8
"Masak cuma sama hewan gitu aja takut.Orang besaran kamu dari pada ular itu." Suara Rades? Dimana dia? Mataku jelalatan berusaha mencari si pemilik suara. Ternyata itu berasal dari atas pohon beringin, Rades dengan santai duduk di dahannya.
"Sialan kamu, Des! Kamu sengaja ngerjain aku ya?" Kesal aku melihatnya, dari tadi aku teriak-teriak bergulat dengan rasa takut sekian lama, ternyata dia duduk di atas pohon.
Baca Juga:Â Â Trouble Maker (Part 7)
 "Rencananya sih ga'. Tapi seru juga ngeliat kamu ketakutan. Hehe "
"Des! Bantuin usir ularnya dong!"
"Tapi dengan satu syarat, kamu harus mau jadi pacarku." Dia masih tak bergeming di atas beringin.
"Ga' mau." Enak saja, mengambil kesempatan dalam kesempitan. Rades tetap santai di atas sana, pasti karena ular ini tidak berbisa. Ok, mari memberanikan diri.
"Syuu... Syuuhh..." Usaha mengusir ular itu tak berhasil, ia semakin merangsek mendekat. Sementara Rades tetap dalam tawa kemenangannya, enggan untuk turun.
 "Aaaaaarrgg........ " Terlambat, gigi ular itu telah memecah pembuluh darah di kakiku, pandanganku kabur, tubuhku lemas.
"Prinsa!" Teriakan Rades masih ku dengar, segera ia melompat dari atas beringin, mengusir ular itu dengan dahan beringin yang ia patahkan, selebihnya gelap, tak dapat melihat apa-apa lagi.