Mohon tunggu...
Lis Liseh
Lis Liseh Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Pengajar

Apoteker dan Pengajar di Pesantren Nurul Qarnain Jember | Tertarik dengan isu kesehatan, pendidikan dan filsafat | PMII | Fatayat NU. https://www.facebook.com/lis.liseh https://www.instagram.com/lisliseh

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Trouble Maker (Part 9)

27 Maret 2019   16:59 Diperbarui: 27 Maret 2019   17:18 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penangkapan sekitar pukul satu dini har itu, menyisakan tanda tanya besar yang melutup-letup dalam ruang ketidak terimaan kami. Tanpa komando, Pak Ryo dan aku berangkat ke kantor polisi malam itu juga. Betapa terkejutnya aku  ternyata di sanapun telah berjajar 4 orang anggota geng TM yang lain. Geng TM terciduk. Dulu memang aku sangat berharap riwayat geng TM segera tamat, tapi kali ini kenapa aku merasa tidak rela? Apa karena di sana ada Rades?

Menurut keterangan yang aku dapat, geng TM ditangkap atas tuntutan dari seseorang yang tidak mau disebut identitasnya karena geng TM telah bertindak sebagai bandar narkoba. Tidak hanya itu, ada pula laporan yang menyatakan bahwa geng TM melakukan tindakan kesewenangan/kekerasan, terdapat 15 orang korban. Bahkan terbubuhkan pula laporan pencemaran nama baik atas nama korban Alan dan Radit yang dijadikan kambing hitam oleh geng TM untuk menutupi tindak kejahatan mereka.

Menurut kepolisian bukti-buktinya itu dapat dipertanggung jawabkan, namun setiap ditanya mati-matian, kepolisian seolah menyembunyikan para saksi dan pelapor. Dan entah mengapa, firasatku menuding bahwa Radit yang berada dibalik kejadian ini. Oh, Tuhan! Jangan Kau buat suasana lebih parah lagi dari ini.

Aku dapat melihat dengan jelas wajah pucat Rades dan anggota Geng TM lainnya. Rades hanya diam tertunduk, meski Herman berkali-kali mencoba menyangkal tuduhan yang dilayangkan pada mereka dan bersambut dukungan dari anggota Geng TM lainnya. Namun apa mau dikata, polisi menyajikan foto-foto korban yang sedang dipukuli oleh Geng TM. Begitu pula foto Geng TM yang sedang melakukan transaksi narkoba dangan pelanggannya. Tak ada lagi alasan atau pembelaan yang dapat meloloskan mereka. Pak Ryo yang tak mengerti apa-apa sebelumnya dan tak mengira akan seperti parahnya, hanya diam seribu bahasa dalam kecemasannya.

"Maaf, Pak Polisi. Dari mana semua foto ini didapatkan? Jangan-jangan ini hanya foto editan, Pak. Rekayasa saja." Herman saja yang masih berusaha keras penasaran, siapa yang dapat menangkap basah mereka hingga sempat memfotonya.

"Ini semua atas kesaksian dari saudari Rinta Ananta." Salah satu polisi membuka informasi.

"Rinta siapa, Pak? Kami nggak kenal dia."

"Hmm... Rinta teman sebangkuku." Aku spontan ikut menimpali.

Bagaimana bisa Rinta melakukan ini? Dari mana ia bisa mendapatkan semua foto-foto ini?

"Benar kalau kami memukuli Alan, tapi kami menolak disebut pengedar." Rades akhirnya turut buka mulut.

"Des ?!....." Bentak Herman dengan mata membelalak yang sepertinya tak terima dengan tindakan Rades yang menelanjangi aib Geng TM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun