. Fact checker bergerak untuk memberantas persebaran hoaks khususnya pada Covid-19 melalui verifikasi berbagai informasi yang beredar di seluruh media sosial.
Upaya yang dilakukan adalah menautkan informasi yang benar melalui tautan atau memberikan rekomendasi bacaan yang sepadan melalui hyperlink, infografis, video, gambar, dan elemen konten digital lainnya yang lebih eye catching.
Selain itu, diperlukan ruang untuk masyarakat untuk turut hadir menyimpulkan secara mandiri karena dalam prosesnya masyarakat juga terlibat untuk melakukan verifikasi.
Rekomendasi Untuk Platform Media Online:
Media online diharapkan menyediakan lapak pengaduan hoaks secara mudah dan terbuka sehingga masyarakat bisa dengan mudah melakukan pengaduan terhadap berita yang dicurigai palsu.
Media juga diharapkan mampu memberi label informasi, misalnya label "harus mendapat perhatian penuh" kepada masyarakat untuk meningkatkan literasi digital
Contohnya adalah Facebook. Facebook telah menanggapi hoaks dengan memberikan label kepada konten-konten yang oleh fact checker sudah dinyatakan sebagai fake news maupun hoaks serta mengurangi jumlah distribusi informasi palsu di Facebook sehingga tidak banyak yang dapat mengaksesnya.
Rekomendasi untuk Pemerintah:
Menurut pengamat media sosial Nukman Luthfie yang dikutip dari laman kominfo.go.id, strategi yang dapat dilakukan pemerintah adalah: