Selain tumpeng dalam acara kirab budaya juga terdapat satu gunungan besar seperti tumpeng yang berisi hasil bumi dari warga dusun yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat membentuk seperti tumpeng. Gunungan ini nantinya diakhir acara akan diperebutkan oleh warga dusun. Pembuatan gunungan hasil bumi ini diyakini sebagai bentuk rasa syukur warga dusun atas hasil bumi yang diberikkan Tuhan Yang Maha Esa kepada warga dusun.
Setiap 3 tahun sekali perayaan merti dusun di Dusun Kebonkliwon selalu menampilkan pagelaran wayang kulit. Pagelaran wayang kulit diadakan dengan tujuan untuk melestarikan budaya jawa agar anak-anak muda dapat melestarikan budaya tersebut dan tidak hilang dimakan jaman.Â
Selain itu setiap 3 tahun sekali secara berurutan setelah pagelaran wayang pada tahun berikutnya dilakukan pembangunan dusun. Pembangunan dilakukan dengan membangun ataupun memperbaiki infrastruktur yang sudah ada sebelumnya agar fungsinya dapat meningkat. Fasilitas umum yang dimaksud didusun kebonkliwon dapat berupa jembatan, jalan, gapura, parit ataupun yang lainnya dengan tujuan tuntuk mempermudah aktivitas keseharian warga dusun.
Hubungan Merti Dusun dengan Keberlanjutan Pertanian
Merti Dusun mengajarkan pentingnya menghormati siklus alam dan menyesuaikan kegiatan pertanian dengan perubahan musim dan siklus tanaman. Melalui upacara ini, masyarakat mengakui ketergantungan mereka pada alam dan berusaha menjaga keseimbangan ekosistem yang mendukung pertanian mereka.Â
Merti Dusun juga mengajarkan nilai-nilai konservasi sumber daya alam. Dalam upacara ini, masyarakat sering kali menghormati dan berterima kasih kepada roh penjaga sumber air, hutan, dan lahan pertanian serta Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini mempromosikan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam untuk kelangsungan pertanian yang berkelanjutan.
Dalam perayaan upacara Merti Dusun, terdapat tumpeng dan gunungan dari hasil bumi masyarakat dusun. Hal tersebut mencerminkan penghormatan terhadap pengetahuan dan teknik pertanian tradisional yang telah teruji dan berkelanjutan selama bertahun-tahun untuk dapat menghasilkan hasil bumi yang berlimpah. Upacara Merti Dusun juga dapat menjadi wadah bagi para petani untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam bertani.Â
Generasi muda dapat belajar dari para tetua tentang teknik pertanian tradisional, penggunaan pupuk organik, atau cara menjaga kesuburan tanah. Ini memastikan bahwa pengetahuan dan keahlian dalam pertanian dapat diwariskan dari generasi ke generasi.
Melalui hubungan yang erat antara upacara adat Merti Dusun dengan keberlanjutan pertanian, masyarakat lokal dapat mempertahankan dan mengembangkan praktik pertanian yang berkelanjutan secara budaya dan ekologis. Hal ini penting untuk menjaga ketahanan pangan, melestarikan keanekaragaman hayati, dan menghormati nilai-nilai lokal dalam mengelola sumber daya alam untuk masa depan yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H