Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Alasan Mengapa Hujan Mampu Meninabobokanmu

11 Januari 2020   21:14 Diperbarui: 12 Januari 2020   03:42 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | unsplash.com

Ternyata kamu tidak butuh menunggu kabar dia, tapi hujan.

Apakah kalian termasuk orang yang sering tidur larut malam? Padahal tidak insomnia apalagi ada kerjaan yang mengharuskan kamu terus membuka mata, hanya kamu yang terus saja stalking-stalking dia di Instagram, men-scroll-scroll keributan apa yang sedang terjadi di twitter, atau memantau kapan dia online di whatsapp sambil berharap di chat duluan? 

Maaf-maaf menjadi membuka kartu kebiasaanmu, yes.

Selain tidak baik untuk keadaan hatimu, pekerjaan yang seperti itu juga tidak baik untuk kesehatanmu. Sebab hal itu justru membuat jadwal tidur jadi berantakan yang bisa berdampak saat kamu bangun di pagi harinya. 

Iya sih kalau pagi, kalau jadi terbiasa bangun siang karena baru tertidur lewat tengah malam?

Tidur yang seharusnya menjadi momen memulihkan energi malah jadi melelahkan. Jadi sesuatu yang susah dimulai tapi susah juga kalau diakhiri?

Akhirnya yang terjadi bukannya bersemangat setelah bangun tidur, eh malah ngantukan di hari yang baru. Tidak bisa konsentrasi di sekolah yang membuat jadi malas belajar atau tidak fokus kerjaan jadi dimarahin atasan. Ya, rencana-rencanamu itu bisa jadi berantakan karena kurang tidur. 

Apakah kebiasaan ini akan terus dipertahankan?

Musim Hujan, Mungkin Ini Waktunya Kamu Mengatur Ulang Tidurmu
Memasuki musim hujan seperti sekarang, ternyata bisa jadi kesempatan baik untukmu dalam mengatur pola tidur. Ya, jangan hanya memanfaatkan hujan untuk diisi dengan rindu yang bertepuk sebelah tangan, cobalah untuk ambil sisi yang lebih berfaedah. Eh 

Pasti kalian familiar dengan hujan dan rasa kantuk bukan? Apalagi ketika kedatangannya di waktu malam, di waktu tubuh memang sedang perlu diistirahatkan. 

Ya ternyata memang bunyi hujan di atas genting yang tik-tik-tik itu bisa membantu kita dalam meninabobokan atau pengantar tidur.

Persoalan hujan dan mengantuk ini bukan hanya dilatarbelakangi perasaan kita saja, tetapi memang secara ilmiah pun bisa dibuktikan.

Bunyi hujan diketahui merupakan salah satu kategori pink noise yang dapat membantu kita tertidur. 

Tidak hanya hujan, bunyi yang berasal dari alam seperti gemerisik dedaunan atau angin juga masuk dalam pink noise. Bunyi yang bagi telinga manusia akan terdengar datar tapi 'dalam'.

Bunyi hujan yang dimaksudkan di sini adalah bunyi hujan yang stabil, ya. Hujan yang syahdu.

Lho memangnya suara punya warna? Nah, warna ini bisa ditentukan dari energi sinyal suara, kecepatan dan frekuensi suara tersebut. 

Jadi ya, memang tidak bisa kita lihat warnanya langsung oleh mata. Ternyata suara juga tidak hanya berwarna merah muda, ada juga putih, cokelat bahkan hitam.

Dalam sebuah studi di tahun 2012, para peneliti menemukan bahwa pink noise yang stabil dapat mengurangi gelombang otak, dimana hal ini dapat meningkatkan tidur yang lebih stabil pula. 

Hal ini makin didukung dengan studi lain di tahun 2017 yang menemukan hubungan positif antara pink noise dengan tidur nyenyak. 

Namun memang belum banyak penelitian yang menghubungkan pink noise dengan tidur, sehingga penelitian lebih lanjut tentu masih diperlukan untuk lebih menguatkan hubungannya.

Selain karena warna suara hujan, kondisi matahari yang terselimuti awan juga bisa mendukung kita untuk meningkatkan kantuk. Pasti kalian pernah dong merasakan siang-siang sudah mengantuk karena hujan di luar dan kenangan yang tiba-tiba muncul?

Ya. tidak hanya berlaku saat hujan di malam hari, kantuk di saat hujan bisa kita rasakan ketika matahari masih menemani kita.

Saat hujan kita mendapat sedikit paparan sinar matahari karena kondisi langit yang berawan. Kejadian inilah yang turut memengaruhi kondisi tubuh kita. 

Saat tidak terpapar sinar matahari, kelenjar pineal akan melepaskan lebih banyak melatonin yang berdampak pada kita yang mudah menjadi lelah. 

Sebaliknya ketika kita terkena banyak cahaya seperti sinar matahari, melatonin yang dilepas lebih sedikit sehingga kita menjadi terjaga. 

Nah untuk menghadapi kantuk di kala siang terlebih di luar hujan, coba pastikan kamu terkena cahaya yang cukup. Jangan malah membuat suasana jadi remang-remang, yang ada kantukmu jadi tak tertahan.

Sudah tahu begini, mari kita manfaatkan dengan maksimal kedatangan hujan terutama saat malam untuk bergegas tidur. Sekarang kalian sudah pahamkan apa makna dari kalimat di awal tulisan ini. Baca lagi!

Salam,
Listhia H. Rahman

Sumber bacaan: satu, dua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun