Folder bertuliskan kata : Abu-abu.
Klik .
Masa-masa yang membuat dia berdebar selain Ujian Kelulusan, kisah merah mudanya. Cinta.
Waktunya seperti terlempar ke masa lalu. Gambar-gambar itu berhasil jadi pelontar yang membawanya pada kisah yang sudah jauh ia tinggalkan. Masa-masa kejayaan putih abu bersama sahabat terbaik masih begitu hangat dalam ingatan. Terasa baru kemarin terjadi. Kinanti teringat teman-temannya yang sekarang tersebar dimana-mana. Yang membuat berkumpul menjadi sebuah acara debat kusir yang tak kunjung usai. Mempertemukan secara utuh kata kebersamaan menjadi tak mudah. Ya, Kinanti tiba-tiba merindu.
Roti bakar yang sedari tadi hanya menjadi penonton, akhirnya menjadi perhatiannya. Sepotong roti itu mulai ia kunyah. Dia tak sungguh lapar. Hanya berharap rindu bisa tertelan habis bersama roti bakarnya.
Tiba-tiba sebuah foto berhasil membuat neuron-nya bekerja lebih cepat. Ya, gambar itu berhasil membuat ia berada pada titik lain, masa lalu yang ia hidari.
Foto sebuah tangan yang bertuliskan gravity namanya. Kinanthi.
Tangan itu pernah ia sengaja lupakan , namun tak bisa menghapus kenangan. Tangan milik sesorang yang pernah menghiasi hati dan mengisi hari-harinya. Setidaknya sebelum kejadian yang membuat mereka bertahan itu pupus. Tangan milik Josua.
Kinanti menutup matanya, berharap kenangan itu tak pernah menghampirinya lagi. Tapi, semua percuma dan tak berhasil.Justru hujan berhasil datang tak cuma di luar ruangan ini. Tapi dari matanya sendiri. Matanya berlakrimasi.
***
Bumi yang berotasi terlalu cepat atau matahari memangkas jarak revolusi? Waktu merangkul semesta dan kenangan membututi kita.