Jika praktisi HS tidak memiliki komitmen, keyakinan kuat dan memilih HS hanya karena sedang tren, mereka biasanya akan mudah menyerah. Untuk mengatasi hal ini, KH bisa membantu para praktisi. Kami bisa membantu mengurangi mental block yang sering dialami oleh para praktisi HS di pertengahan proses HS mereka.
Mental block yang sering dialami oleh praktisi HS antara lain; takut dan khawatir dengan masa depan anak, sosialisasi anak, takut tidak bisa mengajar dengan baik, merasa terbebani dengan peran dan tugas yang kompleks dll.
5. MENGHUBUNGKAN DENGAN KOMUNITAS HS
Salah satu solusi untuk mengatasi mental block yang saya sebutkan di atas adalah bergabung dengan komunitas HS. Banyak praktisi HS yang berjejaring di dunia maya, bertemu secara fisik, mengadakan kegiatan bersama dan sharing seputar perjalan HS mereka.
Ini akan menjadi kesempatan yang bagus untuk menambah pengetahuan, wawasan, mencari solusi masalah HS yang dialami, menguatkan komitmen Anda dalam menjalankan HS dan meningkatkan kemampuan sosialisasi anak HS Anda.
6. MEYAKINKAN PASANGAN YANG BELUM SETUJU
HS bukan hanya soal anak-anak. HS bukan hanya soal memindahkan sekolah ke rumah. HS bukan hanya soal mengajarkan anak materi pelajaran akademis.
HS memiliki makna luas yang mencakup pengasuhan dan pendidikan. Jika hanya ibu yang setuju dengan pilihan HS, maka HS akan tetap bisa dijalankan. Karena ibu memiliki peran dan tugas yang lebih banyak dalam proses pengasuhan.
Tapi, jika hanya ayah yang ngotot ingin HS sedangkan ibu belum setuju, maka proses HS ini sedikit sulit untuk dijalankan. Apalagi kalau ayah tidak ikut terlibat, melainkan hanya menagih hasilnya pada ibu. Kan di lapangan nantinya yang lebih banyak mengurus dan mendidik anak itu ibu.
Untuk Anda yang tertarik dengan HS, tapi pasangan belum setuju maka Anda bisa meminta bantuan pada KH. Konsultan Homeschooling bisa membantu Anda untuk meyakinkan pasangan bahwa HS adalah pilihan terbaik untuk keluarga Anda.
Tentu saja, kami tidak asal berkata IYA dan memaksakan kehendak salah satu pasangan. Kami akan menyediakan sesi konseling, berdiskusi soal harapan masing-masing orang tua mengenai masa depan pendidikan anak, menunjukkan banyak resiko yang harus dihadapi saat memilih HS dan menanyakan apakah mampu dan siap menerima resiko tersebut?