Mohon tunggu...
Ayu Safitri
Ayu Safitri Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer dan Konsultan Homeschooling

Penulis dan Trainer untuk http://pelatihanhomeschooling.com/ Ikuti saya di Instagram https://www.instagram.com/missayusafitri/ Ikuti saya di Facebook https://www.facebook.com/missayusafitri Tonton dan subscribe VLOG saya http://bit.ly/apaituhomeschooling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lima Alasan Kenapa PR Tidak Mendidik Anak Kita

15 Maret 2018   11:19 Diperbarui: 15 Maret 2018   11:57 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu berkualitas bukan untuk membicarakan tugas sekolah. Tapi, untuk berbagi kesulitan, keluahan, membangun karakter, mengobrol santai agar bond makin kuat.

Anda mungkin berdalih, masih ada weekend.

Tunggu, apakah Anda yakin anak-anak saat weekend bersama Anda? Atau mereka malah lebih suka jalan bareng teman-temannya?

Cara melatih anak mengatur waktu adalah membiasakan mereka mengerjakan hal-hal yang bervariasi. Bukan menggelontorkan PR sebanyak mungkin.

LIMA, katanya pr menjadi wadah untuk mengecek pemahaman anak mengenai sebuah materi.

Mengecek pemahaman siswa adalah TUGAS GURU, bukan tugas PR. Guru yang terbiasa memberikan banyak pr untuk muridnya adalah guru yang TIDAK PERCAYA DIRI dengan kemampuannya mengajar.

Buktinya, anak diminta memahami sendiri dengan cara memberikan pr sebanyak mungkin. Kemudian, guru akan memeriksa pr tersebut.

Anak mendapatkan nilai 100, tapi guru tidak tahu apakah PR itu dikerjakan anak sendiri atau;

  • dikerjakan anak di tempat kursus dengan bantuan tutor
  • dibantu orangtuanya

Apakah ini bisa dikatakan mengukur pemahaman anak terhadap sebuah materi?

PR bukan untuk mengecek pemahaman anak. PR adalah salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengukur pemahaman. Yang menentukan anak paham atau tidak adalah guru.

Bukan hasil dari PR!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun