Mohon tunggu...
Lita Wahyu
Lita Wahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyelesaikan Tugas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Kearifan Lokal] Tradisi Merti Dusun Kebonkliwon dalam Perspektif Budaya dan Keberlanjutan pertanian

16 Juli 2023   15:43 Diperbarui: 16 Juli 2023   16:24 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti halnya kearifan lokal yang merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang, agar selalu tetap dilestarikan keberadaannya. Kearifan lokal terbentuk dari proses hubungan interaksi antara manusia dan lingkungan (alam). Kearifan lokal menjadi sebuah kekuatan yang dapat membentuk keharmonisan antar manusia ataupun antara manusia dengan lingkungannya. Dengan memahanmi hakikat kearifan lokal maka akan dapat tercipta kehidupan bermasyarakat yang harmoni sesuai dengan Pancasila.

Tradisi Merti Dusun Sebagai Salah Satu Kearifan Lokal

Tradisi merti dusun merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang diadakan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat dusun kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan limpahan berkat serta rejeki juga harapan untuk tahun yang lebih baik. Selain itu merti dusun juga sebagai ritual penghormatan kepada leluhur yang diyakini sebagai pejuang babat alas dusun.

Semua rangkaian kegiatan merti dusun dilakukan dengan tetap memanjatkan doa dan permohonan kepada Yang Maha Kuasa demi keselamatan, ketentraman, kesejahteraan dan keselarasan hidup seluruh warga desa. Dengan kemajuan jaman peringatan merti dusun masih dipegang erat oleh masyarakat jawa dengan berbagai modernisasai tetapi tidak menghilangkan esensi dan tujuan dari upacara.

Dalam konteks sosial-budaya merti dusun dapat mempererat hubungan antar masyarakat. Dalam setiap rangkaian acara merti dusun ini mencerminkan proses sosial yang dapat mendorong terwujudnya relasi positif dalam kehidupan masyarakat. Di lain sisi, merti dusun dapat menjadi pemahaman lokal terkait aspek ekologi yang berpengaruh dalam perekonomian masyarakat. Merti dusun sebagai salah satu budaya merupakan transformasi proses pendidikan yang dilestarikan secara turun temurun.

Tradisi Merti Dusun Kebonkliwon, Kecamatan Bergas

Perayaan merti dusun di setiap daerah berbeda beda tetapi tujuannya tetap sama didusun Kebonkliwon, Kecamatan bergas, kegiatan merti dusun dilaksanakan setiap tahun pada bulan Oktober yaitu setelah dilakukannya masa panen oleh warga dusun. Dusun Kebonkliwon ini terletak di Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.

Sebagian besar masyarakat di Dusun Kebonkliwon bermata pencaharian sebagai petani. Sampai saat ini tradisi merti dusun masih terus dilestarikan dan diadakan di Dusun Kebonkliwon setiap tahunnya sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang didapat serta limpahan berkat dan rejeki juga harapan untuk tahun yang lebih baik di dusun Kebonkliwon ini. Merti dusun dapat meningkatkan tali silaturahmi, kekeluargaan, guyub, rukun, gotong royong, kebersamaan, keakraban, tepa selira, dan harmonis antar masyarakat dusun.

Perayaan Tradisi Merti Dusun Kebonkliwon, Kecamatan Bergas

Perayaan merti dusun di Dusun Kebonkliwon selalu diawali dengan diadakannya kirab budaya mengelilingi dusun. Kirab budaya ini diikuti oleh seluruh warga dusun dengan diiringi drumblek dari karantaruna dusun untuk memeriahkan acara ini. Warga desa yang mengikuti kirab budaya sebagian besar menggunakan busana atau kostum yang mengandung unsur budaya jawa seperti jarik, kebaya, sorjan, blangkon, bahkan ada juga yang memakai kebaya modern sebagai bentuk pelestarian kebudayaan jawa.

Pada kirab budaya ini, dibuat nasi tumpeng yang memiliki makna religius bagi masyarakat jawa yaitu bentuknya yang kerucut mengambarkan sekumpulan orang atau kelompok yang bersatu untuk menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sebagai gambaran awal dan akhir kehidupan manusia dan alam sekitarnya yang berawal dan berakhir dari Tuhan. Bahan yang digunakan untuk membuat tumpeng yaitu beras sebagai simbol kesejahteraan serta cabai dan bawang merah yang diletakkan pada ujung tumpeng sebagai simbol doa permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun