Mohon tunggu...
Ayu Safitri
Ayu Safitri Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer dan Konsultan Homeschooling

Penulis dan Trainer untuk http://pelatihanhomeschooling.com/ Ikuti saya di Instagram https://www.instagram.com/missayusafitri/ Ikuti saya di Facebook https://www.facebook.com/missayusafitri Tonton dan subscribe VLOG saya http://bit.ly/apaituhomeschooling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lima Prinsip Belajar "Homeschooling" yang Lebih Adil untuk Anak

25 Januari 2018   11:57 Diperbarui: 25 Januari 2018   12:01 3065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.PelatihanHomeschooling.com

Lha kalau apa yang diinginkan ternyata tak sesuai dengan latar belakang pendidikannya bagaimana? Kemudian, kita harus keluar biaya dan waktu lagi untuk mempelajari hal-hal yang dibutuhkan di dunia nyata. Nggak masalah kalau uangnya banyak, lah kalau uangnya ngepas?

Prinsip kelima adalah evaluasi berkelanjutan.Dalam sekolah, kita mengenal ulangan, UTS, UAS dan UN sebagai sistem evaluasi kompetensi anak-anak.

Evaluasi ini dilakukan secara periodik dalam jangka waktu tertentu. Misalya, UAS dilakukan tiap 6 bulan sekali. Sayangnya, evaluasi yang dilakukan ini hanya ada pada ranah kognitif.  Lalu, bagaimana dengan ranah afektif dan psikomotorik anak?

Memang saat ini kurikulum 2013 menyisipkan nilai perilaku seperti akhlak mulia, tapi pada kenyataannya nilai ini dibuat guru berdasarkan apa yang dilihat sekilas di sekolah. Bisa jadi anak bersikap manis saat di kelas untuk menarik simpati guru. Tapi, dalam keseharian di rumah maupun lingkungan bermainnya, guru tak benar-benar tahu dengan perilaku muridnya.

Dalam homeschooling, evaluasi berkelanjutan tak hanya dinilai dari ranah kognitif. 3 indikator yang menjadi fokus dalam evaluasi homeschooling;

  1. apakah pengetahuan anak bertambah
  2. apakah kemampuan anak makin terasah
  3. apakah anak bahagia dan enjoy menjalani kesehariannya?

Jika 3 hal itu tercapai, artinya perjalanan homeschooling kita berhasil. Jika ada salah satu indikator yang belum tercapai, maka kita perlu melakukan perbaikan. Apakah visi pendidikan yang belum sesuai dengan kondisi anak, apakah strategi yang disusun belum maksimal atau target keseharian yang dibuat terlalu tinggi.

Baiklah, pada akhirnya pilihan tetap ada di tangan orangtua. Apakah setuju dengan prinsip pendidikan homeschooling yang lebih adil bagi anak atau tidak. Karena masa depan anak-anak Anda sedikit banyak akan dipengaruhi oleh pilihan Anda dalam hal pendidikan. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun