Mungkin tidak ada yang sepenuhnya siap menemui akhir cerita cinta seperti putus cinta. Akan tetapi jika "pil pahit" itu yang harus kamu konsumsi untuk menjadi "lebih sehat" siapa tahu? Siap tidak siap, harus siap.
Menghadapi "Life After Breakup" dengan Berani
Karena menghadapinya butuh keberanian.
Banyak sumber yang mengatakan bahwa putus cinta tidak sekadar mengakhiri lalu lupa. Inginnya sesederhana itu, tapi ada tahapan yang harus dilalui.
Dari tahapan menyangkal bahwa ini tidak terjadi (denial), marah pada diri sendiri padahal bukan salahmu sepenuhnya (anger), ingin kembali ke masa-masa itu (bargaining), sedih sampai merasa hampa (depression), yang kemudian berakhir pada penerimaan bahwa putus cinta itu memang terjadi padamu dan satu-satunya cara menghadapi adalah dengan menerima fakta itu (acceptance)
Lalu bagaimana agar berani menghadapi "life after breakup"?
1/Habiskan rasa sedihmu, lalu lanjutkan hidup!
Sedih adalah cara perasaanmu menghargai cinta yang pernah tumbuh.
Kalau ingin menangis, menangis saja. Menangis bukan berarti lemah, justru itu emosi yang harus dikeluarkan sehabis-habisnya sampai tidak lagi ada air mata tersisa, sampai kamu bertanya pada diri sendiri, "kenapa aku sudah tidak menangis lagi?"
Setelah itu lanjutkan hidup, percayalah seperti kata lagu "ternyata tanpamu langit masih biru, ternyata tanpamu, bunga pun tak layu." Ya, dunia masih berputar dan kamu bukan pusat tata surya.
2/ Menerima perubahan bahwa setelah ini tidak sama