Mohon tunggu...
lisniawati
lisniawati Mohon Tunggu... Guru - guru tk islam darul aini

suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 5 - 6 Tahun melalui Kegiatan Melipat Origami di TK Kristen Immanuel

2 Juni 2023   16:37 Diperbarui: 2 Juni 2023   16:48 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

16. Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional, 2005). Hal.99-100 19 MS. 

tangan. Melipat juga dapat mengembangkan daya fantasi dan daya kreasi. Dalam hal ini fantasi anak tetap dikembangkan karena anak tetap berimajinasi terhadap hasil lipatan. Pentingnya melipat bagi anak usia dini adalah sebagai salah satu bekal anak untuk hidup mandiri dikehidupan selanjutnya. Mulai dari belajar melipat kertas anak diharapkan mampu melipat baju, melipat tikar ataupun melipat benda -- benda yang dapat dilipat.

 

  •    Sejarah Origami

              Origami merupakan seni melipat kertas yang berasal dari Jepang. Kata origami berasal dari bahasa Jepang, yakni gabungan dari kata ori yang berarti melipat dan kami yang berarti kertas. Ketika kedua kata itu digabungkan, ada perubahan sedikit namun tidak mengubah artinya yakni dari kata kami menjadi gami sehingga yang terjadi bukan orikami melainkan origami, maksudnya melipat kertas. Saat ini kata origami telah dikenal dan digunakan di seluruh penjuru dunia untuk menyebut seni melipat kertas (http://wrm-indonesia.org/content/view/203/2/). 17

              Menurut M. Amanuma dalam Danandjaja (1997:297)18, origami adalah seni melipat kertas menjadi berbagai bentuk. Sejarah origami dipercaya bermula sejak manusia mulai memproduksi kertas. Kertas pertama kali diproduksi di Tiongkok (Cina) pada abad pertama tepatnya 105 M dan diperkenalkan oleh Ts'ai Lun. Kemudian pada abad keenam, cara pembuatan kertas itu dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab dan ke Jepang (610 M) oleh seorang biksu Budha bernama Doncho (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea). Dia memperkenalkan kertas dan tinta di Jepang pada masa pemerintahan Kaisar wanita Suiko. Sejak saat itu, origami menjadi populer di kalangan orang Jepang sejak turun-temurun.

              Origami menjadi satu kebudayaan orang Jepang dalam keagamaan Shinto, (yang Sejak zaman Heian (741-1191), di kalangan kaum biksu Shinto origami dipercaya telah ada sebagai penutup botol sake (arak).

                                                

17. (http://wrm-indonesia.org/content/view/203/2/)

18. M. Amanuma, (1997:297). Seni Melipat Kertas dari Negeri Sakura

              Pada zaman modern origami diperkenalkan oleh Akira Yoshizawa di jepang. Ia mempopulerkan bentuk -- bentuk origami baru yang berbeda dengan tradisional. Pameran origami Akira Yoshizawa pada tahun 1960 an telah mempopulerkan origami di dunia barat  ia bersama Sam Randlett kemudian memperkenalkan system garis dan anak panah yang digunakan sebagai arahan untuk melipat origami yang dapat dipahami oleh semua prang tanpa menggunakan bahasa

  • Manfaat Melipat Ketas Origami Bagi Anak

          Origami merupakan kerajinan tangan yang menyenangkan untuk anak - anak terutama jika model origami yang dibuat sesuai dengan perkembangan mereka. Anak -- anak dapat belajar tentang banyak hal. Manfaat Origami antara lain:

  • Anak belajar meniru/mengikuti arahan
  •  Ketika seorang anak mengikuti tahap demi tahap lipatan dengan baik, maka sebenarnya ia telah belajar bagaimana mengikuti petunjuk dan arahan baik dari orang tua, instruktur maupun dari gambar/foto origami. Dari sanalah ia belajar membuat sesuatu dari cara yang paling mendasar yakni meniru.
  • Anak berkreativitas Origami memang dunia kreatifitas.
  • Begitu banyak model origami baik model tradisional maupun model dari karya-karya terbaru. Seorang anak tinggal memilih model apa dan mana yang ia sukai. Seiring dengan itu, jika anak sudah mulai mahir melipat dan sudah banyak model yang ia lipat, maka pada saat tertentu nanti akan muncul gagasan ingin membuat sesuatu dari teknik-teknik lipatan yang telah dikenalnya. Ini artinya ia belajar berkreasi untuk menghasilkan sesuatu.
  • Anak belajar berimajinasi
  • Model origami biasanya juga merupakan miniatur dari makhluk atau benda-benda kebutuhan hidup. Modelnya merupakan hasil dari imajinasi para pembuatnya. Ada model-model yang sangat jelas atau sangat natural dari bentuk-bentuk atau model - model kehidupan. Namun ia juga begitu abstrak sehingga lebih diperlukan imajinasi yang kuat untuk menangkapnya. Seorang anak akan belajar berimajinasi melalui origami ini. Apabila ketika ia telah mencoba berkreasi dengan sesuatu bentuk yang baru tanpa meniru atau mengikuti diagramnya.
  • Anak belajar berkarya (seni)
  •  Origami adalah seni melipat kertas, sehingga ketika seorang anak membuat origami berarti ia telah belajar berkarya (seni). Seni disini bisa diartikan dalam dua hal, yakni pertama seni melipatnya yang kedua adalah modelnya itu sendiri yang menjadi karya seni. Hasil karya origami jelas dapat dimasukkan dalam seni visual (visual art). Penggunaan dan jenis ragam dan warna kertas akan  menjadikan model yang juga berbeda, termasuk komposisi yang diiginkan.
  • Anak belajar menghargai atau mengapresiasi
  •  Bicara soal karya dan seni, tentu tidak lepas dari kata apresiasi dan penghargaan. Mempraktekkan origami berarti juga belajar mengapresiasi sebuah cabang karya seni dari seni visual. Seorang anak ketika berorigami berarti juga akan belajar mengapresiasi seni dan keindahan sejak dini, artinya ia juga belajar kehalusan jiwa.


















HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun