Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Di Rumah Aja, Jangan Lupa Menyapa Matahari Sebentar Yuk!

9 April 2020   21:23 Diperbarui: 9 April 2020   21:43 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | unsplash.com

Ada yang perlu kamu temui, meski lagi di rumah aja. Iya, dia yang selalu menjadi penanda pagimu. 

Namanya matahari. Meski berjarak 149 juta kilometer, sinarnya mampu mencapai bumi. Juga panasnya, apalagi kalau sedang berada di atas kepala. Eits, tapi jangan mengeluh pada matahari. Karena ada manfaat yang penting akan keberadaanya. Bukan hanya bagi manusia, pun alam seperti tumbuhan yang membutuhkannya untuk melakukan fotosintesis, proses pembuatan makanan.

Jangan kira sinar matahari hanya menghitamkan kulitmu. Di balik itu ada perannya yang tidak bisa disepelekan bagi tubuh kita. Membantu dalam pembentukan vitamin D. Vitamin yang juga dikenal sebagai "sunshine vitamin" atau vitamin sinar matahari.

Selain dengan bantuan sinar matahari, sumber vitamin D bisa kita temukan pada makanan seperti ikan sarden, salmon, tuna, telur dan jamur. Tidak banyak makanan yang bisa menjadi sumber vitamin D. Oleh karena itu, muncullah produk makanan fortifikasi (penambahan zat gizi tertentu yang dilakukan sengaja) vitamin D seperti pada susu untuk membantu dalam pemenuhan kebutuhan kita sehari-hari. Karena memang susah sekali untuk tubuh mencukupi kebutuhan vitamin D dengan hanya mengandalkan sumber dari makanan saja.

 Bentuk vitamin D ada dua yaitu D2 (ergokalsiferol, biasa ditemukan di tumbuhan seperti jamur) dan D3 (kolekaliserol, pada manusia dan hewan).

Tapi tidak perlu khawatir. Seperti yang sudah sedikit dijelaskan diawal. Sumber vitamin D yang lain adalah yang bersumber dari tubuh kita sendiri dengan bantuan sinar matahari. Ya, vitamin D ini termasuk vitamin yang unik karena bisa kita produksi tetapi di lain hal justru banyak yang menjadi defisiensi (kekurangan). 

Mencari Hubungan Matahari dan Vitamin D

Pernah dengar bahwa matahari mengandung vitamin D? Yang benar bukan matahari, tetapi kulit kita sumber bahan bakunya. Dimana dengan bantuan matahari, bahan dasar vitamin D dikulit menjadi bisa diaktifkan.

Singkat penjelasan dari pembentukan vitamin D. Awal mulanya dari kolesterol yang ada di permukaan kulit kita (7-dehydrocholesterol). Setelah terpapar sinar matahari (Ultraviolet B/UVB), kolesterol ini bentuknya berubah menjadi vitamin D3/kolekaliserol (cholecaliferol). Nanti, vitamin D3 ini akan di bawa ke hati untuk diolah menjadi kalsifediol (calcifediol). Lanjut dibawa ke ginjal untuk diproses menjadi kalsitriol (calcitriol), yaitu bentuk aktif vitamin D yang kemudian didistribusikan pada sel yang membutuhkannya. Kira-kira seperti di bawah ini prosesnya.

sintesis vitamin D | www.mdpi.com/
sintesis vitamin D | www.mdpi.com/
Misalkan pada sel di usus, vitamin D akan berperan dalam membantu penyerapan kalsium dan fosfor yang baik untuk tulangmu. Bayangkan, tanpa adanya vitamin D, kalsium hanya akan diserap 10-15 persen saja. Sedangkan fosfor sekitar 60 persen.

Mengapa Keberadaan Vitamin D Itu Penting?

Sebagai sumber zat gizi mikro atau hanya dibutuhkan sedikit, memenuhi vitamin D ini ternyata tidaklah mudah. Buktinya masih ditemukan orang-orang dengan kekurangan vitamin D. Hal yang bisa berkontribusi atas kejadian ini adalah kurangnya aktivitas di luar ruangan/outdoor.

Peran vitamin D dalam tubuh diantaranya adalah mencegah influenza, osteoporosis, mencegah penyakit jantung dan kanker (payudara, prostat, colon). Selain itu juga berperan dalam melindungi diri kita dari depresi, susah tidur/insomnia dan baik pula untuk sistem imun.

Untuk itulah dikondisi seperti saat ini, ketika kita disarankan untuk di rumah aja, menjadi terpapar matahari sangat penting dan ikut dianjurkan. Agar kita tidak stress dan juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Penting diingat, bahwa sinar UVB ini tidak bisa menembus jendela kamarmu.Oleh sebab itu, jika hanya mengandalkan sinarnya dari balik jendela yang tertutup ya kemungkinan untuk menjadi kekurangan vitamin D bisa terjadi.

Perhatikan Ini Sebelum Menyapa Mataharimu

Meski terdengar mudah melakukannya, harus diingat bahwa sinar matahari ini bisa jadi merugikan jika tidak tahu bagaimana cara benar menghadapinya. Kulit yang terlalu lama terpapar matahari bisa menjadi area kulit yang paling terdampak, menjadi rusak. Bahkan yang mengerikan adalah mampu menimbulkan kanker kulit.

Penting sekali untuk memperhatikan waktu yang tepat untuk berjemur diri. Adanya perbedaan waktu terbaik untuk berjemur, wajar terjadi. Hal ini karena banyak faktor yang bisa mempengaruhi sinar UV. Untuk lebih memastikan lagi, silakan cek indek sinar UV di daerahmu melalui aplikasi cuaca. Sinar UV ini bisa bervariasi tergantung dari lokasi geografis dan cuaca di tempat kamu berada. Berikut ini indeks UV yang direkomendasikan langsung oleh badan kesehatan dunia (WHO).

origin.who.int
origin.who.int
Lalu, pertanyaannya memang berapa lama sih kita harus terpapar sinar matahari agar vitamin D bisa tercukupi? Ini juga bervariasi. Karena banyak faktor yang mempengaruhi pengaruh paparan terhadap produksi vitamin D misalnya jenis kulit. Diketahui semakin gelap kulit, produksi vitamin D juga semakin sedikit. Karena semakin banyak melamin (zat warna gelap), penyerapan UVB menjadi ikut berkurang. Hal ini yang kemudian bisa berpengaruh pada waktu paparan matahari yang dibutuhkan.

Faktor lainnya adalah seberapa banyak kulit yang terpapar. Kalau hanya sedkit, ya sebanding yang didapat.Pastikan kulitmu terkena sinar matahari, ya. Seperti pada bagian lengan dan kaki.  Untuk durasi waktu yang bisa menjadi patokan jenis kulit Indonesia (yang tidak terlalu putih dan gelap) sekitar 10-15 menit. Jadi tetap perhatikan waktunya. Apalagi jika tipe kulitmu sensitif, penggunaan tabir surya/sun screen bisa dipertimbangkan.

Beruntunglah kita tinggal di Indonesia yang tidak pernah kehilangan matahari sepanjang tahunnya. Yuk, syukuri dengan selalu menyapanya! Tidak perlu kelayapan, cukup dengan membuka jendela atau ke halaman depan rumah. Apa nggak bosan setiap hari yang dilihat hanya langit-langit kamar? 

Enjoy the sun, but enjoy it safely yah.

Salam,

Listhia H. Rahman

Bacaan: 1, 2, 3 , 4, 5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun