Bukankah dengan modal pikiran positif, sehat fisik, yakin pada Tuhan dan akur dengan tetangga, jalan kita menuju sukses material jadi lebih ringan?
Kedua, kita tiru Ippho Santosa yang menerjemahkan Sukses sebagai SUKA PROSES. Jangan terburu-buru ingin meraih segalanya dalam sekali waktu. Setia dan nikmati dulu yang kecil, sembari mengusahakan yang besar. Seperti itu pola sehatnya!
Melihat tetangga renovasi rumah, kita merasa tertinggal. Mendengar teman beli mobil, kita merasa kalah. Ingat! Kita tak tahu apa yang telah mereka lewati untuk sampai pada tujuannya. Ingat juga kalau kemampuan dan kapasitas kita berbeda dengan yang lain.
Seperti cacing yang menelan babi lalu bengkak perutnya. Padahal kapasitas dirinya tak sebesar ular. Jadi, jangan samakan gaya hidup Anda dengan orang lain. Kalau dipaksa untuk sama, kita bisa menelan kesakitan seperti cacing.
Ketiga,jangan membatasi diri.Tiga modal yang telah Tuhan titipkan dalam diri kita; mental, fisik dan waktu 24 jam jangan disia-siakan.
Kerja keras saja tak cukup! Kita juga harus bekerja cerdas. Sekalipun ngantor 40 jam dalam seminggu, sebenarnya kalau mau mengutak-atik waktu kita masih bisa menyempatkan diri guna mencari tambahan pemasukan.
Bukan ngoyoatau mengejar dunia. Karena fakta menunjukkan segalanya membutuhkan uang, kita harus makin giat menjalani hidup.
Nasihat nrimo ing pandumhanya berlaku bagi mereka yang agresif mengejar dunia hingga melupakan Tuhan dan sesama. Kalau saya dan pembaca yang kerjanya biasa-biasa saja, masih punya banyak waktu molor, bengong atau kelayapan tanpa tujuan, pesan ITU TAK BERLAKU!
Kalau Anda punya hobi menulis, sempatkan mengikuti event blog competitiondari Kompasiana/situs lain. Sembari melatih dan menilai kemampuan menulis, siapa tahu Anda pemenangnya!
Tak hanya bekerja dan joinberagam lomba menulis, saya pun belajar menanam sayuran dengan teknik hidroponik.
Dengan tujuan, supaya nggak gendhengmenghadapi lingkungan yang makin materialistis. Supaya fisik makin sehat sebab kandungan kimiawi dalam sayuran terkendali. Supaya pengeluaran untuk sayur terkontrol sebab tak perlu beli di pasar. Yang lebih penting, kalau makin pintar bercocok tanam, saya bisa jual ke pasar untuk tambahan pemasukan.