Mohon tunggu...
Lisdiana Sari
Lisdiana Sari Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer

Terus Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pesona Pariwisata Papua, Dari Wisata Bahari Sampai Ekowisata

30 Desember 2016   13:47 Diperbarui: 30 Desember 2016   13:59 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdebar menyaksikan Ikan Pari Manta yang begitu besar. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)

Potensi Ekowisata

Setelah mengetahui bagaimana potensi dan keunikan wisata bahari di Raja Ampat yang teramat eksotis, kiranya Papua juga perlu memperkenalkan kepada para pelancong, tentang betapa kayanya sumber daya alam provinsi paling Timur dari Indonesia ini. Termasuk, bagaimana misalnya perusahaan swasta mengelola program Corporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat sekitar.

Pesona wisata bahari Raja Ampat, masa depan potensi salah satu destinasi pariwisata Indonesia. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Pesona wisata bahari Raja Ampat, masa depan potensi salah satu destinasi pariwisata Indonesia. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Raja Ampat, wisata baharinya potensial sekali. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Raja Ampat, wisata baharinya potensial sekali. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Pulau Gosong di Raja Ampat. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Pulau Gosong di Raja Ampat. (Foto: KDC/Lisdiana Sari)
Apa yang telah dilakukan PT Freeport Indonesia (PTFI) dengan program CSR-nya, menurut saya, patut dan layak untuk diketahui secara lebih luas lagi. Artinya, sambil membuka “perjalanan wisata” yang diantaranya berfokus menyaksikan dari dekat program CSR PTFI yang begitu sarat manfaat bagi masyarakat. Boleh jadi, ini dikemas dalam perjalanan Ekowisata.

Diantara destinasi yang bisa dikunjungi misalnya, melihat bagaimana program ekonomi dilaksanakan sesuai CSR PTFI melalui kerjasama dengan pemerintah daerah setempat dan entitas masyarakat. Program terkait pemberdayaan ekonomi yang tetap menyokong kearifan lokal itu misalnya --- seperti yang termuat situs resmi PTFI ---, program perikanan tangkap yang telah dimulai oleh PTFI sejak 2009 dengan melibatkan LPMAK dan Koperasi Maria Bintang Laut (KMBL) dari Keuskupan Timika.

Program peternakan di Desa Wangirja (SP IX) dan Desa Utikini Baru (SP XII) ditujukan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat di kampung tersebut. Juga Program Kebun Sagu yang mengembangkan Kebun Sagu di Kampung Nayaro sebagai upaya awal untuk mencapai ketahanan pangan yang berbasis pada kearifan dan karakter lokal; Program Pertanian Dataran Rendah di SP IX, SP XII dan di kampung-kampung Kamoro dengan menargetkan pengembangan pemanfaatan lahan perkarangan melalui tanaman hortikultura; dan, Program Wanatani Kopi dan Hortikultura yang intinya merupakan pengembangan ekonomi masyarakat di dataran tinggi Amungme dengan berfokus kepada pengembangan usaha wanatani kopi, pendampingan budidaya tanaman hortikultura dan tanaman pangan. Produk yang sudah kondang tak lain adalah Kopi Amungme.

Ekowisata. Menampilkan peternakan ayam yang dikelola masyarakat sebagai program CSR PTFI. (Foto: Situs PTFI)
Ekowisata. Menampilkan peternakan ayam yang dikelola masyarakat sebagai program CSR PTFI. (Foto: Situs PTFI)
Kopi Amungme, jagoan banget. Bisa jadi andalan Ekowisata. (Foto: Situs PTFI)
Kopi Amungme, jagoan banget. Bisa jadi andalan Ekowisata. (Foto: Situs PTFI)
Kiranya, Ekowisata ini penting demi meningkatkan edukasi dan geliat roda perekonomian masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun