Drop Shot.
Tepakan Luhur.
- Drive.
Tepakan Heuras.
Stroke.
Tepakan Ngayunkeun Reket.
-    Ditemukan variasi bahasa pada peralatan olahraga bulu tangkis. Pertama, variasi bahasa pada penyebutan alat "Raket". Bahasa Inggris menyebut alat tersebut dengan  "Racket", sedangkan bahasa Sunda menyebut alat tersebut dengan "Reket". Lalu yang kedua, variasi bahasa pada penyebutan alat "Net". Bahasa Inggris menyebut alat tersebut engan "Net", sedangkan bahasa Sunda menyebut alat tersebut dengan "Jaring". Selanjutnya yang terakhir, variasi bahasa pada penyebutan alat "Kok". Bahasa Inggris menyebut alat tersebut dengan "Shuttlecock", sedangkan bahasa Sunda menyebut alat tersebut dengan "Kok".
- Â Â Â Variasi bahasa juga ditemukan pada penyebutan istilah "Ofisial" dalam olahraga bulu tangkis, yaitu penyebutan "Hakim Garis". Bahasa Inggris menyebutnya dengan "Linesman", sedangkan bahasa Sunda menyebutnya dengan Lesmen.
- Â Â Â Variasi bahasa terjadi juga pada penyebutan istilah "Teknik Pukulan dalam Bulu Tangkis", yaitu yang pertama penyebutan "Teknik Pukulan Tinggi". Bahasa Inggris menyebut teknik tersebut dengan "Lob", sedangkan bahasa Sunda menyebut teknik tersebut dengan "Ngelop". Lalu yang kedua pada penyebutan "Teknik Pukulan Kencang dan Ofensif". Bahasa Inggris menyebut teknik tersebut dengan "Smash", sedangkan bahasa Sunda menyebut teknik tersebut dengan "Semes". Ketiga, pada penyebutan "Teknik Pukulan Pendek". Bahasa Inggirs menyebut teknik tersebut dengan "Net Shot" sedangkan bahasa Sunda menyebut teknik tersebut dengan "Tepakan Pondok". Keempat, pada penyebutan "Teknik Pukulan ke Atas". Bahasa Inggris menyebut teknik tersebut dengan "Drop Shot", sedangkan bahasa Sunda menyebut teknik tersebut dengan "Tepakan Luhur". Kelima, pada penyebutan "Teknik Pukulan Secara Keras". Bahasa Inggris menyebut teknik tersebut dengan "Drive", sedangkan bahasa Sunda menyebut teknik tersebut dengan "Tepakan Heuras". Keenam, pada penyebutan "Teknik Pukulan Mengayunkan Raket". Bahasa Inggris menyebut teknik tersebut dengan "Stroke", sedangkan bahasa Sunda menyebut teknik tersebut dengan "Tepakan Ngayunkeun Reket".
- Kesimpulan
- Â
-    Variasi bahasa disebabkan  karena hakikat masyarakat Indonesia yang memilki triglot atau menguasai tiga bahasa. Variasi bahasa tersebut dapat dilihat pada penyebutan istilah-istilah dalam dunia olahraga bulu tangkis di lingkungan mahasiswa UKM bulu tangkis UPI. Pada lingkungan tersebut terjadi variasi bahasa antara bahasa sunda dengan bahasaInggris.
-    Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang didalamnya terdapat pendekatan kualitatif serta teknik klasifikasi data. Metode deskriptif dalam penelitian ini berupa metode yang digunakan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan suatu variasi bahasa dalam penyebutan istilah-istilah bulu tangkis di lingkungan mahasiswa UKM bulu tangkis UPI dengan membuat klasifikasi atau pengelompokkan data terlebih dahulu, lalu yang nantinya akan di deskripsikan, digambarkan, atau  dilukiskan secara rinci, faktual, dan akurat ..
-    Ditemukan sepuluh variasi bahasa dalam penyebutan istilah-istilah bulu tangkis di lingkungan mahasiswa UKM bulu tangkis UPI. Sepuluh korpus data tersebut ialah penyebutan untuk istilah peralatan dalam bulu tangkis yaitu raket, net, dan kok, lalu istilah untuk ofisial, yaitu hakim garis, serta teknik-teknik gerakan pukulan dalam bulu tangkis, yang meliputi gerakan pukulan tinggi, gerakan pukulan kencang dan ofensif, gerakan pukulan pendek, gerakan pukulan ke atas, gerakan pukulan secara keras, serta gerakan pukulan pemain yang hanya mengayunkan  raketnya saja, tanpa adanya pukulan tinggi, pendek, keras, ataupun kencang.
-    Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya variasi bahasa dalam  penyebutan istilah-istilah  bulu tangkis di lingkungan tersebut ialah disebabkan karena adanya keragaman sosial penutur bahasa dengan kergaman fungsi bahasa lainnya, yaitu keragaman sosial penutur bahasa di lingkungan tersebut yang mayoritas penuturnya berasal dari suku Sunda, sehingga menggunakan bahasa Sunda dalam penyebutan istilah-istilah bulu tangkis tersebut. Lalu faktor yang kedua ialah disebabkan karena adanya perbedaan dalam penggunaan bahasa yang dilihat dari kedudukan sosial sang penutur yaitu, dilihat dari tingkat pengetahuan serta kemampuan berbahasa penutur, yakni kemampuan berbahasa asing. Faktor tersebut memengaruhi variasi bahasa di lingkungan tersebut karena semakin tinggi kedudukan sosial penutur maka semakin tinggi tingkat pengetahuan penutur , dan tingkat kemampuan berbahasa asing sang penutur terhadap penyebutan istilah-istilah dalam dunia olahraga  bulu tangkis  yang sesuai dengan BWF, sedangkan semakin rendah kedudukan sosial sang penutur, maka semakin rendah tingkat pengetahuan penutur dan tingkat kemampuan berbahasa asing sang penutur terhadap penyebutan istilah-istilah dalam dunia olahraga  bulu tangkis  yang sesuai dengan BWF.
- Â
- Daftar PustakaÂ
Chaer, A. dan Leoni A. (2004). Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka  Cipta.
Waridah. (2015). Penggunaan Bahasa dan Variasi Bahasa . Jurnal Simbolika, 1, 84--92. Â Â doi: ojs.uma.ac.id/index.php/simbolika/journal/download/53/10.
Endriko, Erik. (2016). Istilah-Istilah Dalam Bulu Tangkis. [Online]. Diakses dari: Â Â Â lapanganbulutangkis.blogspot.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H