Setelah magrib, kami berangkat ke rumah paranormal tersebut.
Bayangan rumah paranormal yang penuh dengan gambar-gambar aneh hilang semua setelah saya memasuki rumah Bu Mar (begitu panggilannya). Rumahnya berada di pelosok-pelosok perkampungan kumuh. Orangnya sangat sedehana. Usianya mungkin sekitar 50an tahun. Penampilannya sama seperti ibu-ibu pada umumnya.
"Bu.. Maaf.. Tadi pagi saya dapat informasi dari Mbak Iis bahwa Ibu mengetahui pencuri yang masuk ke rumah saya", tanya saya membuka percakapan.
"Maaf Neng.. Sebetulnya sudah telat untuk mengetahui pencurinya.. Karena sudah lewat dari 24 jam", jawabnya.
"Tapi tadi pagi bukankah Ibu mengatakan ke Mbak Iis bahwa pencurinya sepasang suami istri?".
"Saya cuma bilang, pencurinya berdua.. Bisa perempuan bisa juga laki-laki..", kilahnya. Mendengar itu timbul rasa malas saya untuk bertanya lagi. Karena apa yang dikatakannya tadi pagi ke Mbak Iis sangat berbeda.. Kalau jawabannya begitu, orang mau meninggal pun bisa menjawab seperti itu.
Karena saya diam saja, maka dia mulai mengoceh menceritakan segala ilmu yang dimilikinya termasuk ilmu-ilmu santet yang dimiliki oleh saudaranya di luar kota.
Selama 20 menit dia mengoceh begitu.. Dan saya cuma melihatnya saja tanpa ekspresi. Mau pamit tapi belum ada kesempatan.
Melihat saya diam saja, tiba-tiba dia bertanya, "di rumah tinggal sama siapa?".
"Ber-4 Bu.. Saya dan 2 orang adik saya lalu ipar saya". Jawab saya malas.
"Hmmm... ", dia menundukkan kepalanya. "Biasanya kalau cara kerjanya seperti itu, bisa jadi adalah orang terdekat Neng.. Karena dia tahu seluk beluk suasana rumah..".