Intinya, konsisten memperbarui ilmu. Jangan batasi diri dengan gengsi, apalagi merasa mentok hanya mampu membidangi satu hal seumur hidup.
Keempat,bagilah pemasukan Anda ke dalam beberapa pengeluaran secara jelas dan terarah. Pengeluaran tersebut antara lain,
- Kebutuhan sehari-hari; konsumsi, listrik, transportasi, tagihan telepon dan internet. (*Tambahkan sendiri sesuai kebutuhan penting Anda)
- Cicilan rumah/kendaraan/barang elektronik. (*Jika ada. Jika tak ada, ya Alhamdulillah) Jangan melakukan kredit untuk benda apapun jika memang pemasukan Anda belum mampu mencapainya. Pemasukan memang cukup untuk membayar DP dan cicilan /bulan. Tapi, bukankah benda yang dibeli membutuhkan perawatan? Seperti mobil yang butuh bahan bakar tiap kali jalan, perawatan intensif agar awet dan pajak tahunan yang harus dibayar. Hitung dulu semua pengeluaran Anda, perhatikan apakah benar-benar membutuhkan atau demi gengsi semata. Tanyalah teman yang pernah kredit, apakah ada biaya tambahan atau biaya tersembunyi. Pikirkan matang-matang sebelum memutuskan kredit!
- BPJS kesehatan (*Jika ada. Jika tak ada, tetap sisihkan sebesar 5% dari gaji sebagai simpanan kesehatan)
- Lakukanlah investasi. Sebab di usia muda, kita belum memiliki banyak resiko. Belum ada tanggungan anak-keluarga, jadi kita lebih leluasa memanfaatkan pemasukan. Kalau pun gagal, fisik ini masih gesit untuk bangkit lagi. Saham menjadi pilihan saya untuk berinvestasi sebab keuntungannya akan kita rasakan dalam jangka panjang. Ini sesuai dengan tujuan saya, yakni sebagai cadangan masa depan. Saya paksa diri ini untuk menunda kesenangan, tidak membeli barang-barang konsumtif dan disiplin menyisihkan 10% dari gaji untuk membeli saham. Jika tak tertarik pada saham, ada banyak pilihan investasi lain. Seperti emas, deposito atau properti.
- Jangan lupa menabung! Saya tak pernah menyisihkan besaran khusus untuk menabung. Setelah kebutuhan di atas terpenuhi, semua pemasukan saya masukkan kategori tabungan.
Sekalipun tabungan masuk kategori investasi, tapi saya membedakan 'maksud' investasi dan tabungan.
Investasi benar-benar tak boleh disentuh. Ianya saya ciptakan untuk masa pensiun kalau memang diijinkan Tuhan hidup sampai waktu itu. Saya berharap bisa menikmati masa tua tanpa bingung kemana harus mencari penghidupan. Saya berharap hidup tenang di masa tua tanpa mengandalkan anak-cucu.
Tabungan sendiri gunanya untuk uang cadangan yang sifatnya mendadak seperti; kecelakaan, kematian atau kebutuhan ibadah; zakat, berangkat haji, umrah, berkurban. Sebab itu, alokasi uang yang disisihkan tiap bulan untuk menabung harus lebih besar ketimbang yang lain.
Saya tidak takut untuk menabung di bank. Sebab lebih aman, terhindar dari pencurian, perampokan atau kebakaran. Bank tempat saya menabung pun telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Semua bank konvensional dan syariah di Indonesia sudah dijamin keamanannya oleh LPS. Apabila Anda lebih tertarik menabung di bank asing, Bank Swasta Nasional, Bank Pembangunan Daerah dan Bank milik pemerintah pun tak perlu ragu.
Lembaga pemerintah ini menjamin simpanan kita aman saat terjadi sesuatu terhadap bank. Jika uang dalam rekening kita masih masuk dalam nilai simpanan yang dijamin LPS, maka nasabah bisa mengajukan klaim dan meminta ganti.
Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank sebesar Rp 2 milyar. Namun, ada syarat yang perlu nasabah penuhi lebih dulu sebelum melakukan klaim.
- Simpanan kita tercatat dalam pembukuan bank
- Kita tidak memperoleh bunga simpanan melebihi tingkat suku bunga wajar yang ditetapkan LPS /nasabah tidak menerima imbalan tak wajar dari bank
- Kita tidak melakukan tindakan yang membuat bank merugi, seperti kredit macet
Jika syarat di atas sudah terpenuhi, nasabah bisa mengajukan klaim paling lambat 5 tahun sejak izin usaha bank dicabut. Kemudian, LPS akan mengganti simpanan kita sesuai dengan jumlah saldo yang dijaminnya paling lambat 5 hari kerja setelah data-data kita terverifikasi.
Uang kita benar-benar aman di bank! Kalaupun terjadi resiko pada bank, langkah pengajuan klaim ke LPS tidak berbelit-belit.