ANALISIS PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5 s.d 6 TAHUN MELALUI KEGIATAN MELIPAT ORIGAMI
 DI  TK KRISTEN  IMMANUELÂ
Â
Â
Â
DI SUSUN OLEH
NAMA Â Â Â Â Â : LISNIAWATI
NIM Â Â Â Â Â Â Â : 857063106
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan
 Pendidikan Anak Usia Dini
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UPEJJ -- UT JAKART
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
                           LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ANALISIS KEGIATAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Judul Penelitian            : Analisis Pengembangan Motorik Halus Anak Usia 5 s.d 6 Tahun
Melalui kegiatan Melipat origami di Tk Kristen Immanuel
Tempat Penelitian          :  TK B Kristen Immanuel Grogol petamburan
Hari/ Tanggal              : 25 Oktober 2020
Waktu Penelitian           : 22 Oktober 2020
Jakarta, 25 Oktober 2020
Kepala KB Immanuel Grogol                               Mahasiswa
                      Â
 Louis Natalis Tanza, S. pd                                  Lisniawati
Â
Â
Â
Â
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas perlindungan ridhoNya, kami dapat menyelesaiakn dengan baik penelitian dengan judul analisis pengembangan motorik kasar anak usia 3 -- 4 tahun melalui kegiatan melempar bola
      Penelitian ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk mendapat gelar sarjana pada program Studi Pendidikan anak Usia Dini pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Universitas Terbuka. Dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan ini kami menyadari tentunya tidak sedikit kendala, hambatan dan kesulitan yang kami hadapi. Namun, atas bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak laporan ini  dapat terselesaikan dengan baik.
` Â Â Â Â Â Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan banyak terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah turut ambil bagian dalam memberikan masukan -- masukan ilmu dan pengalamannya di tingkat KB sehingga tersusun buku laporan analisis terutama kepada :
- Ibu Juhairiyah,S. pd M. pd selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran telah rela meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan kepada peneliti dari awal penulisan hingga laporan ini selesai
- Ibu Louis selaku Kepala Sekolah  TK Kristen  Immanuel
- Para dewan guru di TK Immanuel Grogol yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk  melakukan observasi di TK Kristen Immanuel
- Suamiku tercinta yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan dengan materi moril maupun tenaga serta doa-nya selama saya menempuh pendidikan di UT Jakarta
- Untuk orang tua, keluarga dan teman -- teman terima kasih atas pengertian dan bantuan yang diberikan
Semoga semua bantuan dan bimbingan yang diberikan dapat bermanfaat bagi kita semua amiin.
Akhirnya peneliti berharap semoga budi baik dan jasa -- jasa semua pihak mendapat balasan dari Allah SWT, dan kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, semoga apa yang ada dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi penysun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, 25 Oktober 2020
Peneliti
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
- Latar Belakang................................................................................
- Fokus Penelitian...............................................................................
- Tujuan Penelitian..............................................................................
- Manfaat Penelitian........................................................................ ...
BAB II KAJIAN TEORI
- Pengertian Motorik Kasar....................................................................
- Pengembangan Motorik Kasar Pada KB....................................................
- Pengertian Perkembangan Motorik Kasar.................................................
- Tujuan Pengembangan Motorik Kasar KB...............................................
- Metode Pengembangan Motorik Kasar KB.................................................
- Kemampuan Dasar Fisik Anak Usia 3---4 Tahun..............................................
- Permainan Lempar Bola ...........................................................................
- Pengerian Permainan...........................................................................
- Pengertian Melempar Bola....................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
- Subjek Penelitian..................................................
- Metode Penelitian....................................................
- Instrumen Penelitian.................................................
 BAB IV ANALISI DATA
- Tabulasi Data.......................................................
- Analisis Kritis.....................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
- Kesimpulan...........................................................
- Saran.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
 Pengertian anak usia dini adalah anak yang berada dalam rentang usia 0 - 6 tahun Sebagaimana yang termasuk dalam UU system Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal 1 ayat 14 dan pasal 18 ayat 1, bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang sekolah dasar. Masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang berkembang pesat.
 Salah satu perkembangan yang sedang berlangsung pada diri anak TK adalah perkembangan motoriknya, perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak, oleh sebab itu, banyak ahli mengatakan bahwa perkembangan kemampuan motorik anak berhubungan dengan perkembangan kemampuan anak lainnya, seperti perkembangan kognitif dan sosoal emosional anak. Oleh sebab itu guru perlu mengembangkan kemampuan motorik anak tersebut agar anak dapat tumbuh kembang dengan baik.
Perkembangan motorik antara lain meliputi perkembangan otot- otot halus ( fine Mucle ) atau motorik halus. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot -- otot halus. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan -- gerakan  melipat dan sebagainya. Keterampilan motorik ini membutuhkan kecermatan  dan koordinasi mata dan tangan . kedua kemampuan motorik tersebut sangat penting dikembangkan agar anak bisa berkembang  dengan optimal
 Berdasarkan hasil pengamatan di dalam proses pembelajaran ditemui berbagai permasalahan seperti, hambatan dalam konsentrasi cepat bosan, dan mudah beralih, kaku dalam memegang krayon, dan kurangnya koordinasi mata dan tangan. Mengingat kondisi dan hambatan perlu mengembangkan kemampuan gerak motorik halus anak agar memiliki kemampuan motorik halus anak yang lebih baik, salah satunya kegiatan untuk melatih motorik halus anak yaitu melipat kertas origami.
      Kegiatan melipat kertas bertujuan untuk melatih koordinasi mata dan otototot tangan serta konsentrasi. Memiliki keterampilan melipat kertas bisa menjadi modal awal anak sebagai bekalnya nanti dalam mengurus dirinya sendiri. Berawal dari kegiatan melipat kertas akan sangat membantu anak untuk bisa melipat bajunya sendiri, ataupan melipat benda-benda yang mudah untuk dilipat. Selain itu kegiatan melipat ketas juga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk, dari kertas yang dilipat-lipat akan menjadi bentuk benda.
 Aktivitas melipat kertas memiliki kelebihan terutama melatih motorik anak diantaranya, kemampuan memegang, menggenggam, dan untuk mengikuti pelajaran akademik. Dalam proses pembelajaran di Tk Kristen Immanuel di temukan hampir sebagian besar anak di sekolah ini belum mampu untuk melakukan motorik halusnya dengan baik misal kegiatan melipat.
Dengan demikian peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian metode kegiatan melipat pada anak usia dini 5 s/d 6 tahun di TK Kristen Immanuel  sebagai upaya mengembangkan motoric halus dan sebagai upaya untuk memperbaiki dan mengembangkan kegiatan belajar lebih lanjut.
- Fokus Penelitian
Setelah melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi di salah satu ruangkelas TK B Tk Kristen Immanuel, maka peneliti ini terfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan analisis kegiatan pengembngan motorik halus melalui kegiatan melipat kertas origami pada anak usia 5 s/d 6 tahun sebagai upaya mengembangkan motorik halus dan sebagai upaya untuk memperbaiki dan mengembangkan kegiatan belajar lebih lanjut.
- Tujuan Penelitian
- Penelitian ini bertujuan :
- Analisis pendidik melakukan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan anak dalam mengembangkan motorik halus melalui kegiatan melipat kertas origami di kelompok B Tk Kristen Immanuel
- Dapat memberikan kegembiraan serta kepuasan bagi anak jika hasil lipatan sesuai yang diharapkan
- Â Dapat dijadikan kegiatan pembelajaran yang menarik melalui kegiatan melipat kertas origami
- Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
- Memberikan masukan terhadap kegiatan pengembangan motorik halus anak di kelompok  B Tk  Kristen Immanuel
- Melatih mahasiswa melakukan penelitian kelas mengenai motorik halus anak melalui kegiatan melipat
- Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisa suatu kegiatan anak di lembaga PAUD.
- Dapat memberikan kegembiraan serta kepuasan bagi anak jika hasil lipatan sesuai yang diharapkan
- Â Dapat dijadikan kegiatan pembelajaran yang menarik melalui kegiatan melipat kertas origami
BAB II
LANDASAN TEORI
- Â
- Pengembangan Motorik
- Pengetian Pengembangan Motorik
       Perkembangan anak meliputi perkembangan fisik/motorik, anak Taman Kanak-Kanak dalam perkembangan fisiknya sangat berkaitan erat dengan perkembangan motoriknya. Motorik adalah segala yang menyebabkan gerakan pada seluruh bagian tubuh. Perkembangan motorik merupakan suatu proses aktivitas individu dengan pertumbuhan yang terkoordinasi diantara jasmani, fisiologis, dan psikologis. Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan-gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot-otot yang terkooordinasi. Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting.
       Elizabeth B Hurlock (1978: 159)1 menyatakan bahwa perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai pusat gerak. Gerak ini secara jelas dibedakan menjadi gerak kasar dan halus.
        Menurut Endang Rini Sukamti (2007:15)2 bahwa perkembangan motorik adalah sesuatu proses kemasakan atau gerak yang langsung melibatkan otot-otot untuk bergerak dan proses pensyarafan yang menjadi seseorang mampu menggerakkan dan proses persyarafan yang menjadikan seseorang mampu menggerakan tubuhnya.
Perkembangan motorik adalah  proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh". Hal yang sama juga dinyatakan "perkembangan motorik adalah penggunaan tangan, pilihan menggunakan satu tangan tertentu dan bukan lainnya".
                                      Â
Â
Elizabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak: Jakarta: Penerbit ErlanggaÂ
Endang Rini Sukamti. (2007). Diktat Perkembangan Motorik. Yogyakarta: FIK UNY.Â
       Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh dan proses berkembang sejalan dengan kematangan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.
- Pengembangan Motorik Halus
        Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang sangat penting, motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakian didalam motorik halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan koordinhasi yang cermat serta teliti. ( Depdiknas:2007:1) 3
         Menurut Dini P dan Daeng Sari (1996:72)4 motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus gerakan ini menuntut koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak yang baik yang memungkinkannya melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerak.
           Yudha M Saputra dan Rudyanto (2005: 118)5 menjelaskan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak dalam beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok dan memasukkan kelereng.
         Sedangkan menurut Kartini Kartono (1995: 83)6 motorik halus adalah ketangkasan, keterampilan, jari tangan dan pergelangan tangan serta penugasan terhadap otot-otot urat pada wajah. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Astati (1995 : 4)7 bahwa motorik halus adalah gerak yang hanya menggunakan otot-otot tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil yang membutuhkan koordinasi gerak dan daya konsentrasi yang baik.
                                           Â
Depdiknas. (2007). Pedoman Pengembangan Fisik/Motorik di Taman Kanakkanak. Jakarta.
Daeng Sari, Dini P. 1996. Metode Mengajar di Taman Kanak-Kanak. Depdikbud
Yudha M Saputra & Rudyanto, 2005. Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Keterampilan Anak Tk. Jakarta:DepDiknas, Dikti, Direktorat P2TK2PT.
Kartini Kartono. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : CV Mandar Maju
Astati, 2005.Pengembangan Motorik Halus Anak, Jakarta
Â
Menurut Lindya (2008)8 motorik halus yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan pada bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot--otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
          Berdasarkan kutipan-kutipan diatas, maka pengertian motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan koordinasi mata dan tangan.
- Karakteristik Perkembangan Motorik Halus
       Anak usia 5- 6 tahun, yang mulai memasuki masa preschool prasekolah memiliki banyak keuntungan dalam hal fisik- motorik. Sejalan dengan perkembangan fisik yang terjadi, mereka dapat membuat tubuh melakukan apa yang mereka inginkan. Hal tersebut didukung oleh adanya perkembangan pada area sensoris dan motorik dikorteks (otak) yang memungkinkan koordinasi yang lebih baik antara apa yang diinginkan anak dengan apa yang mampu dilakukannya.
       Menurut Bambang dkk, (2012:1.3)9  dalam buku anak prasekolah (2000) tertulis bahwa "masa lima tahun pertama adalah masa pesatnya perkembangan motorik anak". Motorik adalah semua gerakan yang didapatkan oleh seluruh tubuh, sedangkan pengendalian gerak tubuh dan perkembangan unsur kematangan disebut sebagai perkembangan motorik.
       Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2007:6)10 karakteristik perkembangan yang berhubungan dengan motorik halus adalah: "
(a) Dapat mengoles mentega pada roti.
 (b) Dapat membentuk dengan menggunakan tanah liat atau plastisin.
 (c) Memegang kertas dengan satu tangan dan mengguntingnya.
                                                                                               Â
8. Lindya. (2008). Motorik Halus. www.prefsot.com.
9. Bambang. 2008. Hakekat Perkembangan Motorik Halus  Anak.Dalamhttp://melyloelhbox.blogspot/2013/05/hakikatperkembangan-motorik-halus-anak.html.Diakses pada 7 April 2014
10. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta : Balai Pustaka
 (d) Meniru melipat kertas satu-dua kali lipatan.
(e) Mewarnai gambar sesukanya.
 (f) Memegang krayon atau pensil dengan diameter sesukanya".
 Karakteristik perkembangan motorik halus anak dapat dijelaskan dalam Depdiknas (   2007 : 10 )11
- Pada saat anak berusia tiga tahun mampu menjumput benda dengan menggunakan jempol dan jari telunjuknya tetapi gerakan itu sendiri masih kikuk.
- Pada usia empat tahun koordinasi motorik halus anak mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat bahkan cenderung ingin sempurna.
- Pada usia lima tahun koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna tangan, lengan, dan tubuh bergerak dibawah koordinasi mata, dan mampu mampu membuat dan melaksanakan kegiatan yang lebih majemuk.
- Pada akhir masa kanak -- kanak usia enam tahun ia telah belajar bagaimana menggunakan jari jemarinya dan pergelangan tangannya untuk menggerakkan ujung pensilnya.
- Faktor Yang Mempengaruhi Motorik Halus
       Menurut Partiyem (2014)12 mengumukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak yang menyebabkan perbedaan individual antara anak yang satu dan yang lainnya diantaranya adalah:
- Sifat dasar genetik (faktor bawaan).
- Â Keaktifan janin dalam kandungan.
- Kondisi prenatal yang menyenangkan khususnya kondisi ibu dan gizi makanan sang ibu.
                                                                             Â
Depdiknas. (2007). Pedoman Pengembangan Fisik/Motorik di Taman Kanakkanak. Jakarta : Depdiknas.
Partiyem. 2014. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Denga Kegiatan Bermain Plastisin Kelompo B PAUD IS TIQOMAH Sumber Bening Kecamatan Selupu Rejang. Skripsi. Universitas Bengkulu
Â
- Proses kelahiran, apabila ada kerusakan pada otak akan memperlambat perkembangan motoriknya.
- Kondisi pasca lahir, berkaitan dengan kondisi lingkungan sekitar yang dapat menghambat/ mempercepat laju perekambangan motoriknya.
       Menurut Mahendra dalam Sumantri (2005:110)13 faktor-faktor tersebut secara  umum dibedakan menjadi 3 faktor utama yaitu:
- Faktor proses belajar (learning process)
- Â Proses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya menjelmanya pembelajaran pada setiap anak atau peserta didiknya.
- Faktor pribadi (personal factor)
- Â Setiap orang (pribadi) merupakan individu yang berbeda-beda baik dalam fisik, mental sosial, maupun kemampuan-kemampuannya. Selanjutnya Sumantri mengindentifikasi sekitar 12 faktor pribadi yang sangat berhubungan dengan upaya pencapaian keterampilan motorik, faktor-faktor tersebut adalah:
 a. Ketajaman indra; yaitu faktor kemampuan indra untuk mengenal tampilan rangsang secara akurat.
b. Persepsi; yaitu kemampuan untuk membuat arti dari situasi yang berlangsung
 c. Intelegensi; yaitu kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan masalah serta     membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan penampilan motorik.
 d. Ukuran fisik; adanya tingkat yang ideal dari ukuran-ukuran tubuh yang diperlukan untuk sukses dalam cabang keterampilan motorik (olahraga) tertentu.
 e. Pengalaman masa lalu: keluasan dan kualitas pengalaman masa lalu yang berhubungan dengan situasi dan tugas motorik yang dipelajari saat ini.
                                                                                                               Â
13. MS Sumantri. (2005). Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Dinas Pendidikan
f. Kesanggupan; terdiri dari kemampuan, keterampian dan pengetahuan yang dikembangkan secara memadai untuk meyelesaikan tugas dan situasi yang dipelajari saat ini.
g. Emosi; kemampuan untuk mengarahkan dan mengontrol perasaan secara tepat sebelum dan pada saat melaksanakan tugas.
h. Motivasi; kehadiran semangat dalam tingkat optimal untuk bisa menguasai keterampilan yang dipelajari.
i. Sikap; adanya minat dalam mempelajari dan member nilai pada kegiatan yang sedang   dilakukan.
j. Faktor-faktor kepribadian yang lain; hadirnya sifat yang ekstrim seperti agresivitas, kebutuhan berafiliasi, atau perilaku lain yang dapat atau tidak dapat dimanfaatkan, tergantung situasi yang terjadi.
 k. Jenis kelamin; pengaruh komposisi tubuh, pengakaman, faktor-faktor budaya pada pelaksanaan kegiatan dan keinginan untuk berprestas
 l. Usia; pengaruh usia kronologis dan kematangan pada persiapan dan kemampuan untuk mempelajari dan menampilan tugas tertentu.
3. Faktor Situasional (Situational Factors)
 Faktor situasional sebenarnya berhubungan dengan faktor lingkungan dan faktor-faktor lain yang mampu memberikan perubahan makna serta situasi pada kondisi pembelajara
- Memberikan kebebasan untuk anak berekspresi
- Melakukan pengaturan waktu, tempat, dan media agar dapat merangsang anak untuk berkreatif
- Memberikan bimbingan kepada anak untuk menentukan teknik/ cara yang baik dalam melakukan kegiatan dengan berbagai media.
- Menumbuhkan keberanian anak dan hindarkan petunjuk yang dapat merusak keberanian dan perkembngan anak.
- Membimbing anak sesuai dengan kemampuan dan taraf perkembangannya.
- Memberikan rasa gembira dan menciptakan suasana yang menyenangkan pada anak.
- Melakukan pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan.
- Mampu memfungsikan otot -- otot kecil seperti gerakan jari tangan
- Mampu mengkoordinasi kecepatan tangan dan mata
- Mampu mengendalikan emosi
- Metode Tanya jawab, merupakan suatu format interaksi antara guru dan siswa melalui kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru.
- Metode pemberian tugas, merupakan suatu format interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya satu atau lebih tugas yang diberikan oleh guru, baik pemberian tugas perorangan atau kelompok.
- Metode demonstrasi, merupakan suatu format interaksi belajar mengajar yang disengaja untuk mempertunjukkan, memperagakan suatu tindakkan proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa.
- Pengetian Melipat Kertas Origami
- Pengertian melipat
        Melipat adalah suatu teknik berkarya seni / kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari bahan kertas dengan tujuan untuk menghasilkan aneka bentuk mainan, hiasan, benda fungsional, alat peraga dan kreasi lainnya. Bagi anak usia Taman Kanak-Kanak, melipat merupakan salah satu bentuk kegiatan bermain kreatif yang menarik dan menyenangkan. Melalui kegiatan ini dapat mengembangkan kompetensi pikir, imajinasi, rasa seni dan ketrampilan anak. Secara khusus kegiatan melipat bertujuan untuk melatih daya ingatan, pengamatan, ketrampilan tangan, mengembangkan daya fantasi, kreasi, ketelitian, kerapian dan perasaan keindahan.
        Melipat dilakukan dengan cara mengubah lembaran kertas berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang, atau segitiga menurut arah atau pola lipatan yang diinginkan. Adapun kreativitas melipat yang dimaksudkan di sini  adalah kegiatan berlatih membuat sesuatu bentuk / model lipatan yang hasilnya bisa ditempelkan pada kertas gambar. Hasil dari lipatan yang ditempel ditambahkan hiasan dan guntingan dapat pula dijadikan hiasan gantung dengan ditambahkan tali / benang dan difungsikan sebagai mainan. (Hadi Machmud, Psikologi Perkembangan, (Kendari: CV.Shadra 2010). Hal.168.15
       Melipat pada hakikatnya merupakan kegiatan ketrampilan tangan untuk menciptakan bentuk-bentuk tertentu tanpa menggunakan bahan perekat (lem). Kemampuan ini membutuhkan ketrampilan koordinasi tangan, ketelitian dan kerapian serta kreativitas kegiatan melipat jika disajikan sesuai dengan minat anak akan memberikan keasyikan dan kegembiraan serta kepuasan bagi anak ( Sumanto, Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK, (Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional, 2005). Hal.99-100 19 MS. 16
      Melipat merupakan kegiatan yang dapat melatih daya ingatan, pengamatan dan melatih otot-otot tangan / jari, otot-otot mata termasuk koordinasinya dan ketrampilan
                               Â
15. Hadi Machmud, Psikologi Perkembangan, (Kendari: CV.Shadra 2010). Hal.168.
16. Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional, 2005). Hal.99-100 19 MS.Â
tangan. Melipat juga dapat mengembangkan daya fantasi dan daya kreasi. Dalam hal ini fantasi anak tetap dikembangkan karena anak tetap berimajinasi terhadap hasil lipatan. Pentingnya melipat bagi anak usia dini adalah sebagai salah satu bekal anak untuk hidup mandiri dikehidupan selanjutnya. Mulai dari belajar melipat kertas anak diharapkan mampu melipat baju, melipat tikar ataupun melipat benda -- benda yang dapat dilipat.
Â
- Â Â Sejarah Origami
       Origami merupakan seni melipat kertas yang berasal dari Jepang. Kata origami berasal dari bahasa Jepang, yakni gabungan dari kata ori yang berarti melipat dan kami yang berarti kertas. Ketika kedua kata itu digabungkan, ada perubahan sedikit namun tidak mengubah artinya yakni dari kata kami menjadi gami sehingga yang terjadi bukan orikami melainkan origami, maksudnya melipat kertas. Saat ini kata origami telah dikenal dan digunakan di seluruh penjuru dunia untuk menyebut seni melipat kertas (http://wrm-indonesia.org/content/view/203/2/). 17
       Menurut M. Amanuma dalam Danandjaja (1997:297)18, origami adalah seni melipat kertas menjadi berbagai bentuk. Sejarah origami dipercaya bermula sejak manusia mulai memproduksi kertas. Kertas pertama kali diproduksi di Tiongkok (Cina) pada abad pertama tepatnya 105 M dan diperkenalkan oleh Ts'ai Lun. Kemudian pada abad keenam, cara pembuatan kertas itu dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab dan ke Jepang (610 M) oleh seorang biksu Budha bernama Doncho (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea). Dia memperkenalkan kertas dan tinta di Jepang pada masa pemerintahan Kaisar wanita Suiko. Sejak saat itu, origami menjadi populer di kalangan orang Jepang sejak turun-temurun.
       Origami menjadi satu kebudayaan orang Jepang dalam keagamaan Shinto, (yang Sejak zaman Heian (741-1191), di kalangan kaum biksu Shinto origami dipercaya telah ada sebagai penutup botol sake (arak).
                        Â
17. (http://wrm-indonesia.org/content/view/203/2/)
18. M. Amanuma, (1997:297). Seni Melipat Kertas dari Negeri Sakura
       Pada zaman modern origami diperkenalkan oleh Akira Yoshizawa di jepang. Ia mempopulerkan bentuk -- bentuk origami baru yang berbeda dengan tradisional. Pameran origami Akira Yoshizawa pada tahun 1960 an telah mempopulerkan origami di dunia barat  ia bersama Sam Randlett kemudian memperkenalkan system garis dan anak panah yang digunakan sebagai arahan untuk melipat origami yang dapat dipahami oleh semua prang tanpa menggunakan bahasa
- Manfaat Melipat Ketas Origami Bagi Anak
     Origami merupakan kerajinan tangan yang menyenangkan untuk anak - anak terutama jika model origami yang dibuat sesuai dengan perkembangan mereka. Anak -- anak dapat belajar tentang banyak hal. Manfaat Origami antara lain:
- Anak belajar meniru/mengikuti arahan
- Â Ketika seorang anak mengikuti tahap demi tahap lipatan dengan baik, maka sebenarnya ia telah belajar bagaimana mengikuti petunjuk dan arahan baik dari orang tua, instruktur maupun dari gambar/foto origami. Dari sanalah ia belajar membuat sesuatu dari cara yang paling mendasar yakni meniru.
- Anak berkreativitas Origami memang dunia kreatifitas.
- Begitu banyak model origami baik model tradisional maupun model dari karya-karya terbaru. Seorang anak tinggal memilih model apa dan mana yang ia sukai. Seiring dengan itu, jika anak sudah mulai mahir melipat dan sudah banyak model yang ia lipat, maka pada saat tertentu nanti akan muncul gagasan ingin membuat sesuatu dari teknik-teknik lipatan yang telah dikenalnya. Ini artinya ia belajar berkreasi untuk menghasilkan sesuatu.
- Anak belajar berimajinasi
- Model origami biasanya juga merupakan miniatur dari makhluk atau benda-benda kebutuhan hidup. Modelnya merupakan hasil dari imajinasi para pembuatnya. Ada model-model yang sangat jelas atau sangat natural dari bentuk-bentuk atau model - model kehidupan. Namun ia juga begitu abstrak sehingga lebih diperlukan imajinasi yang kuat untuk menangkapnya. Seorang anak akan belajar berimajinasi melalui origami ini. Apabila ketika ia telah mencoba berkreasi dengan sesuatu bentuk yang baru tanpa meniru atau mengikuti diagramnya.
- Anak belajar berkarya (seni)
-  Origami adalah seni melipat kertas, sehingga ketika seorang anak membuat origami berarti ia telah belajar berkarya (seni). Seni disini bisa diartikan dalam dua hal, yakni pertama seni melipatnya yang kedua adalah modelnya itu sendiri yang menjadi karya seni. Hasil karya origami jelas dapat dimasukkan dalam seni visual (visual art). Penggunaan dan jenis ragam dan warna kertas akan  menjadikan model yang juga berbeda, termasuk komposisi yang diiginkan.
- Anak belajar menghargai atau mengapresiasi
- Â Bicara soal karya dan seni, tentu tidak lepas dari kata apresiasi dan penghargaan. Mempraktekkan origami berarti juga belajar mengapresiasi sebuah cabang karya seni dari seni visual. Seorang anak ketika berorigami berarti juga akan belajar mengapresiasi seni dan keindahan sejak dini, artinya ia juga belajar kehalusan jiwa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
- Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak -- anak, pendidik dan pimpinan sekolah KB Tk Kristen Immanuel. Penelitian dilakukan di Kelompok Bermain Immanuel Grogol Jelambar yang berlokasi jl. Jelambar Madya Utara No. A 145, RT. 8/RW 10, wijaya kusuma, Kec. Grogol petamburan, kota Jakarta Barat.
- Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Interpretatif  yaitu  pengamatan  video yang dikirim wali murid yang berisi kegiatan anak
- Instrumen Penelitian
- Instrument penelitian yang digunakan adalah :
- Observasi. Yaitu untuk melihat pengembangan dan informasi dengan cara mengamati kegiatan melipat kertas origami anak kelompok B di Tk Kristen Immanuel melalui system belajar luring yaitu mengamati video pembelajaran anak.
- Wawancara yaitu suatu teknik mengumpulkan data yang bisa digunakan untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus  penelitian pengembangan motorik halus anak melalui kegiatan melipat kertas origami anak kelompok B di Tk Kristen Immanuel
- Dokementasi yaitu salah satu tehnik pengumpulan data untuk mengumpulkan bukti -- bukti dan penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian pengembangan motorik halus anak melalui kegiatan melipat dengan origami anak kelompok B di Tk Kristen Immanuel.
BAB IV
ANALISIS DATA
- Tabulasi Data
- Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian disebut tabulasi data sebagai berikut
- Observasi
- Wawancara dengan guru
- Wawancara dengan kepala sekolah
- Dokumentasi
- Kegiatan melipat origami dilakukan di rumah. Guru mengirimkan video pembelajaran melipat origami. Anak melakukan  kegiatan melipat origami  di rumah masing -- masing melalui video kegiatan melipat yang dibimbing oleh orang tua
- Pada kegiatan motorik halus guru menjelaskan dan memperagakan tahap -- tahap dalam bentuk melipat dengan media origami
- Tujuan pengembangan melipat origami adalah untuk melatih kemampuan motorik halus anak agar anak mandiri dalam kelakukan kegiatan sehari - hari
- Video pembelajaran anak ketika melakukan melipat origami
- Hasil yang dapat dilihat dari video anak sangat antusis dalam kegiatan melipat origami
- Kegiatan melipat origami di Kelompok B Tk Kristen Immanuel sangat bervarisi sehingga anak merasa tidak menghargai bosan
- Kegiatan melipat bertujuan melatih motorik halus anak  agar anak mandiri dalam melakukan kegiatannya dengan cara belajar melipat kertas dari yang sederhanaÂ
- Guru dan orang tua menjadi motivator selama pembelajaran luring ini. Sehingga bimbingan orang tua sangat penting
- Setelah wali murid mengirim video guru memberikan reward
- Kegiatan melipat origami melalui luring memang agak berbeda dengan ketika tatap muka, dimana seorang guru tidak bisa mengarahkan langsung kepada anak. Sehingga hasil yang dicapai hasil anak atau orang tua.
- Setelah melakukan  melipat origami  anak -- anak memperlihatkan hasil melipat mereka dan memberikan reward kepada anak.
- Analisi Kritis
Berdasarkan observasi dan pengamatan dokumen dan landasan teori sebagai berikut:
        Melipat pada hakikatnya merupakan kegiatan ketrampilan tangan untuk menciptakan bentuk-bentuk tertentu tanpa menggunakan bahan perekat (lem). Kemampuan ini membutuhkan ketrampilan koordinasi tangan, ketelitian dan kerapian serta kreativitas kegiatan melipat jika disajikan sesuai dengan minat anak akan memberikan keasyikan dan kegembiraan serta kepuasan bagi anak.
Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang sangat penting, motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakian didalam motorik halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan koordinhasi yang cermat serta teliti.
Sehingga Tk Kristen Immanuel banyak melakukan kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan halus anak seperti kegiatan melipat origami. Melipat merupakan kegiatan yang dapat melatih daya ingatan, pengamatan dan melatih otot-otot tangan / jari, otot-otot mata termasuk koordinasinya dan ketrampilan tangan. Melipat juga dapat mengembangkan daya fantasi dan daya kreasi. Dalam hal ini fantasi anak tetap dikembangkan karena anak tetap berimajinasi terhadap hasil lipatan. Pentingnya melipat bagi anak usia dini adalah sebagai salah satu bekal anak untuk hidup.
- Â Â Â Â Â Â Â Begitu banyak model origami baik model tradisional maupun model dari karya-karya terbaru. Seorang anak tinggal memilih model apa dan mana yang ia sukai. Seiring dengan itu, jika anak sudah mulai mahir melipat dan sudah banyak model yang ia lipat, maka pada saat tertentu nanti akan muncul gagasan ingin membuat sesuatu dari teknik-teknik lipatan yang telah dikenalnya. Ini artinya ia belajar berkreasi untuk menghasilkan sesuatu. Kegiatan melipat origami di Kelompok B Tk Kristen Immanuel pun bevariasi sehingga anak -- anak tidak merasa jenuh dalam melatih pengembangan motorik halusnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
- KESIMPULAN
Dari tabulasi dan analisi data dapat disumpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
- Di Kelompok B  TK Kristen Immanuel pada kegiatan pengembangan motorik halus guru membentuk gambar -- gambar yang berbeda -- beda sehingga  anak -- anak melakukan bermacam -- macam kegiatan.
- melakukan kegiatan melipat origami dapat membantu anak mengembangkan motorik halus. Dimana didalam melipat sangat perlu mengembangkan
- SARAN
- Sebagai seorang guru dalam mengajarkan pengembangan motorik halus dengan melipat  kepada anak Kelompok Bermain harus sabar dan jelas
- Dalam kegiatan melipat origami sebaiknya sediakan peralatan yang akan digunakan dan berilah reward kepada anak yang mampu mengerjakan tugasnya dan bimbinglah  anak yang belum mampu.
DAFTAR PUTAKA
- Astati, 2005.Pengembangan Motorik Halus Anak, Jakarta  Â
- Bambang. 2008. Hakekat Perkembangan Motorik Halus  Anak.Dalamhttp://melyloelhbox.blogspot/2013/05/hakikatperkembangan-motorik-halus-anak.html.Diakses pada 7 April 2014
- Depdiknas(2007) Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan motorik Halus Ditaman Kanak -- Kanak : Jakarta, direktorat Pembinaan Taman Kanak -- Kanak dan  Sekolah Dasar
- Depdiknas. (2007). Pedoman Pengembangan Fisik/Motorik di Taman Kanak kanak. Jakarta : Depdiknas
Depdiknas. (2007). Pedoman Pengembangan Fisik/Motorik di Taman Kanakkanak. Jakarta.
Daeng Sari, Dini P. 1996. Metode Mengajar di Taman Kanak-Kanak. Depdikbud
- Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta : Balai Pustaka
- Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak -- Kanak. Jakarta: Depdiknas dirjen manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK
- Elizabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak: Jakarta: Penerbit Erlangga
Endang Rini Sukamti. (2007). Diktat Perkembangan Motorik. Yogyakarta: FIK UNY.
- Hildayani, Rini, dkk (2004), Psokologi Perkembangan Anak, Jakarta : Penerbit : Univerditas  Terbuka
- Hadi Machmud, Psikologi Perkembangan, (Kendari: CV.Shadra 2010). Hal.168.
- http://wrm-indonesia.org/content/view/203/2/)
- Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional, 2005). Hal.99-100 19 MS.
Kartini Kartono. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : CV Mandar Maju
Lindya. (2008). Motorik Halus. www.prefsot.com.
- MS Sumantri. (2005). Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Dinas Pendidikan
- M. Amanuma, (1997:297). Seni Melipat Kertas dari Negeri Sakura
Partiyem. 2014. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Denga Kegiatan Bermain Plastisin Kelompo B PAUD IS TIQOMAH Sumber Bening Kecamatan Selupu Rejang. Skripsi. Universitas Bengkulu
- Sumantri (2005) Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta.
- Depdikbud
- Yudha M Saputra & Rudyanto, 2005. Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Keterampilan Anak Tk. Jakarta:DepDiknas, Dikti, Direktorat P2TK2PT.
Â
PROFIL SEKOLAH
Â
- Nama Sekolah                : TK Kristen Immanuel
- Nomor Statistik NIS Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 20110984
- Propinsi                     : DKI Jakarta
- Kecamatan                         : Grogol Petamburan
- Kelurahan                    : Wijaya Kusuma
- Jalan dan Nomor              : Jl. Jelambar Madya Utara No. A. 145
- Telepom                     : 0215633762
- Status Sekolah                : Swasta
- Tahun Berdiri                 : 2012
- Kegiatan Belajar Mengajar      : Pagi dan Siang
- Organisasi Penyelenggara       : Yayasan
- RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)
- KB TK IMMANUEL
- SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2020/2021
- Â
- Bulan                 : April                         Â
- Kelompok              : B usia 5 - 6 Tahun
Periode                : Minggu ke -- 12                                             Alokasi waktu            : 150 Menit/Hari
- Tema                 :  Profesi
- Sub Tema              :Nelayan
- Â
PP
KD
INDIKATOR/TUJUAN
PEMBELAJARAN
MATERI
PEMBELAJARAN
RENCANA KEGIATAN
NAM
1.1.
Menyimak beberapa cerita bernuasa keagamaan
Bersyukur terhadap dirinya
- Mengetahui ikan sebagai ciptaan Tuhan
SOSEM
2.8
Melakukan tugas yang diberikan guru
Kebiasaan tidak bergantung pada orang lain
Mengerjakan tugas secara mandiri dan tuntas
FISIKÂ
MOTORIK
3.3-4.3
Men
Gerakan -- gerakan untuk mengembangkan motorik kasar (kekuatan, keseimbangan, kelenturan, kelincahan, koordinasi mata dan tangan
- Melipat bunga
Kognitif
3.6 -- 4.6
Mampu mengenal benda disekitarnya
Mampu membedakan bentuk
- Membedakan binatang peliharaan dan binatang buas
- Mengamati binatang peliharaan dan makanannya
Bahasa
3.11 - 411
Menungkapkan bahsa scara non verbal
Berkomunikasi secara lisan dan menambah perbendaharaan kata
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
RENCANA KEGIATAN HARIAN Â (RKH)
 Tk Kristen Immanuel
- Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Kelompok          : B
Tema /Sub Tema    : Tanaman/BungaÂ
Hari/ Tanggal       : Senin, 05 Oktober Maret 2020
Kompetensi Dasar :
1.1, 1.2, 2.2, 2.3, 3.3, 3.11, 3.14, 4.3, 4.11, 4,14
Materi kegiatan     :
- Bercakap -- cakap tentang Binatang Peliharaa
- Berdoa sebelum kegiatan
- Menyanyi lagu kebunku"
- Melipat bunga
LANGKAH -- LANGKAH Â KEGIATAN Â Â Â Â Â Â Â
PEMBUKAAN :
- Morning Day
- Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan
- Tepuk "Ayam"
KEGIATAN Â INTI :
- Melipat bunga
PENUTUP
- Tepuk "Ayam " secara bergantian
- Menanyakan perasaan dalam kegiatan hari ini
- Berdoa sesudah kegiatan Menyanyi, salam  dan pulangÂ
KEGIATAN PENILAIAN
- Sikap
- Pengetahuan dan Keterampilan
 Mengetahui,                                Jakarta,  05 Oktober2020
Kepala TK Kristen Immanuel                         Guru KB
                Â
Louis Natalis Tanza, S.pd                             Erniati Zai, S. Th
- Â
- Â
- Â
- Â
- Â
- Â
DATA ANAK TK B Â KRISTEN IMMANUEL JELAMBAR
- No
- Â Â Â Â Â Â Â Â NAMA
- TEMPAT/TANGGAL LAHIR
- JENIS KELAMIN
- 1
- Clancy
- Jakarta 2 November 2014
- P
- 2
- Fico Kenzio
- Jakarta 13 Desember 2014
- L
- 3
- Fredy Patrich Iswandy
- Jakarta 12 Juni 2015
- L
- 4
- Givon Felix Bong
- Jakarta, 18 September  2015
- L
- 5
- Gunartika Felicia
- Tegal, 31 Januari 2915
- P
- 6
- Gwen Adella Loren
- Jakarta, 10 September 2015
- Â
- 7
- Jason Carillo
- Jakarta, 29 Agusus 2014
- L
- 8
- Jasper Elnathan D
- Jakarta, 8 Januari 2015
- L
- 9
- Jennifer Jonathan C
- Jakarta, 21 Oktober 2015
- P
- 10
- Jesica Carnela Tobing
- Jakarta, 14 Maret 2015
- P
- 11
- Jose L Telaumbanua
- Jakarta, 24 Februari 2012
- L
- 12
- Joshua Benedict K
- Jakarta, 17 Desember 2014
- L
- 13
- Justin Richard M
- Tasikmalaya , 31 Mei 2013
- L
- 14
- Kenneth Hans Yohanes
- Jakarta, 22 Mei 2015
- L
- 15
- Nataneila Ramothee Y.A
- Jakarta, 28 Oktober 2014
- P
- 16
- Nicolas Errando
- Jakarta, 14 Oktober 2014
- L
- 17
- Tama Putra R. Limbong
- Jakarta, 14 Maret 2015
- L
- 18
- Ul Aibowie Manuela
- Jakarta, 31 Maret 2015
- P
- 19
- Valencia Herman
- Jakarta, 31 Oktober 2015
- P
- 20
- Valeska Ovelia S
- Jakarta, 22 Agustus 2014
- L
- 21
- Viona Gracella Y.L
- Jakarta, 2 September 2015
- P
- 22
- Winna Enjellyca
- Jakarta, 17 Desember 2014
- P
- Â
- HASIL OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN
- DI TK KB IMMANUEL
- Â
- Â
- Kelompok          :  B TK Immanuel
- Hari/Tanggal        : Selasa, 22 Oktober 2020
INSTRUMEN WAWANCARA TERHADAP PIMPINAN/ KEPALA TK
- Apa visi/tujuan dari Kelompok Bermain dalam konteks pendidikan anak ?
- Visi : Menjadikan murid berprestasi bijaksana, dan berdampak bagi masyarakat
- Misi : menjadi sarana untuk murid mendapatkan Pengetahuan, melatih Karakter, menemukan dan memaksimalkan potensi
- Untuk mencapai visi/misi/tujuan tersebut, program apa yang diadakan di Tk yang ibu pimpin?
- Menyediakan sumber daya manusia yang berpotensi
- Mengadakan ibadah rutin hari jum'at
- Mengadakan komunikasi dengan orang tua
- Menyediakan tenaga ahli di bidang konseling
- Siapa yang merancang program tersebut?
- Â Ketua yayasan, kepala sekolah, guru dan perwakilan orang tua
- Ada berapa jumlah pendidik  dan jumlah anak Kelompok Bermain ?
- Jumlah pedidik 2 dan jumlah anak 3
- Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan  di Kelompok Bermain ini ?
- Model pengembangan kegiatan di sekolah kami dengan kelompok
- Mengapa lembaga ini memprioritaskan  pendidikan penerapkan karakter?
- Karena pendidikan karekter penting bagi kehidupan anak untuk bekal dia ketika dewasa nanti
- INSTRUMEN WAWANCARA TERHADAP GURU
- DI TK KB IMMANUEL
- Â
- GURU
- Usia berapa saja anak -- anak yang berada dalam kelompok B Â TK Immanuel yang Ibu asuh?
- Jawab : 5 -- 6 tahun
- Apa perbedaan/keistimewaan ptrogram di TK yang Ibu asuh dibandingkan dengan TK lain?
- Jawab :
- Menanamkan pengembangan karakter anak dan melakuakn pembelajaran yang bervariatif dan pendidik yang berkualitas
- Bagaimana cara menyusun rencana kegiatan untuk TK yang ibu asuh?
- Jawab :
- Mengikuti kurikulum 2013 dan mengacu kepada kebutuhan muatan lokal sekolah
- Referensi apa yang Ibu pergunakan untuk menyusun rencana kegiatan anak?
- Jawab :
- Kurikulum 2013, KTSP serta pelatihan --pelatihan dari IGTK dan instansi terkait, dan media pembelajaran erlangga
- Apa manfaat  yang Ibu ambil  dari referensi tersebut?
- Jawab :
- Dapat memperbaiki kekurangan, menambah pengetahuan serta ketrampilan dalam mengajar, dan media pembelajaran erlangga lebih sesuai dengan keburuhan anak
- Tadi saya melihat kegiatan motorik halus dengan melipat, mengapa Ibu melakukan kegiatan tersebut?
- Jawab :
- Karena saya memberi pembelajaran dengan memakai media yang terdekat dengan anak, salah satunya daun dan disesuaikan dengan tema yang ada
- Apa dasar pemikiran Ibu, sehingga melakukan kegiatan tersebut?
- Jawab :
- Karena sambail bermain, anak bisa mengenal banyak hal dan sebagai bahan acuan saya untuk  memantau 6 aspek perkembangan anak
- Â
- Hasil Kegiatan Melipat Origami Kelompok B TK Kristen Immanuel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H