"Mari saya antar."
Kuekori langkah si suster itu. Begitu tiba di sana, ku lihat Tante Aisyah sedang duduk dalam gelisahnya menunggui ruang operasi, ditemani Radit yang duduk agak jauh. Apa? Ada usrusan apa Radit di sini?
"Tante! Gimana keadaan Randa?" Tanyaku menyapa.
"Prinsa! Tante nggak tahu harus gimana, Â sudah dua jam Randa di dalam sana."
"Sudahlah tante! Prinsa yakin kok, Randa akan baik-baik saja. Dokter pasti akan melakukan yang terbaik."
Kutemani tante dengan tangisnya, kucoba untuk menguatkannya. Lagi pula ibu yang setegar apapun kalau sudah menyangkut nyawa anaknya pasti akan gelisah. Selama sekian satuan waktu kulihat ke arah Radit yang duduk membisu yang sibuk bergantian melihat kearah kami.
Satu jam kemudian, Â operasi selesai.
"Gimana keadaan Randa, Dok?"
"Operasinya berhasil." Tukas sang dokter di sertai senyuman yang kiranya dimaksudkan untuk menenangkan kami. Dan memang benar, semua perasaan cemas dan ketegangan telah sirna dan berganti ketenangan.
"Boleh saya melihatnya dok?" Rupanya tante Aisyah tak sabar melihat si buah hatinya.
"Boleh, tapi dia masih belum sadarkan diri lebih baik tunggu saja kalau sudah di pindah ke ruang rawat."