PE-RU-BA-HAN mungkin merupakan satu dari banyak kata yang kita tahu untuk menggambarkan apa itu online journalism. Kata perubahan dipilih karena erat kaitannya dengan karakter multimedia yang menuntut untuk serba bisa. Didalamnya harus mencakup gabungan dari jenis-jenis media. Seperti televisi, radio, audio dan teks.Â
Nah, karenanya dunia jurnalistik masa kini juga turut berkecimpung di media online. Bukan berarti untuk meninggalkan media konvensional. Melainkan untuk semakin melengkapi kebutuhan informasi yang cepat dan akurat. Kita dihadapkan pada kenyataan masa kini. Bahwa web tidak hanya teks. Ada banyak pilihan untuk meng-update sebuah informasi dari suatu web dan tidak melulu soal berita. Bisa juga ada musik dan seni. Tentunya dalam wujud audio dan video, video, maupun hanya audio saja.
Poin-poin dibawah ini akan menjelaskan sekaligus menjawab pertanyaan apa yang membedakan media online dengan konvensional saat ini. Yang tentu saja perbedaan bukan dinilai dari segi fisik saja yang jelas beda. Dan bukan berarti perbedaan itu tidak melengkapi.
Pertama, didalam sebuah situs media online mencakup berita-berita tidak hanya dari satu negara saja, melainkan berita dari seluruh dunia bisa tercakup pada satu wadah media online. Jadi, kita sebagai khalayak dapat mengikuti perkembangan informasi yang tidak hanya dari negara sendiri atau negara yang ingin kita ketahui saja. Bisa saja hal ini membantu khayalak dalam memperoleh data untuk sebuah penelitian misalnya. Atau untuk membantu sebuah negara berkaca pada sebuah peristiwa untuk semakin memperbaiki diri.
Kedua, pada laman media online saat ini tidak hanya menampilkan berita-berita yang ada di koran maupun yang tidak di koran. Khalayak juga bisa menikmati fasilitas lain yang disediakan web tersebut. Bisa ada televisi alias berita ditampilkan layaknya berita di tv. Â Bisa juga ada siaran radionya, seperti dialog interaktif. Bahkan ada juga audio hasil jajak pendapat. Sehingga khalayak pengakses media online dapat mendengarkan apa yang dikatakan oleh masyarakat tentang isu yang diberikan.
Ketiga, video tidak hanya televisi. Audio tidak hanya radio. Melainkan ada berita, live streaming, tulisan para jurnalis, bahkan tulisan para netizen atau jurnalisme warga. Kedua media tersebut kini tidak hanya bisa didengarkan dan dilihat, melainkan juga memuat lokasi sebuah berita tersebut. Bahkan kelanjutan dari berita tersebut turut disertakan.
Keempat, mungkin kalian hanya berpikir bahwa jurnalis televisi hanya akan menulis ketika diperlukan untuk sebuah tayangan televisi itu sendiri. Ternyata kini, jurnalis televisi juga dituntut untuk dapat menulis bukan hanya untuk tv, melainkan untuk dinikmati diseluruh media. Tentunya bukan sekedar tulisan pendek, ringkas, dan jelas seperti yang kita tahu di tv. Melainkan tulisan-tulisan panjang layaknya berita di media cetak. Alias tulisan lebih kompleks dan detail.
Kelima, bahwa dengan masuknya dunia jurnalistik ke media online tentu berita-berita yang disajikan dapat dikumpulkan atau digabungkan. Mungkin disini yang dimaksud ialah bahwa berita yang sejenis dapat dikategorikan untuk mempermudah aksesnya. Ini akan sama halnya bahwa berita dapat juga disortir alias untuk mempermudah mengakses berita yang menarik. Jika sudah begini, tentu saja berita juga dapat diperingkat. Ini digunakan untuk mengetahui isu apa yang menjadi daya tarik terbesar di publik.
Keenam, online memungkinkan banyak platform, multi platform, atau link yang memperbanyak pilihan yang akan disuguhkan ke audiens. Dan memungkinkan juga menghapus batas-batas akses media. Sehingga media dapat diakses secara bebas.
Bahwa sesunggahnya dunia jurnalistik yang kini merambah media online tentu ada plus minusnya. Kita dihadapkan pada situasi masyarakat yang umumnya masih bergumul dengan media konvensional. Bukan berarti juga bahwa nantinya media online akan perlahan tapi pasti menghilangkan media konvensional. Sebetulnya semuanya saling bersinergi.Â
Media konvensional dapat mengembangkan apa yang dalam praktik medianya tidak bisa ia lakukan. Padahal keinginannya untuk membuat masyarakat tahu sangat besar. Â Seperti yang dilakukan Kompas misalnya, sekarang di media onlinenya tidak hanya TV melainkan ada Visual Interaktif Kompas (VIK). Disitu terpapar tulisan dan audio visual yang mudah dimengerti sekaligus sangat menarik. Ini tentunya dibuat bukan tanpa tujuan. Melainkan melihat pasar yang saat ini sulit menerima media konvensional yang bahasa dan tulisannya sulit diterima. Terlebih bagi masyarakat dengan usia muda.