Marriage is scrazy. "Pernikahan itu menakutkan..." kata  seorang gadis yang sudah memasuki usia pernikahan. Kekhawatirannya itu muncul karena  banyaknya berita tentang  konflik  rumah tangga, perselingkuhan dan perceraian yang mudah tersebar di media sosial. Apalagi gen Z  issuenya berupa kesehatan mental, overthinking, anxiety terhadap pernikahan. Padahal seharusnya setiap individu punya pemahaman yang benar tentang pernikahan .
Maka sangat penting bagi kita , sebelum menikah memiliki kesiapan secara mental dan sosial, fisik, finansial dan ilmu, termasuk membekali diri dengan pengetahuan tentang batasan-batasan yang termasuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).  Jika  kita sudah mempunyai pengetahuan sebelum menikah kita akan memiliki kesadaran diri  untuk tidak  melakukan perilaku yang tidak menyenangkan terhadap orang lain atau terhindar dari hubungan  yang  toxic jika ada problematika dalam rumah tangga.
Suami istri sering terpancing untuk melakukan KDRT dalam menyelesaikan konflik rumah tangga. KDRT tidak melulu tentang kekerasan  fisik seperti memukul, tapi juga bisa berupa kekerasan verbal seperti hinaan, intimidasi dan ancaman, kekerasan emosional dan mental manipulasi secara pikiran dengan membuat korban merasa bersalah atau memutarbalikkan fakta, mengisolasi pasangan agar tidak berinteraksi orang lain, merendahkannya  dihadapan orang lain , mengungkit-ngungkit pemberian . Termasuk KDRT juga adalah kekerasan seksual, paksaan dan melakukan tindakan yang membuat pasangan gak nyaman.
Di https://kekerasan.kemenpppa.go.id//  kasus KDRT di Indonesia menempati posisi tertinggi dalam kasus kekerasan yang terjadi di masyarakat. Fenomena ini sangat memprihatinkan. Keluarga yang seharusnya menjadi  tempat yang paling aman dam nyaman untuk berlindung, justru merupakan tempat yang tertinggi menyumbangkan kasus kekerasan.
Sumber konflik suami istri
Beberapa faktor yang menjadi pemicu konflik suami istri :
1. Perselingkuhan
Jika sudah terjadi perselingkuhan, biasanya akan ada yang ditutupi dan pasti akan memunculkan ketidaknyamanan  di dalam hubungan rumah tangga.  Saling curiga , berprasangka buruk dan mulai tidak ada kepercayaan akan ditampakkan dalam sikap, perkataan dan kualitas yang buruk dalam komunikasi  suami istri, lambat laun muncul perilaku kekerasan dalam bentuk apapun.
2. Masalah ekonomi
Ini pemicu konflik yang cukup banyak . Ketidakstabilan ekonomi  atau penghasilan istri lebih besar dari suami bisa memicu konflik jika suami istri tidak mampu mengelola dengan baik.  Mulai dari saling menyalahkan, merendahkan salah satu pasangan hingga kekerasan fisik jika ada ketidakmampuan dalam mengelola keuangan  keluarga dan menjalin komunikasi diantara kedua belah pihak.