40 Persen Penduduk Indonesia Menyukai Makanan Berlemak , Berkolesterol dan Gorengan
Bisa kita lihat saat ini, tak terhitung banyaknya pedagang makanan yang menjual makanan yang menggunakan minyak dalam pemasakannya, seperti gorengan.
Nah, ternyata fenomena ini mempengaruhi perilaku konsumsi makanan masyarakat lho. Menurut hasil yang didapat, proporsi nasional penduduk dengan perilaku konsumsi makanan berlemak , berkolesterol dan makanan gorengan lebih dari satu kali per hari sebesar 40,7 persen.
Lima provinsi tertinggi di atas rerata nasional adalah Jawa Tengah, DI Yogyakarta , Jawa Barat , Jawa Timur , dan Banten. Jika dilihat, lima provinsi ini berada di pulau Jawa.
Empat dari Lima Penduduk Indonesia Mengonsumsi Penyedap
Memang agak sulit untuk mengontrol penggunaan bahan tambahan makanan ini terlebih jika kebiasaan makan di luar (tidak membuat makanan sendiri).
Penggunaan penyedap yang mudah didapat dan murah, membuat bahan tambahan makanan ini jadi jurus jitu untuk menyulap makanan lebih enak dilidah.
Dalam data dihasilkan sebesar 77,3 persen penduduk Indonesia mengkonsumsi penyedap dan yang tertinggi ada di Bangka Belitung dan terendah ada di Aceh.
Satu dari Sepuluh Penduduk Mengonsumsi Mi Instan lebih dari 1 Kali Sehari
Mi instan merupakan salah satu olahan makanan yang berbahan dasar tepung. Produk lain yang berbahan dasar tepung dapat dikategori sebagai makanan beresiko karena makanan dari olahan tepung dapat dicurigai mengandung bahan/lapisan lilin dan bahan pengawet. Contoh makanan olahan yang lain adalah,mi basah roti dan biskuit.
Setidaknya ada 7 provinsi yang memiliki tingkat konsumsi mi instan yang tinggi yaitu Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Papua , Kalimantan Tengah , Maluku dan Kalimantan Barat. Oya, Jangan-jangan penyumbang terbesar konsumi mi ini adalah para mahasiswa/i.
Perubahan yang Terjadi Selama 6 Tahun Terkait “Konsumsi Makanan Beresiko”