"Hah?!"
      "Iya, aku nolongin kamu karena  aku sayang sama kamu. Aku selalu gangguin kamu karena  aku pengen kenal sama kamu, aku....aku cinta sama kamu dan kamu harus jadi cewek aku," seketika Rades mengerem mobilnya. Menambah linunya hati yang sangat terkejut atas pernyataannya. Suhu udara seperti lebih dingin dari pedalaman kutub, detak jantungku seolah berhenti, melihat tatapan tajam Rades. Aku tak bisa berkata-kata.
      "Kamu lagi ngancem orang apa nembak sih? Kasar banget kata-katanya"
Rades menatap mataku langsung. "Aku tidak mau."
      "Kenapa?"
      "Katanya kamu mau nganterin aku? Udah ayo cepetan nyalain mobilnya anterin aku pulang." Ku coba mengalihkan pembicaraan.
      "Kalau aku tidak mau?"
      "Hufh! Cape' ngomong sama mahluk luar planet. Aku bakal jawab kalau kamu udah anterin aku sampai dengan selamat di depan rumahku."
      "Okey!"
      Dan melajulah ia, sesampai di depan rumahku...
      "Turun!"