Manusia Penyebab utama terjadinya korupsi adalah akar dari keserakahan, dan jika sikap masyarakat bersifat materialistis dan bentuk pemerintahan masih hanya bergantung pada materi maka korupsi dan politik keuangan dapat diusung.Pada titik ini, banyak pejabat pemerintah yang cenderung melakukan korupsi. K
ekayaan diperoleh melalui korupsi, dan ketika keinginan untuk menjadi kaya tidak lagi terkendali, korupsi menjadi mudah dilakukan. Gaya hidup konsumeris tanpa penghasilan yang cukup dapat membuka peluang terjadinya korupsi untuk memenuhi tuntutan konsumeris.Â
Longan (2017) menyatakan bahwa orang yang melakukan korupsi karena keserakahan dan sikap materialistis harus ditindak tegas.Karena lemahnya keimanan dan akhlak, seseorang mudah tertarik pada pola hidup konsumeris, serakah, dan nafsu berlebihan terhadap kekayaan sehingga berujung pada korupsi
 b.Faktor Keluarga dan MasyarakatÂ
Dorongan untuk melakukan korupsi dapat datang dari orang lain atau dari masyarakat yang memberikan peluang untuk melakukan korupsi. Faktor eksternal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, perilaku koruptif dapat didorong oleh motivasi keluarga.
Menurut aliran perilaku, aspek sosial dan kemasyarakatan seringkali menjadi pendorong terbesar untuk melakukan perilaku tersebut. Memang, faktor keluarga seringkali memberikan perlindungan dibandingkan hukuman bagi keluarga yang menyalahgunakan wewenang khusus dalam kasus korupsi.
 Kedua, masyarakat termotivasi untuk melakukan korupsi karena masyarakat penuh dengan budaya, keyakinan, dan nilai-nilai yang korup (Rongan, 2017). Kebiasaan korup dapat berujung pada korupsi. Ketiga, kurangnya kesadaran masyarakat bahwa korban utama korupsi adalah masyarakat itu sendiri.
 c.Faktor Ekonomi dan Politik
 Secara politik, kontrol sosial merupakan suatu proses yang perlu dilaksanakan agar tidak semua orang melakukan korupsi seperti yang diharapkan masyarakat (Rongan, 2017). Kontrol sosial ini dicapai oleh lembaga-lembaga negara yang terorganisir secara politik dan LSM yang menjalankan berbagai fungsi. Lemahnya kontrol sosial terhadap korupsi memungkinkan praktik korupsi menyebar tanpa terkendali di masyarakat (Rongan, 2017).
 d.Faktor OrganisasiÂ
Adanya budaya organisasi dapat menimbulkan terjadinya korupsi dan berdampak besar terhadap anggotanya. Oleh karena itu, jika budaya perusahaan sulit dikelola dengan baik, maka dapat menimbulkan kondisi yang tidak menguntungkan dalam organisasi. Aspek organisasi itu sendiri dapat berkontribusi terhadap korupsi. Pertama, supervisor dan manajer kurang memiliki perilaku yang patut diteladani.Â