Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Dua Masjid di Jogja yang Lekat di Ingatan Saya

30 April 2020   21:51 Diperbarui: 1 Mei 2020   02:38 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Jogokariyan | KOMPAS.com/NUR ROHMI AIDA

Masjid Kedua, Masjid Jogokariyan

Selanjutnya Masjid yang juga tidak akan saya lupa kenangannya dan kelak saya harap bisa datang lagi. Adalah Masjid Jogokariyan. Iya, masjid yang viral itu. Saya harus akui, saya mengunjunginya juga karena rasa penasaran karena berita-berita yang banyak tersebar. Setelah membuktikannya langsung, "pantas saja!" batin saya.

bagian dalam Masjid Jogokariyan | https://www.kartanesia.com/
bagian dalam Masjid Jogokariyan | https://www.kartanesia.com/
Selama dua Ramadan di Jogja, Alhamdulillah saya selalu sempatkan datang ke Masjid yang berada di Jalan Jogokariyan 36, Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Jogja ini. Benar, nama masjid ini diambil dari nama kampung di mana masjid itu didirikan. Hal ini seperti kebiasaan Nabi Muhammad SAW yang memiliki kebiasaan memberi nama masjid sesuai dengan di mana masjid itu berada.

Sama seperti Maskam UGM, masjid Jogokariyan ini juga tak kalah ramai dikunjungi dari berbagai kalangan bahkan dari luar kota. Tidak hanya di waktu Ramadan, pun di waktu hari-hari biasa, Masjid Jogokariyan yang tidak pernah sepi.

Kalau Maskam UGM bisa saya jangkau dengan jalan kaki, masjid Jogokariyan beda cerita. Jika ditarik dari kosan saya, perlu 7 kilometer lagi untuk sampai di lokasi. Namun, saya beruntung karena rute menuju Masjid Jogokariyan adalah rute yang tidak asing lagi. Lokasinya searah dengan sanggar menari saya. Kalau dari Sanggar kira-kira butuh waktu 5 menit lagi untuk sampai.

Jika kita datang ke sana, penampakan Masjid Jogokariyan seperti umumnya Masjid lain yang sering kita jumpai.  Yang membuat jadi takjub adalah manajemen masjid yang berfokus pada umat. Salah satunya adalah gerakan sisa infak nol rupiah yang menandakan bahwa tidak ada infak yang ditibun melainkan akan terus berputar untuk kemaslahatan jamaah. Selain itu, ada juga fasilitas Masjid Jogokariyan yang membuatnya jadi beda dengan yang lain yaitu adanya 11 kamar penginapan yang dapat disewa.

Setiap bulan Ramadan, Masjid Jogokariyan selalu mengadakan kegiatan tahunan bernama "Kampoeng Ramadhan Jogokariyan" dengan salah satu acara yang paling dinanti dan menjadi daya tarik adalah pemberian 3000 takjil piring setiap hari. 

Dilihat dari pemberitahuan di instagram. Di tengah wabah corona, pemberian takjil masih tetap dilakukan. Hanya saja dengan beda konsepnya. Dimana bukan lagi piring melainkan box makanan dengan sistem dibawa pulang/take away atau lantatur/drive thru.  Sejalan dengan imbauan pemerintah untuk melakukan social/physical distancing.

Cerita soal Ramadan tahun lalu di Jogokariyan  sudah pernah saya tuliskan di sini.

takjil di Masjid Jogokariyan | https://www.gudeg.net/
takjil di Masjid Jogokariyan | https://www.gudeg.net/
Itulah dua masjid di Jogja yang sampai detik ini tidak saya lupakan. Masjid-masjid yang saya harap bisa saya singgahi kembali untuk beribadah juga mendapat cerita indah lainnya. Memang Ramadan ini membuat Masjid-masjid tersebut jadi berbeda suasananya, akan tetapi fungsi masjid tetap sama memakmurkan jamaahnya.

Sudah pernah ke masjid yang saya sebut di atas? Kalau corona sudah reda, silakan masukan kedua masjid tersebut untuk dijadikan rekomendasi kunjungan religimu ketika sedang di Jogja, ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun