Lemak, berbicara hal ini sering membuat orang auto-berpikir negatif. Padahal tidak semua gara-gara lemak. Lalu, lemak yang jenis apa sih yang benar-benar punya dampak bagi kesehatan itu?.
Percayalah, Tidak Semua Salah Lemak
Sebelum menyalahkan lemak, ada baiknya kita mengetahui hal-hal baik apa saja yang lemak berikan kepada tubuh ketika kita mengkonsumsinya.
Lemak adalah sumber energi paling besar dibandingkan karbohidrat dan protein, dimana dalam 1 gram lemak mengandung 9 kalori. Selain sebagai penyedia energi, pun keberadaan lemak membantu tubuh dalam menyerap beberapa vitamin penting seperti vitamin A, D, E dan K.
Fungsi lemak lainnya yang tak kalah penting seperti untuk membantu pertumbuhan dan mendukung dalam pemeliharaan kesehatan tubuh. Terlibat dalam pembentukan hormon!
Jadi, tidak benar jika kita menghindari sama sekali. Tubuh ternyata tetap membutuhkannya, kan?
Mengenal Lemak dan Dampaknya bagi Tubuh
Salah satu kejahatan yang membuat orang beranggapan 'pokoknya salah lemak' adalah lemak trans atau trans fat.
Tubuh memang membutuhkan lemak, hanya saja beberapa lemak ternyata punya dampak negatif. Hal itu juga yang mungkin membuat orang-orang jadi lebih sering menyalahkan lemak.
Padahal kembali lagi, tidak semua lemak punya peran yang 'jahat'. Seperti halnya manusia, yang punya ungkapan "1000 kebaikan akan dilupakan hanya karena 1 kejahatan, sedangkan 1 kejahatan tidak akan dilupakan walau dengan 1000 kebaikan". Pun begitu nasib yang dialami lemak. #eh
Lemak jenuh adalah lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap, seperti jomblo yang tidak punya pasangan yang lama-lama jenuh dengan hidupnya. Sedangkan lemak tak jenuh adalah lemak yang setidaknya memiliki satu ikatan rangkap pada struktur kimianya.
Perbedaan lainnya adalah bentuknya ketika berada di suhu ruang dan sumber asalnya, dimana lemak jenuh berbentuk solid (padat) dan berasal dari hewani sedang lemak tak jenuh berbentuk liquid (cairan) dan berasal dari minyak nabati --alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian.
Lemak jenuh sering dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, sebaliknya lemak tak jenuh membantu mengurangi kolesterol 'jahat' dalam tubuh, yang mana dapat mengurangi risiko seseorang terkena penyakit kardiovaskuler seperti jantung