Agar Tidak Ada Barang-barang yang Ketinggalan, Jangan Gunakan Injury Time!
Kalau ini biasanya jadi tugas Ibu. Memastikan bahwa tidak ada barang-barang ketinggalan bahkan sampai yang terkecil seperti sikat gigi.
Walau menggunakan mobil sendiri, estimasi waktu berangkat juga perlu diatur. Termasuk dengan mengatur kapan memasukan dan menata barang yang dibawa. Jangan gunakan waktu tambahan hanya untuk memasukan barang ke bagasi karena ini bisa mempengaruhi jam berangkatmu.Sudah banyak yang membuktikan bahwa keburu-buruan bisa berujung pada ketinggalan barang,bukan?
Capek? Manfaatkan Rest Area!
276 Kilometer jelas bukan jarak yang dekat. Oleh karena itu, Bapak sebagai orang yang paling lama berada di belakang kemudi mobil selalu mengajak kami beristirahat sejenak baik di pom bensin ataupun masjid yang kami temui di tengah perjalanan. Sampai-sampai, saat ini kami sudah hafal mana Pom Bensin yang ada Ikan Amazonnya atau yang ada bapak-bapak penjual Dawet ter-enak?
Saat arus mudik, biasanya kami bisa 1-2 kali singgah. Sedang saat arus balik, kami bisa 2-3 kali singgah, termasuk singgah ke tempat makan. Ya, meski menggunakan mobil sendiri, kami bisa menghabiskan waktu dijalan sampai 10 jam.
Jalan Milik Bersama, Jangan Rebutan Dong!
Sebagai penumpang yang sepuluh tahun ini ikut mengamati tingkah pengendara terutama motor, saya sering gemas jika melihat ada yang membuat aturan sendiri. Apalagi jalur mudik saya yang antimainstream, yang sepi dibandingkan jalur sebaliknya. Selalu saja saya menemui pengendara motor yang merebut jalan kami dari arah berlawanan dan itu jelas kadang membahayakan.
Kalau yang ini sudah menjadi tugas saya selama mudik. Ya, saya paling tidak suka kondisi mobil yang sunyi senyap juga paling takut membiarkan Bapak menyetir sendiri tanpa ada diantara kami yang "melek". Agar Bapak tetap semangat menyetir dan tidak mengantuk,musik jadi salah satu obatnya. Biasanya saya akan meminta lagu apa yang bapak suka, kemudian mengunduh musik atau videonya dan kemudian memasukkannya ke dalam flashdisk.