Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Cegah Stunting dan Obesitas, Investasi Masa Depan Indonesia

25 Januari 2022   11:42 Diperbarui: 16 April 2022   15:29 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambar dua anak (laki-laki dan perempuan) memiliki arti sebagai tumbuh kembang anak yang sehat pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).Sedangkan angka 62 sebagai simbol bahwa peringatan HGN sudah memasuki usia 62 tahun.

Terdapat simbolisasi isi piringku di dalam angka enam, hal tersebut mengartikan bahwa harus ada keseimbangan pola makan/porsi agar tumbuh kembang anak baik dan tidak memiliki berat badan yang berlebihan.

Di antara Stunting dan Obesitas

Ada yang kurang, ada yang berlebihan.

Pernah mendengar stunting? Stunting diartikan sebagai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kurang gizi kronis dan adanya infeksi berulang

Stunting ditandai dengan panjang/tinggi badan yang berada di bawah standar antropometeri anak yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 tahun 2020.

Pentingnya mengatasi stunting karena dampak yang ditimbulkan bisa berjangka panjang. Dalam jangka pendek, stunting dapat mempengaruhi perkembangan otak, metabolism tubuh, dan tentu pertumbuhan fisik. 

Dampak stunting dalam jangka panjang dapat mempengaruhi produktivitas dan menimbulkan masalah kesehatan yang lain di masa depan termasuk risiko terkena obesitas.

Menurut data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Indonesia berada diangka 24.4%. Angka ini masih tinggi, mengingat komitmen pemerintah dalam masalah ini --seperti yang terdapat pada PP No.72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting---target yang ingin dicapai adalah sebesar 14 % di tahun 2024. 

Beberapa penyebab stunting yang terdekat diantaranya adalah status gizi ibu, praktik menyusui, dan praktik pemberian makanan pendamping. Oleh sebab itu pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memperhatikan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang dimulai dari masa kehamilan (270 hari) dan dua tahun pertama kehidupan anak (730 hari).Masa di mana kebutuhan gizi harus dipenuhi dengan baik dan dikatakan sebagai periode emas.

Jika stunting adalah perihal gizi kurang yang kronis, obesitas sebaliknya. Obesitas terjadi karena terjadinya surplus/kelebihan kalori dalam tubuh yang menumpuk menjadi lemak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun