Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Belajar dari Pengalaman, Berikut Tips dari Pemudik untuk Pemudik Lainnya

17 Juni 2017   21:56 Diperbarui: 26 Juni 2017   14:10 1297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri I kondisi arus mudik menuju tasik. Bisa lihat bedanya,kan?

Agar Tidak Ada Barang-barang yang Ketinggalan, Jangan Gunakan Injury Time!

Kalau ini biasanya jadi tugas Ibu. Memastikan bahwa tidak ada barang-barang ketinggalan bahkan sampai yang terkecil seperti sikat gigi.

Walau menggunakan mobil sendiri, estimasi waktu berangkat juga perlu diatur. Termasuk dengan mengatur kapan memasukan dan menata barang yang dibawa. Jangan gunakan waktu tambahan hanya untuk memasukan barang ke bagasi karena ini bisa mempengaruhi jam berangkatmu.Sudah banyak yang membuktikan bahwa keburu-buruan bisa berujung pada ketinggalan barang,bukan?

Capek? Manfaatkan Rest Area!

276 Kilometer jelas bukan jarak yang dekat. Oleh karena itu, Bapak sebagai orang yang paling lama berada di belakang kemudi mobil selalu mengajak kami beristirahat sejenak baik di pom bensin ataupun masjid yang kami temui di tengah perjalanan. Sampai-sampai, saat ini kami sudah hafal mana Pom Bensin yang ada Ikan Amazonnya atau yang ada bapak-bapak penjual Dawet ter-enak?

Saat arus mudik, biasanya kami bisa 1-2 kali singgah. Sedang saat arus balik, kami bisa 2-3 kali singgah, termasuk singgah ke tempat makan. Ya, meski menggunakan mobil sendiri, kami bisa menghabiskan waktu dijalan sampai 10 jam.

Jalan Milik Bersama, Jangan Rebutan Dong!

Sebagai penumpang yang sepuluh tahun ini ikut mengamati tingkah pengendara terutama motor, saya sering gemas jika melihat ada yang membuat aturan sendiri. Apalagi jalur mudik saya yang antimainstream, yang sepi dibandingkan jalur sebaliknya. Selalu saja saya menemui pengendara motor yang merebut jalan kami dari arah berlawanan dan itu jelas kadang membahayakan.

dokpri I kondisi arus mudik menuju tasik. Bisa lihat bedanya,kan?
dokpri I kondisi arus mudik menuju tasik. Bisa lihat bedanya,kan?
Selama melakukan perjalanan mudik, kecelakan lalin yang sering kami temui pun kebanyakan berupa sepeda motor daripada mobil. Makannya jadi tak heran kalau data kecelakan motor tahun lalu bisa mencapai 70 persen. Hiiiy, coba perhatikan juga data dibawah ini.

Materi dari Kemnhub I perbandingan kendaran bermotor yang terlibat kecelakan lalu lintas
Materi dari Kemnhub I perbandingan kendaran bermotor yang terlibat kecelakan lalu lintas
Perlunya "Seksi Hiburan" Agar Tidak Bosan Saat di Jalan

Kalau yang ini sudah menjadi tugas saya selama mudik. Ya, saya paling tidak suka kondisi mobil yang sunyi senyap juga paling takut membiarkan Bapak menyetir sendiri tanpa ada diantara kami yang "melek". Agar Bapak tetap semangat menyetir dan tidak mengantuk,musik jadi salah satu obatnya. Biasanya saya akan meminta lagu apa yang bapak suka, kemudian mengunduh musik atau videonya dan kemudian memasukkannya ke dalam flashdisk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun