Mohon tunggu...
Lira VirnaSukaidah
Lira VirnaSukaidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menulis dan membuat cerpen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamu, di Masa Putih Abu-abu Ku

15 September 2024   20:50 Diperbarui: 15 September 2024   20:52 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama ku Lara. Saat ini aku sedang menempuh pendidikan tinggi. Dulunya aku adalah lulusan dari salah satu sekolah Madrasah Aliyah di Kabupaten Sumbawa.

Di masa Madrasah Aliyah, aku mengenal satu laki-laki yang sampai saat ini ke-istimewaan nya masih melekat pada diri ku. Namanya Alfan. Bagi ku dia adalah pria tampan dan pintar, juga jadi incaran banyak cewek.

Pertama kali aku mengenalnya di bangku kelas 10 MA. Rasa kagum dalam diri ku tumbuh, karena aku melihat dia berbeda dengan laki-laki lain, dari segi tingkat laku. Pasang mataku selalu meliriknya, namun malu untuk di ajak bicara. Terkadang juga lirikan kita bertemu.

Tak terhitung hari yang sudah terlewatkan, dia bukan lagi Alfan yang pertama kali aku kenal. Wajahnya tidak setelah kala itu lagi. Dia menjadi orang yang tidak ingin aku pandangan sekagum itu lagi. Perubahannya, berubah drastis.

Di akhir semester kelas 10, aku dan Alfan ikut bimbingan OSN. Kita berbeda mata pelajaran, tapi kita satu kelas bimbingan. Kebetulan juga sepupuku satu mata pelajaran dengan dia. Nama sepupuku Ahmad. Di kelas bimbingan, aku sering melihat Alfan dan Ahmad bercanda dan tertawa melihat ke arahku dan Alfan juga sering melirikku. Aku berusaha untuk tidak peduli dengan mereka. Setelah beberapa hari, ketika pulang sekolah, Ahmad menemuiku di teras kelas atas.

"Lira, ada yang mau aku sampaikan ke kamu" ucapnya.

"Apa itu Ahmad? " tanyaku. (sambil kita berdua melihat Alfan yang tengah jalan di lapangan basket)

 "Alfan nitip salam buat kamu" jawab Ahmad.

"Ohh, wa'alaikumussalam" ucapku sambil merenung.

" Udah, itu aja. Ayo kita pulang" ucap Ahmad sambil kita berjalan menuju tangga.

Selepas itu, aku tidak ingin memikirkan hal yang disampaikan oleh Ahmad. Keesokan harinya. Selepas aku menyelesaikan kompetisi OSN dan langsung ke kelas bersiap-siap untuk pulang. Pas aku sampai di depan kelas, arman menghampiri ku.

Aku terkejut, degdegan, gemeteran, semuanya campur aduk. Pertama kali bicara tatap muka dengannya.

"Laraa" sapanya.

"Iyaa"  jawabku.

"Bagaimana kemarin? Ahmad sudah sampaikan sesuatu ke kamu?" tanya nya sambil tersenyum.

"Ohh, ituu. Iya sudah" jawabku dengan senyum kaku.

"Kita bisa ga untuk lebih dari teman? " tanya nya dengan raut wajahnya meyakinkan.

"Maaf Alfan. Untuk sekarang aku gabisa jawab. Aku pulang dulu ya. Nanti kita bahas" sautku dengan penuh keraguan dan langsung pergi dari tempat itu.

Di sepanjang perjalanan pulang, dalam hatiku berkata 'bukan kamu yang sekarang yang aku mau Alfan! tapi kamu yang dulu!'

Sesampainya dirumah, dia mengirimi aku pesan WA dengan isi menanyakan jawabanku. Aku langsung menjawabnya dengan mengikuti isi hatiku.

"Alfan, bisakah kamu merubah sikap dan perilaku mu untukku? aku ingin kamu yang dulu, saat pertama kamu aku kenal kamu. Kamu yang dulu tidak banyak tingkah seperti sekarang"

Lalu dia menjawab pesanku
"Laraa, aku yang kamu kenal dulu adalah aku yang dalam proses adaptasi. Beginilah aku yang sebenarnya, dan maaf jika sifat dan tingkah aku tidak berkenan di hati kamu"

"Tapi aku mau berubah demi kamu" jawabnya lagi.

"Kita berkomitmen yah? Aku tunggu kamu" balas ku

"Iyaa Laraa" terakhir balasnya.
.... 


Setelah itu, beberapa hari di sekolah, di depan mataku aku melihat banyak perubahan baik pada dirinya. Berpakaian yang rapih dan penjagaan sikapnya. Tapi ada satu pesan suara miliknya yang memutus harapan dan kepercayaan ku. Aku juga tidak tahu pesan itu untuk siapa, yang jelas itu suara milihnya.
Bunyi nya 'Emang kamu siapa? Nyuruh-nyuruh aku untuk berubah'.
Pesan suara itu di share oleh salah satu temanku. Tanpa bertanya ke teman ku, hatiku sudah terlanjur sakit dan kecewa. Karena aku langsung berfikir kalau pesan itu memang tujuannya ke aku dan seolah-olah benar untuk ku, karena aku juga yang memintanya berubah.

Setelah itu, aku gamau tau tentang dia lagi. Lebih tepatnya pura-pura gamau tau dan pura-pura ga peduli. Dikarenakan ego kita sama-sama besar, tidak ada komunikasi di antara kita berdua untuk menanyakan kejelasan hubungan itu, akhirnya kita benar-benar jalan saling membelakangi untuk tidak saling peduli.

Tak lama kita sudah menginjak bangku kelas 11.Aku mulai bergaul dengan teman-teman cowo yang lain dan perlahan melupakan hal yang terjadi antara aku dan Alfan. Sampai kita berdua masing-masing punya seseorang yg di prioritaskan. Tapi aku? Aku belum benar-benar bisa melepaskan dia sepenuhnya. Dengan siapapun aku saat itu, arman tetap ada di bagian kecil hatiku.

Setelah beberapa lama, kita menginjak awal semester 2 kelas 11, aku dan Alfan mulai berteman baik, bahkan dia aku anggap sahabat atau teman baik. Masa itu, dalam lingkaran pertemanan kita ada lima orang, Aku, Dini, Alfan, Ahmad, dan Arya. Mereka adalah teman belajar dan bermain ku kala itu. Kita sering ngumpul bereng di kelas. Mereka juga jadi tempat bertukar cerita. Di dalam kenyamanan aku berteman dengan mereka, aku punya rasa nyaman yang lebih karena aku bisa berteman baik dengan orang yang aku cintai.

Setelah melewati hari-hari yang menyenangkan itu, pada suatu hari tepatnya hari kamis tanggal 11 Mei 2023, Alfan mengungkit masalah kita yang dulunya terjadi.

Posisinya aku sedang sendiri dan dia datang kenghapiriku.

"Laraa, ada hal yang mau aku tanya" ucapnya

Degg!! Hatiku langsung berdetak, seolah sudah tahu apa hal yang akan Alfan pertanyakan.

"Apa itu Alfan? " jawab ku.

"Kenapa dulu kamu tiba-tiba memutuskan komitmen kita?" tanya nya.

"Ada hal yang tidak enak dihatiku, gausah bahas itu yah?" ujarku.

"Apa itu karena aku?" tanya nya lagi.

"Iyaa, itu benar karena kamu. Coba difikirkan baik-baik, kira-kira masalahnya apa" jawabku dan langsung pergi meninggalkan dia dengan raut wajahnya yang heran.

Keesokan harinya, dua temui aku lagi sehabis Imtaq. Dia datangi aku bersama Arya.

"Laraa, aku benar-benar gatau salah aku apa pada saat itu. Jadi tolong kasih tau aku. Aku juga baru berani tanya kamu tentang hal ini sekarang." ujarnya

"Pesan suara mu yang isinya 'emang kamu siapa? nyuruh-nyuruh aku berubah' itu untuk siapa?? untuk aku kan? tanya ku dengan lantang

" Hahh!?" jidatnya langsung berkerut.

(Dia sembari mengingat)

"Emm.. ada orang yang share pesan suara itu ke aku dan aku ngerasa kalau tujuan pesan itu memang ke aku" ucapku.

"Coba kasih tau aku siapa yang share! Aku ga pernah kirim pesan kayak gitu buat kamu. Memang aku pernah bilang seperti itu, tapi aku bilangnya ke Dani. Bukan ke kamu!" ujarnya dengan nada tinggi.

Aku hanya terdiam menatapinya.

"Dengerin penjelasan aku Lara. Aku bilang seperti itu ke Dani karena dia tiba-tiba chat aku suruh aku berubah biar bisa dapetin kamu. Logikanya emang dia siapa suruh ku berubah? Kan?" ujarnya lagi seperti meyakini aku.
Disitu aku berusaha untuk percaya.

"Jangan di bahas lagi, aku percaya. Jangan cari masalah sama Dani ya" ucapku.

"Iyaaa" jawabnya dan langsung beranjak pergi.

Selepas pulang sekolah, dia mengirimkan bukti chat-nya dengan Dani. Akhirnya aku benar-benar percaya.

Lalu hatiku bertanya, 'Lantas sekarang apa tujuan kepercayaanku ini? ' aku dalam keadaan bingung.

Setelah itu kita menjalani hari seperti biasa. Di tanggal 16 Mei 2023,setekah chatingan panjang lebar membahas tugas, Alfan mengutarakan perasaannya dan aku menerima baik dia dalam hidupku. Aku seperti tidak peduli seberapa buruk dia, yang jelas aku benar-benar mencintai nya.

Di awal pacaran, dia adalah laki-laki terbaikku. Dia selalu punya waktu buat aku kapanpun. Aku tidak melihat sisi buruknya yang dulu. Sampai aku berharap pada dunia untuk ditakdirkan selamanya dengan dia.

Setelah banyak yang kita lewati, kini kita menginjak bangku kelas 12. Dia yang dulunya hangat, kian mendingin. Mulai muncul banyak masalah-masalah batu dalam hubungan kita. Masalah yang tak kunjung selesai. Dia yang merasa tersakiti, padahal aku juga sakit karenanya. Ego kita menang, tidak ada diantara kita yang mau menyelesaikan masalah lebih dulu. Pada akhirnya, sehabis solat zuhur di sekolah, dia menemuiku. 

Ternyata tujuannya menemuiku untuk menyelesaikan masalah plus hubungannya. Hati rasanya tidak terima untuk selesai dengan nya. Setelah semua harap yang pernah aku langitkan, ternyata kita harus selesai. Air mataku tak berhenti jatuh kala itu.

Kita selesai tepatnya di 4 bulan usia hubungan kita.

Setelah itu aku dipaksa untuk terbiasa hidup tanpanya oleh keadaan. Dia bukan lagi milikku dan bukan lagi temanku.

Di minggu ketiga setelah kita putus, aku mendapat kabar buruk.
Aku yang sedang duduk di bangku sambil mengerjakan tugas. Lalu Dini menghampiri ku.

"Laraa" sapanya.

"Iyaa" jawabku.

"Masih kamu simpan foto laki-laki itu? " tanya nya dengan raut wajah yang mengkerut

"Iyaa, masih. Emang kenapa? " jawabku dengan santai sambil tersenyum.

"Hapus semua fotonya, dia sudah punya cewek" sautnya dengan wajah yang teduh.

"Dinn seriuss!? Darimana kamu tau? " tanyaku dengan rasa tidak percaya.

"Teman-teman kita yang ngasih tau! Dia upload story foto cewek Laraa. Kita berdua di privasi" jawabnya dengan nada tinggi.

Hati aku benar-benar hancur, aku menangis dengan rasa tidak percaya dan tidak menyangka.
Tanyaku pada teman-teman ku " Secepat itu kah dia mendapat pengganti aku!? " (Dini memelukku)
Aku tidak berhenti menangis.

Setelah tau kabar itu, aku menjalani hari semakin berat. Melihatnya saja, mataku berlinang air mata. Sambil berkata dalam hati "kok kamu tega bikin aku sakit? "

Beberapa bulan berlalu, setelah melewati hari-hari yang penuh dengan air mata itu, akhirnya aku sampai di titik mengikhlaskan nya. Berkat teman-teman yang sellu ada dan mensupport aku. Meskipun aku tidak sepenuhnya ikhlas. Kehadiran laki-laki baru dalam hidup aku tidak bisa menggantikan posisi Alfan dalam hatiku.

Pada 6 Mei 2024,saat gladi bersih untuk hari kelulusan, mataku mencari-cari sosoknya. Hanya sekedar ingin melihatnya meskipun dari jauh, untuk mengobati rasa rindu aku.

10 hari berlalu, tepatnya tanggal 26 Mei 2024. Aku bersama teman-temanku pergi ke sekolah untuk mengambil buku tahunan milik kita. Disekolah aku bertemu dengan Alfan, aku berusaha untuk tidak peduli dengannya.

Sorenya pada hari itu, nomor yang tidak terdaftar di kontak hp ku mengirimi aku pesan WA. Aku tau itu nomornya Alfan, dan hati ku berkata 'setelah 8 bulan asing... '

A : "p"
L : "iyaa"
A : "tau nomor ini? "
L : "iya tauu"
A : "apa kabarmu? "
L : "alhamdulillah baik, kamu?" A :"syukurlah, baik jugaa"
L :"syukurlah"
A : "yaudah Laraa, sehat-sehat yaa" L :"iyaa, kamu juga"

Singkat pesan kitaa.

Lalu malamnya dia mengirimi aku pesan baru.

"Maaf aku chat kamu kayak gini, dulu aku egois ninggalin kamu. Tapi Begitulah keadaan kita. Rasa penyesalan dan bersalah tetap ada dalam pikiran ku, mungkin kamu udah bisa lupain aku atau bahkan sudah dapat pengganti. Tapi aku ingin perbaiki kesalahanku. Jadi aku nanya sama kamu, apa masih ada kedua untuk ku?" isi pesannya.

Saat membaca pesan itu, aku degdegan, hati tidak karuan, perasaan campur aduk. Aku seperti kehilangan akal untuk menjawabnya.

Setelah itu kita chatingan panjang lebar dan saling memaafkan.

Aku percaya dengan niat baiknya untuk merubah dan kita mulai semuanya dari awal.

Satu bulan berjalan, hubungan kita berjalan dengan baik-baik saja. Selebihnya dari itu, dia mulai sering hilang kabar, seperti perlahan menjauh dari aku, dia seperti tidak peduli dengan ceritaku, aku merasa sering dobohongi. Sekita dua minggu aku bertahan dalam hubungan seperti itu. Berkali-kali kita berusaha memperbaiki kesalahan, nyatanya hubungan itu semakin gambar.

Sampai tiba saatnya aku berfikir, Mungkin sebenarnya bukan aku orang yang dia mau. Aku memilih untuk mengakhiri hubungan itu, meskipun perasaan ku masih tetap sama.

Sebaik apapun aku menerima kekurangan dan keburukannya. Tapi belum tentu juga dia menerima aku dan bersyukur memiliki aku. Kembali bersamanya dikarenakan rasa cinta yang masih sama, tidak selamanya membuat aku bahagia. 

Ternyata aku hidup dengan kebiasaannya yang tidak bisa diterima oleh hatiku. Bukan hanya hidup dengan rasa cintaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun