Mohon tunggu...
Lisa Selvia M.
Lisa Selvia M. Mohon Tunggu... Freelancer - Literasi antara diriku, dirimu, dirinya

Anti makanan tidak enak | Suka ke tempat unik yang dekat-dekat | Emosi kalau nemu hoaks

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tidak Perlu ke Bali untuk Lihat Upacara Melasti

12 Maret 2018   22:34 Diperbarui: 15 Maret 2018   02:29 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahulu isinya adalah hasil bumi sekarang berubah menjadi makanan yang bisa dibeli, tidak diharuskan dari hasil kebun sendiri. Kami mendengarkan secara saksama sambil mengambil kue bolu di dalamnya.

Karena kami hanya pengunjung dan tidak mempunyai tujuan untuk beribadah, apalagi punya jabatan penting seperti gubernur, kami tidak bisa masuk pura dan hanya berkeliling di sekitarnya saja. Kami memantau dari luar saja.

mengintip dari luar (Dokumentasi Pribadi)
mengintip dari luar (Dokumentasi Pribadi)
Tapi untuk upacara Tawur, yaitu pembersihan alat-alat Pura secara simbolis yang dilakukan Pemangku (semacam ustad atau pendeta). Ada peserta yang beruntung yang sempat melihat langsung ritual ini, pada saat di kapal kayu mereka membawa peralatan Pura dan dicelupkan di air laut. Sayangnya saya tidak tahu. Jadi saya hanya menatap antusias foto-foto yang dikirimkannya.
Persiapan Upacara Tawur (dok. Diana)
Persiapan Upacara Tawur (dok. Diana)
Sempat hujan deras di sini tapi entah seperti memang diatur waktunya. Setelah mereka selesai melakukan upacara Tawur, baru hujan turun. Saya sempat ngobrol dengan seorang gadis berkebaya hijau di mana kami sempat berfoto bersama, tapi saya lupa tanya namanya padahal sudah bertanya panjang lebar yang dijawabnya dengan sabar sambil senyum-senyum penjelasan sederhana tentang upacara Tawur.

Pada saat itu mereka sedang beribadah, tapi si gadis ini tidak ikut membuat hati saya bertanya-tanya. Ternyata kalau "sedang halangan", perempuan tidak boleh mengikuti ibadah ini. Setahu saya hal ini juga berlaku kalau memasuki Pura, karena beberapa bulan yang lalu pada saat saya dan rombongan datang ke Pura Segara dan mau memasuki bagian terluar Pura oleh penjaganya ditanyakan hal ini. Waktu itu kami sedang beruntung, karena Pura tidak boleh dimasuki secara leluasa.

foto dulu (dok. pribadi)
foto dulu (dok. pribadi)
Hujan rintik-rintik halus mulai menerpa. Kami berpindah tempat ke bagian makanan yang menjual makanan khas Bali. Memburu makanan untuk mengisi rasa ingin tahu dan si perut.

Pada saat makan saya mendengar suara musik menggema lagi. Pikir upacara sudah selesai, tetapi kenapa ada suara musik berkumandang? Dengan cepat saya menghabiskan makanan dan berjalan ke luar.

Ternyata pada saat pulang, prosesi yang membawa peralatan Pura juga harus diiringi musik. Seru juga melihatnya. Sedikit mengambil dokumentasi dan pastinya lebih banyak berswafoto, ahahahay.

Prosesi saat pulang (dok. pribadi)
Prosesi saat pulang (dok. pribadi)
Hari Minggu ini, tanggal 11 Maret 2018, serasa ada di Pulau Bali dalam sehari. 

Mari melihat Jakarta dari sisi lain #EnjoyJakarta (...)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun