Prof. Komaruddin Hidayat dalam bukunya tentang Psikologi Kematian menguraikan tentang takut akan kehilangan ini. Ia mengutip Sigmund Freud, seorang Psychoanalysis dari Austria dengan teori yang paling terkenal tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku manusia.Â
Manusia menyimpan kerinduan yang dalam akan pengalaman indah yang hilang yaitu ketenangan hidup dalam alam rahim ibu. Sedemikian dalamnya kerinduan itu sehigga meninggalkan beban kejiwaan yang amat berat yang tidak bisa dihapuskan.Â
Sebagai gantinya, tanpa disadari seseorang selalu menciptakan substitusi dan kompensasi dengan cara membangun imajinasi ke depan berupa bayangan surga.Â
Lanjut teori Freud, secara psikologis, gagasan mengenai Tuhan dan surga itu semata ciptaan manusia untuk meringankan beban psikhis yang bersifat laten. Jadi gagasan ini muncul karena kondisi jiwa yang tidak sehat.
Sebagai teori tentu sungguh menarik untuk dikaji. Beberapa argumen bantahan diantaranya adalah bahwa manusia juga memilki kuasa untuk membangun kesadarannya sendiri dengan apa yang diyakininya.
Hidup yang Bermakna, Makna dalam HidupÂ
Menjalani masa pandemic ini, secara tidak langsung kita diajak berfikir kembali tentang hidup dan kehidupan yang bermakna itu. Telah lama saya tertarik ide untuk mendonasikan organ namun belum secara serius mencari tahu informasi tentang ini di dalam negeri. Saya mencoba mencari tahu dan bertemulah situs ini https://bankmataindonesia.org. Situs yang cukup informatif.Â
Dari informasi umum sampai syarat mendaftar, dan seterusnya. Situs ini menginformasikan jumlah donor mata di Indonesia jauh lebih sedikit dari jumlah kornea mata yang dibutuhkan orang yang mengalami kebutaan kornea.Â
Mereka menyebutkan banyak menerima donor kornea dari Srilanka, India, Belanda maupun Amerika Serikat. Disebutkan juga, jumlah calon donor kornea mata yang terdaftar di Bank Mata Indonesia sangat rendah bila dibandingkan dengan penduduk Indonesia. Ini tentu saja sangat terkait dengan kepercayaan, norma yang diyakini.Â
Seperti kita tahu dan dengar banyak mitos seputar donasi organ ini, walaupun kita tidak pernah tahu kebenarannya. Pada intinya praktek donasi organ bisa dikatakan tidak popular di negeri kita ini, bahkan mungkin banyak pertentangan.
Suami salah satu temen saya di group Empat Dara telah memulainya dengan mendaftar pada sebuah institusi resmi yang menyediakan layanan tersebut di negeri Paman Sam. Sungguh langkah mulia.Â