Mohon tunggu...
Retno Septyorini
Retno Septyorini Mohon Tunggu... Administrasi - Suka makan, sering jalan ^^

Content Creator // Spesialis Media IKKON BEKRAF 2017 // Bisa dijumpai di @retnoseptyorini dan www.retnoseptyorini.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inovasi Bulog untuk Kita-kita

2 Juni 2018   23:34 Diperbarui: 2 Juni 2018   23:51 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan data yang dilansir dari TribunNews.com, sejak bulan Januari hingga April 2018 lalu jumlah bahan pangan yang terjual melalui RPK di Jogja saja mencapai lebih dari 2 juta kilogram, meliputi 1.421.627 kg beras C4 medium, 221.555 kg gula pasir dan 130.062 kg minyak goreng. Kabar baik ini tentu mampu menjadi indikator ketertarikan masyarakat pada produk "KITA" besutan Bulog. Dari data di atas, terlihat bahwa masyarakat kini sudah tidak memandang beras Bulog sebagai beras no 2 lagi, malainkan masuk dalam daftar pilihan bahan pangan yang layak dikonsumsi sehari-hari.

Hal di atas tentu tidak lepas dari kerja keras Bulog dalam memperbaiki kualitas logistik mulai dari proses produksi, quality control hingga rebranding produk guna menyediakan bahan pangan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat luas. 

Selain itu Bulog juga telah memiliki sistem yang baik sehingga dapat menentukan harga eceran tertinggi  di bawah harga pasar sehingga berbagai produk "KITA" yang dijual melalui sahabat RPK banyak diminati masyarakat luas. Ketersediaan logistik, keterjangkauan harga dan kemudahan akses yang berpengaruh kuat pada stabilisasi harga sembako di pasaran tentu menjadi pertimbangan konsumen "KITA" di berbagai daerah. 

Belum lagi kalau masyarakat luas sampai tahu kalau ternyata Bulog juga bermitra dengan petani lokal, salah satunya diwujudkan dengan penandatanganan MOU dengan PT PERTANI (Persero) dalam mengolah gabah atau beras dalam negeri, juga melakukan pelaksanaan pembelian gabah atau beras secara nasional sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang tertuang dalam Inpres No.5 Tahun 2015.

Tahun lalu saja penyerapan gabah atau beras baik yang melalui melalui petani ataupun melalui mitra-mitra penggilingan mencapai 1.528.723 ton lho! Kalau produk-produk dalam negeri dibranding seapik ini, yakin nggak mau nyobain berasKITA, manisKITA ataupun produk komersial besutan Bulog lainnya? Kalau saya sih YES!

Salam hangat dari Jogja,

-Retno-

Sumber:

Bulog Bangun 50.000 Rumah Pangan Kita se-Indonesia, 2017

Bulog, Rpk dan Stabilisasi Pangan, 2018

Ini Syarat Mendirikan Rumah Pangan Kita dari Bulog, 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun