Perasaan apa ini? Kemudian rasa sesal menyerbu. Ada perasaan tidak rela jika kali ini aku dan dia benar-benar harus berakhir sekarang. Nafasku seperti sesak mendengar pertanyaan Radit yang to the point, padahal dari tadi itukan yang aku harapkan.
      "Mau gimana lagi, kamu tidak bisa mempertahankan aku untuk tetap disampingmu kan? Jadi sekarang kita temen aja yah?" Ku angkat tangan jari kelingkingku.
      "Okey." Radit membalas.
      "Aku... aku pergi dulu ya. Rinta udah nungguin. Bye."
Radit! Sorry karena hubungan kita harus berakhir dengan cara yang seperti ini. Sebenarnya aku tidak tega kalau ingat semua kenangan manis bersamamu. Tapi terlalu lama aku kau diamkan tanpa alasan yang jelas juga bukan hal yang menyenangkan.
      "Prinsa! Aku cuma pengen ngasih ini." Radit menyerahkan sebuah amplop warna biru muda padaku.
      "Anggap saja pemberianku ini adalah pemberian sesaat sebelum kita putus." Ucapnya dengan bersanding senyum manis, meski masih terlihat dipaksakan. Aku balas senyumnya disertai anggukan.
      "Oh ya! Aku minggu depan berangkat ke Itali."
      "Olimpiade internasional ya?"
      "Iya!"
      "Good Luck!"