Mohon tunggu...
Reiko Hana
Reiko Hana Mohon Tunggu... Lainnya - Bergabung nov 2024.Penggiat pendidikan informal.Writer

Muda atau tua tidak bergantung pada tanggal dalam suatu masa, tetapi keadaan jiwa. Tugas kita bukan menambah usia pada kehidupan, tetapi menambah kehidupan kepada usia. __Myron J. Taylor

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ketika Badai Melanda Biduk Rumah Tangga

18 Januari 2025   12:30 Diperbarui: 18 Januari 2025   12:05 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marriage is scrazy. "Pernikahan itu menakutkan..." kata  seorang gadis yang sudah memasuki usia pernikahan. Kekhawatirannya itu muncul karena   banyaknya berita tentang  konflik  rumah tangga, perselingkuhan dan perceraian yang mudah tersebar di media sosial. Apalagi gen Z  issuenya berupa kesehatan mental, overthinking, anxiety terhadap pernikahan. Padahal seharusnya setiap individu punya pemahaman yang benar tentang pernikahan .

Maka sangat penting bagi kita , sebelum menikah memiliki kesiapan secara mental dan sosial, fisik, finansial dan ilmu, termasuk membekali diri dengan pengetahuan tentang batasan-batasan yang termasuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).  Jika  kita sudah mempunyai pengetahuan sebelum menikah kita akan memiliki kesadaran diri  untuk tidak  melakukan perilaku yang tidak menyenangkan terhadap orang lain atau terhindar dari hubungan  yang  toxic jika ada problematika dalam rumah tangga.

Suami istri sering terpancing untuk melakukan KDRT dalam menyelesaikan konflik rumah tangga. KDRT tidak melulu tentang kekerasan  fisik seperti memukul, tapi juga bisa berupa kekerasan verbal seperti hinaan, intimidasi dan ancaman, kekerasan emosional dan mental manipulasi secara pikiran dengan membuat korban merasa bersalah atau memutarbalikkan fakta, mengisolasi pasangan agar tidak berinteraksi orang lain, merendahkannya  dihadapan orang lain , mengungkit-ngungkit pemberian . Termasuk KDRT juga adalah kekerasan seksual, paksaan dan melakukan tindakan yang membuat pasangan gak nyaman.

Di https://kekerasan.kemenpppa.go.id//   kasus KDRT di Indonesia menempati posisi tertinggi dalam kasus kekerasan yang terjadi di masyarakat. Fenomena ini sangat memprihatinkan. Keluarga yang seharusnya menjadi  tempat yang paling aman dam nyaman untuk berlindung, justru merupakan tempat yang tertinggi menyumbangkan kasus kekerasan.

Sumber konflik suami istri

Beberapa faktor yang menjadi pemicu konflik suami istri :

1. Perselingkuhan

Jika sudah terjadi perselingkuhan, biasanya akan ada yang ditutupi dan pasti akan memunculkan ketidaknyamanan  di dalam hubungan rumah tangga.  Saling curiga , berprasangka buruk dan mulai tidak ada kepercayaan akan ditampakkan dalam sikap, perkataan dan kualitas yang buruk dalam komunikasi  suami istri, lambat laun muncul perilaku kekerasan dalam bentuk apapun.

2. Masalah ekonomi

Ini pemicu konflik yang cukup banyak . Ketidakstabilan ekonomi  atau penghasilan istri lebih besar dari suami bisa memicu konflik jika suami istri tidak mampu mengelola dengan baik.  Mulai dari saling menyalahkan, merendahkan salah satu pasangan hingga kekerasan fisik jika ada ketidakmampuan dalam mengelola keuangan  keluarga dan menjalin komunikasi diantara kedua belah pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun