Pernah dengar mengenai profesi Konsultan Homeschooling? Eh, homeschooling saja belum familiar apalagi Konsultannya ya. Tapi, sekarang saya akan jelaskan sedikit mengenai profesi yang kalau saya ramalkan beberapa tahun ke depan akan makin populer. Supaya lebih cepat saya ngetiknya, Konsultan Homeschooling akan saya singkat menjadi KH sedangkan Homeschooling akan saya singkat menjadi HS.
KH sendiri kalau di Indonesia belum banyak dikenal orang. Tapi, kalau di negara-negara barat sudah cukup populer. Awalnya, mereka adalah praktisi HS yang menjalankan proses pendidikan di rumah. Tidak mengantarkan anak ke sekolah maupun lembaga. Kalau anak dapat nilai jelek atau sifat dan perilakunya tidak membaik, mereka tidak akan marah pada pihak sekolah.
Karena dalam HS orangtua menjadi penanggung jawab utama proses belajar anak-anaknya.
Para orangtua ini memilih HS karena lebih adil dan ramah bagi anak. Prinsip belajar HS sangat berbeda dengan sekolah. Kalau sekolah, anak dituntut menguasai banyak materi dalam sekali waktu. Kalau HS, anak belajar sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas mereka. Kurikulum, metode dan standar belajar harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan kemampuan anak.
Dengan prinsip ini diharapkan potensi dan kelebihan anak semakin moncer terlihat. Kalau terlalu banyak dituntut dan diminta mempelajari hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan konteks rill kehidupan mereka, anak-anak justru bisa tertekan dan muak dengan kata belajar.
Para praktisi HS ini banyak membagikan pengalaman, pengetahuan dan keseharian mereka melalui blog pribadi atau jejaring sosial. Karena kemajuan teknologi, akhirnya kegiatan yang dibagikan ini banyak diakses oleh keluarga lain dari berbagai daerah.
Orang-orang kemudian banyak yang bertanya karena tertarik, penasaran dan ingin mengikuti jejak mereka. Semakin banyak yang bertanya dan meminta saran untuk menjalankan proses HS, akhirnya praktisi ini membuka jasa profesional. Dari sini, lahirlah profesi KH.
Tugas Konsultan Homeschooling
Lalu, apa saja tugas dari seorang KH ini? Apakah mereka hanya sekedar memberikan jawaban atas pertanyaan orang-orang mengenai apa itu homeschooling, bagaimana cara belajar dan mendapatkan ijazahnya?
Jelas tidak sesimple itu tugasnya. Berikut adalah detil tugas dan peran dari KH.
1. MEMBERIKAN EDUKASI HOMESCHOOLING
KH punya tugas mengedukasi masyarakat dan orang tua mengenai HS. Tujuannya bukan untuk memprovokasi orang-orang agar memilih HS ketimbang sekolah. Tujuannya adalah mengedukasi mengenai pilihan alternatif pendidikan. Bahwa untuk menjadi pintar, berpengetahuan dan sukses tidak harus ke sekolah.
Ada banyak caranya. Bisa melalui pesantren, sekolah alam, belajar di SKB/PKBM atau HOMESCHOOLING. Edukasi yang kami berikan bisa dilakukan melalui website, jejaring sosial, membuat buku, video yang dibagikan di youtube, mengadakan webinar, seminar dan pelatihan.
2. MEMBANTU KELUARGA MEMULAI HS
Banyak orang tua tertarik dengan ide dan gagasan HS. Karena HS memang memiliki fleksibilitas tinggi dan ini berbeda dengan sekolah yang mana kita perlu saklek mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah melalui kurikulum.
Sayangnya, fleksibilitas ini perlu pengorbanan dan perjuangan. Misalnya, kalau ke sekolah orang tua tidak perlu mikir soal kurikulum, bagaimana metode belajar anak dan cara anak dievaluasi oleh gurunya. Intinya sekolah itu paket lengkap dan orang tua tinggal terima bersih.
Dalam HS, paket lengkap seperti itu tidak ada. Orang tua perlu menyiapkan waktu untuk menyusun kurikulum, menentukan kegiatan belajar anak dan sesekali meluangkan waktu mengevaluasi perkembangan anaknya. Kalau sepulang kerja kita hanya perlu mengajari anak menyelesaikan PR, dalam HS kita harus memikirkan besok pagi anakku harus ngapain ya? Belajar apa ya?
Saat berbicara mengenai pendidikan, hal pertama yang biasanya ditanyakan orang adalah bagaimana bentuk kurikulumnya? Bagaimana saya bisa mengajar anak sendiri, sedangkan saya tidak punya background pendidik dan tidak berprestasi waktu sekolah.
Inilah yang banyak membuat orang ragu dan bingung saat baru akan memulai HS. Karena mereka sering menganggap homeschooling itu mirip sekolah. Jadi, yang ditanyakan adalah bagaimana cara mengajar dan apa kurikulumnya.
Disinilah peran KH itu dibutuhkan. Membantu orang tua yang tersesat dengan anggapan-anggapannya sendiri. Belum memahami betul cara kerja HS dan apa yang dibutuhkan di awal proses menjalankan HS.
Kalau Anda tertarik dengan HS, tapi bingung bagaimana cara memulainya, datanglah ke KH. Mereka bisa membantu mengatasi kebingungan Anda.
3. MEMBANTU MENGARAHKAN JALANNYA PENDIDIKAN KELUARGA HS
Jika Anda dan keluarga ingin menghilangkan penat dan memilih untuk pergi berlibur, maka Anda perlu menetapkan 'kemana Anda akan pergi' atau tempat tujuan.
Saat pertama kali memulai HS kita perlu menentukan tujuannya lebih dulu.
- Mau kemana arah pendidikan anak kita?
- Apa yang kita harapkan ada dalam diri anak kita?
- Apa harapan kita untuk masa depan anak?
- Apa yang kita inginkan setelah anak menyelesaikan pendidikannya?
- Keterampilan dan pengetahuan apa yang perlu dimiliki anak?
Setelah menetapkan tujuan, kita perlu menentukan metode dan strategi untuk bisa sampai ke tujuan dengan selamat.
Jadi, dalam HS kita memulai dari akhir. Berbeda dengan sekolah yang mana kita biasanya asal berangkat sekolah. Tujuan sekolah apa, kita sendiri kadang tidak paham.
Asal berangkat sekolah, ikut ujian, dapat ijazah, eh setelah lulus malah bingung. Karena tidak menetapkan tujuan sejak awal. Untuk hal yang sifatnya hiburan saja kita persiapkan dengan matang. Untuk masa depan pendidikan anak, masak kita asal jalan sih?
Biasanya orang tua yang ingin memulai HS, mereka bingung bagaimana cara membuat visi pendidikan. Nah, di sinilah peran KH juga dibutuhkan. Membantu orang tua menyusun visi atau tujuan pendidikan jangka panjang. Supaya proses pendidikan atau perjalanan HSnya bisa jelas, terarah dan pendidikan menjadi bernilai alias tidak mubazir.
4. MEMBANTU MEMBERIKAN PANDUAN PERJALANAN HS
Saat pertama kali mengenal dan menjalankan HS, banyak orang tua memiliki antusiasme yang tinggi. Biasa lah, kalau masih baru biasanya lagi senang-senangnya.
Setelah berjalan beberapa waktu, praktisi HS ini akhirnya menyadari bahwa ada banyak sekali resiko dan tantangan yang harus dihadapi. Mulai dari tekanan eksternal dari kakek-nenek, tetangga, kerabat yang merasa aneh kalau ada anak yang diam di rumah saat teman sebayanya berangkat sekolah sampai cemoohan yang menganggap anak HS tidak bisa sosialisasi.
Tak hanya itu, tantangan juga terjadi pada infrastruktur pendidikan yang belum bisa dinikmati oleh anak-anak dari jalur pendidikan informal. Contohnya perpustakaan yang bisa dijadikan tempat belajar. Kalau di luar negeri, kita bisa dengan mudah menemukan perpustakaan dengan fasilitas lengkap, teknologi canggih, gratis dan buka hingga malam hari.
Sedang di Indonesia, perpustakaan kota banyak yang tak layak dan pukul 5 sore sudah tutup.
Karena tekanan inilah biasanya muncul perasaan gamang, takut, khawatir dan emosi negatif lainnya muncul dalam diri para praktisi. Ternyata, HS tidak semudah yang saya pikirkan. Begitu biasanya pikiran mereka.
Jika praktisi HS tidak memiliki komitmen, keyakinan kuat dan memilih HS hanya karena sedang tren, mereka biasanya akan mudah menyerah. Untuk mengatasi hal ini, KH bisa membantu para praktisi. Kami bisa membantu mengurangi mental block yang sering dialami oleh para praktisi HS di pertengahan proses HS mereka.
Mental block yang sering dialami oleh praktisi HS antara lain; takut dan khawatir dengan masa depan anak, sosialisasi anak, takut tidak bisa mengajar dengan baik, merasa terbebani dengan peran dan tugas yang kompleks dll.
5. MENGHUBUNGKAN DENGAN KOMUNITAS HS
Salah satu solusi untuk mengatasi mental block yang saya sebutkan di atas adalah bergabung dengan komunitas HS. Banyak praktisi HS yang berjejaring di dunia maya, bertemu secara fisik, mengadakan kegiatan bersama dan sharing seputar perjalan HS mereka.
Ini akan menjadi kesempatan yang bagus untuk menambah pengetahuan, wawasan, mencari solusi masalah HS yang dialami, menguatkan komitmen Anda dalam menjalankan HS dan meningkatkan kemampuan sosialisasi anak HS Anda.
6. MEYAKINKAN PASANGAN YANG BELUM SETUJU
HS bukan hanya soal anak-anak. HS bukan hanya soal memindahkan sekolah ke rumah. HS bukan hanya soal mengajarkan anak materi pelajaran akademis.
HS memiliki makna luas yang mencakup pengasuhan dan pendidikan. Jika hanya ibu yang setuju dengan pilihan HS, maka HS akan tetap bisa dijalankan. Karena ibu memiliki peran dan tugas yang lebih banyak dalam proses pengasuhan.
Tapi, jika hanya ayah yang ngotot ingin HS sedangkan ibu belum setuju, maka proses HS ini sedikit sulit untuk dijalankan. Apalagi kalau ayah tidak ikut terlibat, melainkan hanya menagih hasilnya pada ibu. Kan di lapangan nantinya yang lebih banyak mengurus dan mendidik anak itu ibu.
Untuk Anda yang tertarik dengan HS, tapi pasangan belum setuju maka Anda bisa meminta bantuan pada KH. Konsultan Homeschooling bisa membantu Anda untuk meyakinkan pasangan bahwa HS adalah pilihan terbaik untuk keluarga Anda.
Tentu saja, kami tidak asal berkata IYA dan memaksakan kehendak salah satu pasangan. Kami akan menyediakan sesi konseling, berdiskusi soal harapan masing-masing orang tua mengenai masa depan pendidikan anak, menunjukkan banyak resiko yang harus dihadapi saat memilih HS dan menanyakan apakah mampu dan siap menerima resiko tersebut?
Keputusan apakah HS atau pilih jalur lain, itu terserah Anda dan pasangan.
Jadi Konsultan Homeschoolig, Harus Ambil Jurusan Apa?
Sampai dengan hari ini tidak ada jurusan khusus di universitas atau sekolah tinggi manapun untuk menjadi seorang KH. Seperti di negara-negara barat, awalnya mereka adalah praktisi. Orang yang terjun langsung dan mengerti kenyataan di lapangan.
Pengalaman itulah yang kemudian dirangkum menjadi teori dan dibagikan kepada praktisi HS.
Karena salah satu substansi HS adalah pendidikan berbasis keluarga, maka tiap keluarga akan memiliki gaya sendiri dalam menjalankan proses HS. Tidak ada standarnya. Teori yang dibagikan pun bukan untuk dijadikan panduan, melainkan wawasan supaya para praktisi tidak menjalankan HSnya dengan teknik trial and error. Meskipun di lapangan nantinya tetap akan bertemu dengan berbagai tantangan yang berbeda-beda.
Berapa Biaya Konsultasi ke KH?
Dalam laman Weird Unsocialized Homeschoolers, seorang KH menawarkan jasanya dengan harga kisaran Rp 550.000 untuk 3 kali konsultasi via email. Jika butuh konsultasi tambahan, biaya akan ditambah menjadi kurang lebih Rp 130.000 per email.
Konsultan HS lain yang menyediakan jasa profesionalnya dalam laman New York Homeschool Consultant, menawarkan paket jasa konsultasi bulanan dengan biaya Rp 3.250.000. Dengan biaya itu Anda bisa berkonsultasi melalui email sebanyak 3 kali per minggu dan 2 kali telepon selama sebulan dengan durasi per telepon 30 menit.
Apakah biaya konsultasi itu mahal? Jawabannya tergantung dari sisi mana Anda melihatnya. Kalau Anda membandingkan biaya konsultasi HS dengan biaya periksa anak ke dokter umum, maka jelas akan menjadi mahal.
Ingat! Dalam membandingkan, Anda perlu melihat fitur yang akan didapatkan. Dalam sekali praktik dengan durasi 3 jam, seorang dokter umum bisa memeriksa 20 sampai 30 pasien. Penyakitnya pun tergolong umum.
Sedang, konsultan homeschooling menyediakan waktunya secara khusus untuk membantu Anda dan keluarga. Untuk sekali konsultasi, kami fokus memperhatikan kebutuhan, harapan dan latar belakang keluarga Anda.
*Sekian sharing dari saya, kalau ada pertanyaan lain mengenai Konsultan HS jangan segan untuk bertanya di kolom komentar. Insyallah saya akan jawab. Salam kemerdekaan belajar!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI