Mohon tunggu...
LISMA MUSTIKA SARI
LISMA MUSTIKA SARI Mohon Tunggu... Guru - Guru, Instruktur, Penggiat Seni

Seorang guru bahasa yang suka backpackeran dan mencintai seni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1 PGP

24 Oktober 2024   14:12 Diperbarui: 24 Oktober 2024   14:29 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuan Pembelajaran Khusus :

CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.

CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

Assalamualaikum, Hallo Bapak ibu semua...perkenalkan saya Lisma Mustika Sari, M.Pd, Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 11 dari Kota Jambi. Saat ini saya bertugas di SMP Negeri 5 Kota Jambi. Pendidikan Guru Penggerak yang saya jalani selama kurang lebih 4 bulan ini membawa dampak dan pengaruh besar terhadap pola pikir dan sikap saya sebagai seorang guru. Hal- hal yang sebelumnya tidak pernah saya ketahui, dapat saya pahami dengan baik saat ini terutama dengan bimbingan bapak Leonnardo Sijabat, M.Pd sebagai Fasilitator dan Ibu Erlina Wulansari, S.Pd sebagai Pengajar Praktik yang telah membersamai perjalanan saya sebagai CGP Angkatan 11 ini.

Setelah melewati tahapan- tahapan pembelajaran sampailah di Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai- nilai Kebajikan sebagai Pemimpin. Untuk itu saya ingin merefleksikan materi- materi yang sudah dipelajari sejauh ini, dimulai dengan memaknai  kutipan berikut:

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert

Maksud dari kutipan tersebut adalah mengajarkan sesuatu melalui praktek kepada murid itu sudah baik namun dengan melihat apa yang menjadi penerapan ilmu tadi di dunia nyata itu jauh lebih baik. Sama halnya dengan saya disini yang sedang berlatih tentang teori dan pendapat para ahli tentang pendidikan dan kepemimpinan, dari awal saya mempelajari satu persatu mulai dari konsep dasar mengenai murid, guru, pendidikan, pembelajaran berlanjut kepada hubungan antara guru, murid, rekan kerja, atasan, dan kemudian saat ini apabila berada diposisi sebagai pimpinan. Tidak hanya memberikan contoh kasus yang akan dianalisis tetapi juga menerapkan teori- teori tadi ke dalam dunia nyata dengan melakukan berbagai aksi nyata terkait materi merupakan hal yang lebih baik, sehingga saya mengalami proses belajar sesungguhnya.

Selanjutnya kutipan lain yang berbunyi;

Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

Georg Wilhelm Friedrich Hegel 

Memiliki makna bahwa melalui pendidikan kita akan melihat bagaimana seseorang memiliki etika dan tatanan hidup yang baik. Jika dikaitkan dengan proses pembelajaran pada modul ini dimana kami disiapkan dengan serangkaian latihan untuk melihat nilai- nilai kebajikan dan etika dalam pengambilan keputusan sehingga kami menjadi terbiasa untuk berpikir mendalam sebelum mengambil keputusan.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pratap triloka merupakan filososi yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara "Ing ngarsa sung tuladha (yang di depan memberi teladan/contoh) Ing madya mangun karsa (di tengah membangun prakarsa/semangat) Tut wuri handayani (dari belakang mendukung)", Sebagai pemimpin harus fleksibel dan teliti dalam mengambil keputusan dengan melihat dimana posisi kita. Artinya sebagai seorang pemimpin harus berdiri di depan sebagai pemberi contoh tauladan bagi orang lain, di tengah sebagai pemberi semangat yang menggerakkan orang lain, dan di belakang sebagai pendukung yang mendorong timbulnya perubahan positif.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai- nilai yang tertanam pada diri kita merupakan cerminan kepribadian kita. Kepribadian tersebut akan menjadi karakter yang terlihat dalam sikap dan perilaku sehari- hari. Apabila kita memiliki nilai- nilai kebajikan seperti Keadilan, Keselamatan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Rasa Syukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Berkomitmen, Percaya Diri, Kesabaran, Keamanan, Tanggung jawab, dan lain-lain, maka hal tersebut akan mempengaruhi prinsip- prinsip yang kita ambil dalam membuat suatu keputusan.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya

Dari praktik coaching yang dilakukan di Modul sebelumnya memberikan pemahaman dan keterampilan dalam menggali potensi yang dimiliki oleh coachee. Disitu coach menfasilitasi coachee untuk bisa mengambil keputusan dengan baik terutama berkaitan dengan hal yang berpihak pada murid. Dalam praktik coaching juga diharapkan coachee mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab dan memberikan dampak baik terhadap pribadinya maupun orang lain di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan, khususnya dilema etika?

Terkait dengan aspek KSE (Keterampilan Sosial Emosional) yang harus dimiliki seorang guru dapat membantunya dalam mengelola sosial dan emosionalnya dan dan berpengaruh dalam mengambil Keputusan. Di dalam KSE terdapat 5 Keterampilan diri yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Dengan kemampuan mengambil keputusan yang bertanggungjawab serta menerapkan keterampilan sosial emosional lainnya akan berdampak bagi seorang guru bisa membangun hubungan positif dengan peserta didik, menunjukkan empati, berkomunikasi secara efektif, dan membangun kepercayaan. Hal ini menciptakan tempat belajar aman dan nyaman bagi peserta didik untuk belajar dan berkembang

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Studi kasus yang focus pada masalah moral atau etika dibahas dengan melihat nilai- nilai yang dianut seorang pendidik. Dalam menghadapi permasalahan, seorang pendidik akan dihadapkan dengan dilema etika maupun bujukan moral yang berisi pertentangan nilai- nilai di dalamnya, seperti keadilan, kejujuran, kepedulian, taat aturan, kesetiaan, kebenaran, tanggungjawab, dll Melalui studi kasus yang sudah dibahas memperkaya pemahaman dan menajamkan pemikiran untuk dapat mengambil Keputusan terbaik melalui pengujian 9 langkah, 3 prinsip dan 4 paradigma dalam pengambilan Keputusan.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Apabila suatu keputusan yang diambil sudah tepat maka akan mendatangkan terciptanya lingkungan yang positif, kondusi, aman, dan nyaman. Karena keputusan tersebut sudah melewati pengujian dan dievaluasi maka tidak ada pihak yang merasa diabaikan karena semua keinginan bisa disepakati dengan baik dan semua pihak menemukan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi. Apabila permasalahan sudah teratasi tentu semua orang bisa melakukan kegiatan masing- masing dengan tenang, aman, dan nyaman sehingga tercipta suasana positif dan kondusif.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Ada beberapa tantangan dalam menjalankan pengambilan Keputusan terhadap kasus dilema etika yaitu terkadang adanya pihak yang keberatan dengan Keputusan yang diambil, terutama guru- guru senior yang belum beradaptasi dengan perubahan yang dihadapi saat ini. Tantangan lainnya adalah keterbukaan dan komunikasi. Terkadang tidak semua pihak mau terbuka dan transparan sehingga menyulitkan dalam penyelesaian masalah.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan Keputusan terhadap pengajaran yang memerdekakan murid sangat besar, terutama menyangkut Keputusan untuk memberikan ruang bagi murid untuk belajar sesuai dengan latar belakang perbedaan yang mereka miliki dalam pembelajaran berdiferensiasi. Kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda dengan melihat dari asesmen diagnostic kognitif dan non kognitif yang diisi murid sebelum memulai pembelajaran. Disitu kitab isa melihat profil belajar murid dan kesiapan murid dalam belajar. Disamping itu dengan adanya komitmen awal melalui keyakinan kelas dan kesepakatan kelas merupakan bentuk pembelajaran yang memerdekakan murid untuk menentukan apa yang mereka inginkan melalui musyawarah kelas.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran yang mengambil Keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid- muridnya terutama Keputusan yang diambil dengan bijak, tepat dan berpihak kepada murid. Hal itu bisa dirasakan itu baik dalam jangka pendek maupun jangka Panjang / masa depan murid. Murid akan belajar dari pengalaman yang ia alami sewaktu terjadi permasalahan dan diberikan Solusi melalui Keputusan yang dibuat oleh guru. Hal tersebut akan mempengaruhi kehidupannya dan berdampak bagi masa depannya karena ia tidak akan mau mengalami masalah yang sama dan lebih berhati- hati dalam bersikap dan berbuat.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang bisa saya tarik dari pembelajaran modul ini adalah untuk menjadi seorang pemimpin baik itu di kelas maupun di sekolah membutuhkan keterampilan dalam mengambil Keputusan. Karena dimanapun berada seorang pemimpin akan menghadapi permasalahan yang harus diselesaikan. Dengan memahami satu persatu bagian mulai dari filosofis Pendidikan Nasional, Peran dan Nilai Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak, Budaya Positif, Pembelajaran berdiferensiasi, Pembelajaran Sosial Emosional, dan Coaching untuk Supervisi Akademik, merupakan rangkaian konsep demi konsep dan keterampilan demi keterampilan dari seorang Guru Penggerak yang sebenarnya. Dengan memahami modul- modul sebelumnya juga menjadi dasar dalam mengambil Keputusan berdasarkan nilai- nilai Kebajikan seorang pemimpin. Hal ini semakin melengkapi keunggulan seorang guru penggerak.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Alhamdulilah saya cukup memahami konsep yang dipelajari dari modul ini terutama masalah dilema etika yang mengandung 4 paradigma (individu lawan kelompok, keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka Panjang), 3 prinsip pengambilan Keputusan (Berpikir berbasis hasil, peraturan dan rasa peduli) serta menguji Keputusan melalui 9 langkah (mengenal nilai yang bertentangan, siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta yang relevan, menguji benar atau salah, melakukan pengujian legal, regulasi, intuisi, buat Keputusan, lihat lagi Keputusan, refleksi dan evaluasi). Beberapa contoh kasus dapat saya analisis baik secara mandiri maupun berkolaborasi Bersama rekan CGP lainnya. Ada perbedaan kasus yang dianggap dilemma etika dengan bujukan moral, yaitu pada kasus dilemma etika terdapat nilai benar melawan nilai benar, sedangkan pada bujukan moral terdapat nilai benar melawan nilai salah. Apabila suatu kasus tidak lolos ujia salah satu dari 9 langkah pengambilan Keputusan maka kasus tersebut bukanlah termasuk dilemma etika melainkan hanya bujukan moral saja.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah menghadapi situasi moral dilema baik itu dalam pekerjaan maupun dalam keluarga dan masayarakat. Ada beberpa paradigma, prinsip maupun Langkah yang saya lakukan dalam mengambil Keputusan akan tetapi terkadang Keputusan tersebut dibuat tergesa- gesa dan kurang pertimbangan, karena saya belum memahami 9 langkah pengujian dalam membuat Keputusan. Setelah mempelajari modul ini saya lebih cermat dan berpikir ulang sebelum mengambil Keputusan.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari konsep pada Modul 3.1 ini terjadi perubahan pada cara saya mengambil Keputusan yaitu :

Sebelum

Sesudah

Mengambil Keputusan tergesa- gesa

Membutuhkan waktu untuk memutuskan

Berpikir sendiri

Berdiskusi dengan orang sekitar

Hanya memikirkan salah satu dampak yang timbul

Memikirkan  berbagai kemungkinan dampak yang akan ditimbulkan

Tidak mengevaluasi Keputusan yang dibuat

Merefleksi dan mengevaluasi Keputusan yang dibuat

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Modul ini sangat penting untuk saya baik sebagai individu maupun seorang pemimpin, karena ini merupakan keterampilan penting untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan pribadi maupun di dunia kerja. Pemahaman akan dilemma etika dan bujukan moral disertai analisis kasus membuat saya bisa berpikir lebih dewasa dan hati- hati dalam mengambil Keputusan. Baik sebagai individu maupun pemimpin kemampuan saya berkembang dengan memiliki keterampilan dalam mengambil Keputusan yang bertanggung jawab dan memberikan dampak positif, situasi kondusif, aman, dan nyaman bagi lingkungan karena sudah memberikan solusi bagi permasalahan yang timbul.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun