Jadi intinya pihak PLN tidak pernah meminta uang selain yang apa yang sudah disebutkan tersebut. Silakan diingat ingat,ya.
Memang, Kalau dipikir nominal mungkin tak seberapa, tapi kalau jumlah yang beli sepuluh saja , lumayan bangetkan?
Yang cukup menggelitik lagi, waktu kemarin saya menginap di kontrakan teman di Semarang, saya juga sempat menemukan kertas gantung meteran itu dibiarkan tergeletak di kamar. Waduh.. Ternyata kami benar benar senasib. Kompak kena tipu. Haha. Gak di kota kecil apa kota besar, modus penipuan memang tidak memilih tempat.
Dan Modus Lain Masih Berlanjut
Baru kemarin siang, modus ini terjadi.
Jadi ceritanya, sekitar pukul satu siang bel rumah berbunyi. Karena terlalu pede bahwa yang datang itu ibu saya yang baru pulang, saya tidak menaruh curiga apa-apa, tidak ada adegan mengintip dulu dari jendela. Lagian saya memang paling males sih buat ngintip.
Saat pintu terbuka, ternyata bukan ibu tapi dua orang mas-mas yang muncul. Yang membuat makin kaget lagi adalah ketika mereka tidak memperkenalkan diri dan langsung menodong saya dengan pertanyaan, pakai tabung apa di rumah?
Sebelum saya mau menjawab, saya balik tanya. Apa maksud dari mereka datang kemari. Saya berusaha untuk mengendalikan percakapan.
"kami mau melakukan pendataan tabung LPG", kata salah satu dari mereka.
"Oh, ada surat ijinnya? Boleh liat?"
"Surat ijin? Bentar ya mbak, di tas soalnya takut kehujanan." sambil menyerahkan selembaran, berlaminating?
Btw, Kok sudah dilaminating masih takut hujan? Sengaja disembunyiin kali, saya menduga. Cukup dengan membaca sekilas, saya sudah paham. Ini jelas bukan dari perusahan resmi, hanya mengaku sebagai rekan kerja? Meski sudah tahu ini jelas modus, saya masih penasaran bagaimana cara mereka membela diri.