Keempat, mengenalkan kopi. Dalam film ini, Jatmiko sebagai seorang pemilik kedai kopi dan barista juga turut mengenalkan kopi-kopi terbaik di Indonesia.
"..yang ini robusta dari Banaran, yang ini arabica dari Temanggung, dan terakhir Excelsa dari Wonosobo."
Kelima, pesan-pesan soal perasaan yang ingin disampaikan melalui film ini. Seperti "jangan memberikan harapan jika tidak pernah sungguhan.", "menasihati orang yang patah hati itu percuma.", "obat patah hati terbaik bukan mencari hati yang baru, tapi mencari kamu yang hilang disesatkan perasaan yang salah." Apalagi?
Keenam, bonekanya. Mau. Ehem.
Sang legenda itu tidak benar-benar pergi. Pakde Didi Kempot akan tetap hidup melalui karya-karya yang bisa kita putar setiap kali rindu itu datang. Sila nikmati di Netflix untuk mengisi akhir pekanmu.
Matur Nuwun, Pakde.
Salam,
Listhia H. Rahman
sumber bacaan : kompas.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H