Mohon tunggu...
Liliek Suharto
Liliek Suharto Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang pengusaha muda. Aktif sebagai blogger dan marketer online.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kontroversi Mie Bikini, Bihun Kekinian Bukti Kemasan Produk Makanan Ringan Harus Unik dan Menarik

7 Agustus 2016   13:47 Diperbarui: 7 Agustus 2016   13:55 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mie Bikini (sumber: wowkeren.com)

Saya sendiri yakin tidak ada niatan untuk menghancurkan masa depan bangsa Indonesia dengan membuat anak-anak (konsumen) berada dalam kondisi tidak aman. Produk dibuat sedemikian rupa hanya untuk menjadi terlihat unik, lucu dan berbeda sehingga mendapatkan perhatian di benak konsumen.

Produk ini bermula dari tugas kuliah dan Tiwi beserta teman-temannya ingin membuat terobosan baru. Tiwi menjamin kalau Bikini berasal dari bahan-bahan yang dijamin kesehatan dan kehalalannya. Hanya saja produknya memang belum didaftarkan ke MUI dan BPOM.

Positifnya, produk jajanan ringan Bikini memang mendapatkan perhatian dan menjadi terkenal dengan konsep unik ini. Namun perlu diperhatikan bahwa ketenarannya diperoleh melalui hal negatif akibat dari kreativitas yang kebablasan. Tentu efek negatifnya akan lebih besar.

Dampak negatifnya bisnis yang menjanjikan ini terancam gulung tikar karena peralatan produksi dan ratusan ‘Bikini’ sudah disita. Petugas mengamankan peralatan produksi seperti wajan, kompor dan alat perekat kemasan. Selain itu turut disita 144 bungkus Bikini, 3.900 kemasan, 15 bungkus bumbu dan 40 bungkus bahan baku bihun. Sementara ini Tiwi masih berada di kediamannya.

Mudah mudahan pihak berwajib membuat kebijakan agar Tiwi diberi kesempatan untuk melanjutkan bisnisnya, tentu saja dengan memperbaiki kesalahannya. Konsep produknya harus dibenahi kembali, bisa dengan ganti merek (rebranding), mengurus perizinan dan mengganti desain kemasan.

*Referensi: islampos.com, tribunnews.com, pojoksatu.id, tempo.co

Artikel ini pernah dimuat di BISNIS MUSLIM www.lisubisnis.com (silahkan berkunjung untuk melihat artikel menarik lainnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun