Jika sampai penjelasan sekarang ini kita berkesimpulan bahwa otak, sang penerjemah "dunia luar", juga merupakan bagian dari "dunia luar" itu sendiri, lantas siapakah sebenarnya yang dapat melihat, mencium, memegang, meraba, mendengar, tanpa melalui indera dalam tubuh kita? Dia tentu adalah sebuah zat yang tidak tergolong materi, sosoknya absolut, dan bersumber dari kekuatan Ilahiah. Itulah ruh. Nyawa kita sendiri. Ruh yang telah Allah tiupkan sejak usia ke-4 bulan kita dalam kandungan ibu kita. Itu lah sosok yang sebenarnya ada dan bersifat kekal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H